Rabu, 25 Maret 2009

Hati Ber-logika

Einstein, sebagai seorang ilmuwan fisika terkemuka, sebaliknya sangat menghormati Tuhan sebagai suatu kekuatan misterius di alam yang mengatur keseimbangan di alam. Ia menghormati keberadaan Tuhan sebagai suatu ‘energi’. 
Dan ia tidak membenci Tuhan atau menganggap Tuhan sebagai suatu benda. Ia punya pemahaman tersendiri tentang Tuhan. Ia mengakui bahwa Tuhan itu ada. Secara pribadi, Einstein adalah sedikit dari kalangan ilmuwan yang sangat bersemangat berbicara masalah teologi.
Semua orang punya pemahaman tersendiri tentang Tuhan. Baik diakui maupun tidak.Inilah poin dari destruksi nilai ketuhanan pada manusia. Pemahaman mereka akan Tuhan. Pemahaman yang terbentuk dari ilmu, lalu formulasikan oleh lingkungan dan pengalaman. Sebahagian mengikuti petunjuk dari nurani, sebahagian lagi akhirnya tersesat.
Alangkah baiknya jika Tuhan tidak dipahami dengan logika, karena akal manusia yang dangkal dan picik tidak akan mampu memahami dan menafsirkan Tuhan sebagaimana Ia memahami diri-Nya sendiri.Daripada mencoba merumuskan Tuhan hingga dapat diturunkan dalam sederetan rumus dan persamaan matematika, mengapa tidak mencoba untuk memahami Tuhan dengan hati saja? 
Memang Tuhan tidak mustahil dipahami dengan akal. Namun pemahaman Tuhan dengan hati menjadikan kerumitan masalah konsep ketuhanan menjadi lebih sederhana. Kesederhanaan yang sebenarnya lebih disukai manusia. Kesederhanaan yang membuat manusia sadar mengenai kebutuhannya akan kehadiran Tuhan.Apa yang membuat manusia membutuhkan Tuhan? Tidak lain dan tidak bukan karena manusia menyadari, bahkan di bawah alam sadarnya, bahwa manusia adalah bakteri mikroskopis di tengah jagad raya, yang jauh lebih lemah dari bayi tikus sekalipun. 
Manusia menyadari dengan mata hatinya bahwa alam semesta yang bergerak dengan keteraturan yang sistematis ini tidaklah mungkin dilahirkan dengan kebetulan atau sebab akibat belaka.Banyak orang dalam sejarah yang telah lebih dulu memahami Tuhan dengan hatinya dan memutuskan bahwa Tuhanlah yang terbaik. Chernenko, seorang pemimpin Uni Soviet yang berpaham komunis, misalnya. Mengakui pada saat sakitnya yang tak tersembuhkan bahwa hanya tuhanlah yang dapat menjadi sandaran dan harapan terakhir manusia.
Semua ungkapan ketidakpedulian pada Tuhan hanya lahir dari kepicikan akal manusia belaka. Namun pada akhirnya, sengaja atau tidak, manusia akan tetap berlabuh dan bersandar pada Tuhan, satu-satunya tempat dimana jiwa manusia dapat terlepas dari terkukungan dan bersih dari segala sampah logika yang memuakkan.

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...