Terinspirasi pernyataan Nabi Muhammad SAW,
riwayat Muslim dari Anas, sebagai berikut: “Kamu sekalian lebih mengetahui
tentang urusan duniamu.”
Hadis
ini mempunyai sebab wurud. Pada suatu saat, Nabi lewat di hadapan para
petani yang sedang mengawinkan serbuk (kurba pejantan) ke putik (kurma betina).
Nabi berkomentar, “Sekiranya kamu sekalian tidak melakukan hal itu, niscaya
kurmamu akan baik.” Mendengar komentar itu, para petani lalu tidak lagi
mengawinkan kurma mereka. Setelah beberapa lama, Nabi lewat kembali ke tempat
itu dan menegur para petani, “Mengapa pohon kurmamu itu?” Para petani lalu
melaporkan apa yang telah dialami oleh kurma mereka, yakni banyak yang tidak
jadi. Mendengar keterangan mereka itu, Nabi lalu bersabda sebagaimana yang
dikutip di atas (lihat Shahih Muslim, Juz IV, hlm 1836).
Dari
hadis dan sabab wurud-nya (sebab yang mendahului terjadinya hadis) di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua urusan dunia, diketahui oleh
Nabi. Tidak semua skill yang terkait dengan urusan dunia, diketahui oleh Nabi.
Artinya, Nabi sangat mengapresiasi kepada keahlian seseorang, dalam bidang apa
pun. Bahkan di hadis lain, beliau bersabda bahwa urusan yang tidak diserahkan
pada ahlinya, tunggulah kehancurannya. Itu juga terkait dengan kapasitas Nabi
bukan hanya sebagai rasul Allah, tetapi juga sebagai manusia biasa. Beliau ahli
di bidang tertentu, perang, dagang, gembala ternak, kepemimpinan, sosial
sebagaimana dijelaskan dalam sejarah. Dan memang Nabi tidak ahli dalam
pertanian. Nabi saja gentleman mengakui kelemahannya sebagai manusia.
Ya, Nabi mengatakan tidak bisa untuk suatu urusan yang memang beliau tidak
bisa. Dan menyerahkan sesuatu itu memang pada ahlinya. Sehingga urusan dunia
itu bisa berdayaguna maksimal. Alquran pun melukiskan sosok Nabi, “Katakanlah
sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian, hanya saja aku diberi wahyu...”.
Pelajaran
yang dapat dipetik, kita harus mengakui keterbatasan kita. Nabi saja tidak
malu, masak kita malu. Nah, ini yang melanggar sunnah. Kalau memang Anda ahli,
ambil peran itu. Jangan diam saja. Kalau memang Anda tidak ahli, serahkan pada
ahlinya. Katakan lah, “belum bisa”. Jangan sok tahu, sok ahli padahal udang.
Bagi-bagikan lah pekerjaan Anda. Pelajaran lagi dari Nabi, ketika persiapan
perang khandaq. Nabi menentukan lokasi, lalu ditanya oleh Salman al-Farisi,
“Wahai Rasul, apakah ini wahyu dari Allah, atau ijtihad Anda sendiri?”
dijawab oleh Nabi, “Ini ijtihad saya sendiri”. Mendengar itu, Salman mengajukan
ide yang berbeda dengan Rasulullah mengenai lokasi yang tepat. Melihat
sahabatnya yang cerdas itu, Nabi pun mengikuti ide Salman al-Farisi.
Sebagai
misal, Alquran itu adalah sebuah kitab suci yang berbicara segala persoalan
tentang kehidupan manusia. Termasuk juga teori-teori ilmu pengetahuan secara
garis besarnya. Seperti tentang kedokteran, astronomi, psikologi, ilmu
pengetahuan alam, sosial dan sebagainya. Urusan ayat yang berbicara kedokteran,
mufassirnya bukan hanya mahasiswa Tafsir Hadis, tetapi yang layak menafsirinya
adalah dokter. Ini baru gentleman. Mahasiswa TH dan dosen-dosennya boleh
menafsirinya tapi HARUS mengutip teori kedokteran, ilmu pengetahuan alam dan
seterusnya. Bukan yang ahli teori tafsir, ulum qur’an, ushul fiqh, apalagi
produk fiqih. Ini juga berlaku bagi keahlian-keahlian lainnya, seperti politik,
self motivated, ekonomi, teknologi dan seterusnya. Ya, inilah makna antum
a’lamu bi amri dunyakum.
Hal
ini kenapa, Nabi juga menyampaikan bahwa yang menjadi imam shalat itu yang
bacaan Alqurannya paling bagus. Bukan yang paling tua. Kalau yang paling tua
itu, kalau satu keluarga. Untuk jamaah umum di masjid misalnya, yang harus maju
jadi imam itu yang paling bagus bacaan Qurannya, bukan yang banyak umurnya
(baca tua). Karena tidak sedikit kita jumpai, yang lebih muda justru yang lebih
ilmunya, yang lebih bagus akhlaqnya. Benar, tidak hanya urusan dunia saja, Nabi
menyerahkan pada ahlinya. Bahkan urusan akherat pun harus diserahkan pada
ahlinya. Sungguh Islam itu agama gentleman.
Pertanyaannya sekarang, mulai kapan kita
gentleman menyerahkan sesuatu pada ahlinya? Tentu saja, mulai sekarang.
siAAA.....p
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel
di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di
@tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar