Jumat, 29 Januari 2010

Kelas-Kelas Surga

Secara fitrah manusia mendambakan kebahagiaan hidup. Baik di dunia sekarang maupun kelak di kehidupan yang “kekal”, yaitu akherat. Tentunya untuk memperoleh keduanya diperlukan tindakan nyata (real action) dengan komitmen dan konsisten (istiqomah). Biasanya kehidupan bahagia di dunia itu bisa diperoleh dengan harta yang berlimpah. Meskipun bukan merupakan kepastian. Karena banyak juga para sufi terdahulu melakukan pengasingan diri (uzlah) dan memilih hidup yang sangat sederhana tanpa bergelimang harta, untuk memperoleh kebahagiaan. Bahkan Ibnu Arobi, seorang filsuf pernah mengatakan bahwa kebahagiaan sesungguhnya itu berada di jiwa. Bukan tergantung materi. Artinya jika kita mampu memenej jiwa kita, maka kebahagiaan dapat kita rasakan.
Adapun dalam kehidupan akherat nanti, kebahagiaan itu hanya diperoleh di dalam surga. Surga ini merupakan tempat yang ‘kekal’ bagi orang islam; yaitu orang yang mati dalam keadaan muslim, meskipun pada mulanya ia termasuk kafir. Digolongkan orang Islam ialah mereka yang berbuat maksiat, maka tempat kembalinya surga juga, namun mereka tidak kekal di neraka. Sewaktu mereka dimasukan ke dalam neraka, mererka mati sebentar dan hanya Allah yang mengetahui batasnya. Mereka juga tidak hidup hingga mereka dikeluarkan. Yang dimaksud mati disini bukan mati yang sebenarnya, tetapi hanya merasakan kepedihan siksa yang luar biasa sakitnya. Berbeda dengan orang kafir, ia akan merasakan adzab d ineraka selama-lamnya. Termasuk orang kafir ialah orang yang telah menerima kebenaran agama, tetapi ia tidak mau mengikuti kewajiban yang dibebeankan kepadanya.
Surga adalah tempat kenikmatan. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad (47), yaitu “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ; disana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau., dan sungai–sungai air susu yang tidak berubah rasaya., dan sungai–sungaui khomr (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan, dan ampunan dari Tuhan mereka…”tentunya untuk memperoleh semua itu tidak semudah membalik telapak tangan. Untuk memeperoleh surga butuh kerja keras,, sebagaimana semangat dan kerja kita untuk memperoleh harta di diunia ini. Maka sangat logis, jika manusia berada dalam kelas-kelas kelak di surga. Apalagi surga memang bertingkat-tingkat. Ada tujuh nama-nama surga yang disebut dalam alquran. Pertama, surga firdaus (QS. Al-Kahfi, 18:107-108}. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” Cara yang merupakan sebagai syarat guna meraih surga ini adalah iman dan beramal soleh. Pantas disebutkan bahwa mereka tidak inigin pindah daripadanya. Karena bagaimana mau pindah sementara disekelilingnya penuh dengan kenikmatan-kenikmatan yang abadi.
Kedua, surga ‘Adn (QS. Al-Kahfi:30-31), “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sol;eh tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjkan amalan (nya) dengan baik, mereka itu lah {orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. Tip mendapatkan surga tingkat ini adalah mengerjakan amal soleh dengn baik. Untuk memperbaiki amalan kita, tidak ada jalan serlain dengan ilmu agama. Seperti cara bersuci dan sholat yang benar. Dalam agama, cabang ilmu yang membahas tentang cara memperbaiki kualitas sholat adalah ilmu Fikih. Karena Rosulullah saw., bersabda, “Amal (ibadah) yang tanpa dilandasai dengan ilmu akan tertolak.”
Ketiga, surga itu bernama surga Na’im (QS. Luqman, 31: 8-9), “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh bagi mereka jannah Naim (surga yang penuh dengan kenikmatan)). Kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha BIjaksana.”
Keempat, surga Ma’wa (QS. AS-Sajadah, 32:19) yang artinya, “Adapun orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, maka bagi mereka jannah Ma’wa (surga , tempat kediaman), sebagai pahaal atas apa yang mereka kerjakan.”
Kelima, surga Darussalam, (QS. Yusuf, 10:25), disebutkjan, “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (Islam).” Ketika manusia sudah ditunjuki oleh Allah kepada Islam, maka kemudian Allah akan menyeru manusia ke Darussalam (negeri keselamatan). Syarat menggapai Darussalam adalah Islam. Karena hanya Islam lah yang merupakan agama yang hanya dilegitimasi oleh Allah. Dikatakan dalam alquran, “Sesungguhnya agama di sisi Allah itu adalah Islam.” Bukan agama-agama diluar islam; Kristen, budha, hindu, katolik, kongucu, dan lain sebagainya, yang itu semua adalah jalan-jalan iblis.
Keenam, Darul muqamah (QS. Fathir, 35: 34-35), yaitu, “Dan mereka berkata: ’segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-bener maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (darul Muqamah) dari karunianya; di dalamnya kami tidak meraza lelah dan tiada pula merasa lesu.”
Ketujuh, adalah Al-Maqam Al-Amin (QS. Al-Dukhan, 44:51). Artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam’maqaamin amin’ (tempat yang aman).”
Karena surga itu berkelas-kelas, maka barang tentu kita ingin menghuni surga yang kelasnya paling ‘elit’. Sebagaimana kita menginginkan rumah mewah dan semua yang serba mewah di dunia ini.
Pastilah Rosulullah saw. Dipastikan berada dalam surga yang kelasnya termewah. Apakah anda ingin bersama Rosulallah?!. Keputusan tergantung Anda. Untuk memperolehnya perlu kerja keras dan doa. Karena surga itu disediakan bagi orang yang mau. Maka sudah saatnya untuk memaksimalkan ibadah, untuk Allah Azza Wa Jalla semata.

Wallahu A’lam bishshowab


AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...