Pepatah Arab mengatakan, “Pemuda sejati bukan dia yang berkata,
‘Ini bapak gue’. Tapi dia yang berkata, ‘inilah gue...!’.”
Orang perlu mengambil sebuah peran atau pekerjaan lalu dikaitkan
dengan dirinya. Ya, pekerjaan sama dengan dirinya. Hal ini penting biar dia
mengerti siapa dirinya dan bisa memposisikan perannya secara maksimal. Dalam
bahasa yang lainnya, jiwailah pekerjaan Anda sepenuhnya. Afirmasi positif
terhadap diri bisa Anda terapkan secara terus menerus. Biar Anda tidak larut
dalam kesenangan yang memalingkan. Atau sebuah keadaan menarik, yang membuat
Anda lupa jati diri Anda. Misalnya, katakan “Kalau tidak saya, siapa lagi. Saya
lah orangnya dalam bidang ini. Pekerjaan ini Gue banget!”. Kalimat ini
bisa ampuh khasiatnya untuk alam bawah
sadar Anda. Sehingga Anda seperti selalu terjaga untuk “berada di relnya”.
Pada awalnya, Anda harus tentukan dulu bidang apa yang sangat Anda cintai. Bidang apa yang paling
menarik Anda dalam hidup ini. Ada kebingungan? Itu pasti. Tapi yang penting
Anda segera memutuskan untuk mengambil satu atau dua dari semua itu. Kalau Anda
dibuat bingung terus, itu menandakan Anda belum siap untuk menjadi dewasa
sebenarnya. Hanya orang yang tidak punya keberanian yang menunda-nunda
keputusan. Ini bahaya! Kenapa? Begini!
Konon ada dua orang filosof besar, mereka guru murid. Suatu hari
datanglah, seorag murid itu kepada gurunya dan bertanya tentang cinta.
“Wahai guru, ajarkan kepadaku tentang cinta?”
“Jadi benar kau mau tahu tentang cinta?” (Anak muda ini sudah mulai
dewasa kali ya, begitu mungkin pikir sang guru).
“Benar guru, saya ingin tahu apa itu cinta?” Mendengar penegasan
dari muridnya, sang guru tidak langsung memberi jawaban, tapi malah memerintah.
Pagi-pagi betul, sang guru berkata kepada si murid yang muda dan bertubuh
atletis itu.
“Sekarang, kamu pergi ke sebuah hutan. Cari dan temukan sebuah
bunga paling indah dan paling bagus dari sekian bunga yang ada. Lalu bawa bunga
itu kepadaku”
“Hanya itu guru?” Tanya si murid.
“Ya, hanya itu”. Jawab sang guru singkat.
Pergilah si pemuda ini ke sebuah hutan nan jauh. Dia mulai mencari
bunga paling indah dan paling bagus pesanan sang guru. Benar, dia menemukan
sebuah bunga yang sangat menari perhatiannya. Bunga itu memang bagus. Tidak
hanya harum, tetapi cantik dan indah. “Wah, ini dia bunga pesanan guru”,
gumamnya. Dia akan memetikanya. “Ups, jangan-jangan di dalam sana, masih ada
yang lebih bagus dan lebih indah, lebih harum dari ini yaa...” gumamnya, saat
hendak memetik bunga itu. Akhirnya, dia pun menunda dan tidak memetik bunga
itu. Dia memilih terus jalan ke semak belukar untuk mencari bunga “yang
mungkin” lebih indah dari bunga pertama.
Benar sekali, dia menjumpai sekuntum bunga yang sangat indah,
sangat menarik. Dia pun hendak memetiknya. Lagi-lagi, saat hendak memetiknya,
muncul lagi gumam di hatinya, “Jangan-jangan di sana masih ada bunga yang lebih
indah dari ini”. Begitu terus hingga bunga ketiga, keempat, kelima dan
seterusnya. Hingga dalam pencariannya, dia lupa waktu. Dia sudah tidak ingat
lagi, bahwa matahari telah mulai tidur ke perenduannya. Ya, matahari telah
lengser ke ufuk barat di bawah kaki gunung. Langit merah dan malam mulai
merayap. Dia pun tidak ingat lagi, dimana tempat bunga-bunga tadi letaknya.
Hingga dia kembali pada gurunya, tanpa membawa sekuntum bunga pun! Game over!
“Mana bunga yang saya pesan itu?” Tanya sang guru.
Dengan beribu dalih sebelumnya dan menceritakan keadaan jiwanya
saat hendak memetik bunga, akhirnya si murid berkata dengan nada lesuh, “Saya
tidak membawa apa-apa guru. Saya bingung...”
Dengan nada agak pelan, sang guru berkata, “Itulah cinta!”
Cinta itu, ketika Anda berani memilih dan memutuskan. Terlalu
banyak bunga-bunga dalam kehidupan ini, tapi Anda harus segera memutuskan.
Ambil satu-dua peran. Lalu berlombalah dengan memaksimalkan potensi Anda di
dalamnya. Putuskan sekarang juga, mumpung mentari masih bisa Anda nikmati
sinarnya. Mumpung nyawa masih dikandung badan. Mumpung kekuatan dan kesempatan
masih ada.
Waspada! Itulah satu-satunya yang diperlukan di era globalisasi
ini. Dimana bukan hanya hiburan yang sangat menarik perhatian seseorang, hingga
informasi pun sangat menarik Anda. Kalau Anda sampai ikut-ikutan atau terbawa
arus, sangat bisa jadi Anda sulit meraih tujuan Anda dalam hidup. Ya, mungkin
tujuan hidup saja masih kurang bagi Anda, apalagi mereka yang masih muda.
Tujuan dan keinginan itu perlu dipermantap lagi dengan selalu menjiawai
pekerjaan kita. Kalau perlu, gambarlah diri Anda sendiri dalam pikiran Anda.
Bisa juga seorang tokoh yang Anda kagumi. Mau seperti apa Anda lima tahun
mendatang, sepuluh tahun mendatang, dan seterusnya. Mereka yang lebih cepat
sampai di puncak pendakian adalah mereka yang fokus dan terus berada pada
relnya. Walau pun kecil yang dilakukannya, itu sebuah perkembangan dan
kemajuan. Sebaliknya, kalau tidak punya afirmasi positif dengan menjiwai apa
yang dilakukan, walau nampaknya banyak yang dilakukannya tapi sebenarnya dia
masih diam ditempat.
Orang yang menjiwai pekerjaannya dan mengambil
peran dengan sengaja padanya, akan selalu sadar bahwa mereka sedang dalam medan
pertandingan. Ibarat atlet lari, dia kini sedang berlomba lari dengan ratusan
atau bahkan ribuan orang lainnya di bidang yang sama. Orang yang seperti ini,
tidak terlena dengan sorakan dan tepuk tangan penonton. Pun dia tidak merasa
sedih dengan cacian dan makian komentator itu. Dia mengerti apa yang harus dia
pertahankan, usahakan dan kerjakan. Dan apa yang harus dia abaikan. Ya,
begitulan untuk bisa cepat kita mesti tahu mana yang mesti diperhatikan dan
mana yang mesti diabaikan. Mana yang mesti dikerjakan dan mana yang mesti
dilemparkan kepada orang lain. Dia tahu betul tugasnya. Pun dia pandai membagi
tugasnya kepada orang lain. Bahasa kerennya, “The right man on the right
place. The right man on the right job”.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk
diskusi juga di @tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan
intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Semoga jadi media silaturahim yang membawa
banyak manfaat…J