—Saiful Islam—
“Tidak afdhol disebut istri
(zawj), kalau belum berhubugan seksual. Hehe…”
Dari sudut pandang kosa kata nakaha,
sudah diceritakan. Ayat-ayat Qur’an terkait kosa kata itu yang relevan dengan topik,
juga sudah. Sekarang kita akan melihat dari sudut pandang kosa kata za, wa,
ja. Diceritakan oleh Al-Raghib al-Ashfahaniy dalam Al-Mufradat fi Gharib
al-Qur’an seperti berikut.
Disebutkan. Zawj itu untuk
menyebut salah satu dari sepasang jantan dan betina binatang yang kawin. Semua binatang
yang kawin antara jantan dan betina, salah satunya disebut zawj. Tidak
hanya dunia binatang yang berpasangan. Begitu juga untuk selain binatang. Asal
berpasangan, maka salah satunya disebut zawj. Seperti sepatu dan alasnya
yang biasanya terbuat dari besi, karet, serat tanaman dan semisalnya.
Kata zawj juga dipakai untuk
setiap perkawinan dua jenis yang berbeda yang saling cenderung atau tertarik.
QS. Al-Qiyamah[75]: 39
فَجَعَلَ مِنْهُ
الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ
Lalu Allah menjadikan daripadanya
sepasang: laki-laki dan perempuan.
QS. Al-Baqarah[2]: 35
وَقُلْنَا يَا آدَمُ
اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا
وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Kami berfirman: "Hai Adam,
diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini. Makanlah makanan-makanannya yang
banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai. Janganlah kamu dekati pohon ini,
yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
Di sini tidak disebutkan bahwa zawjah
itu bentuk feminin dari zawj. Baik feminin (muannats) maupun
maskulin (mudzakkar) dalam berpasangan itu sama-sama disebut zawj.
Seperti istri Adam, juga disebut zawj. Seorang perempuan disebut istri (zawj),
pastilah dia sudah pernah berhubungan seksual. Termasuk Adam dengan istrinya
itu. Tidak afdhol disebut istri, kalau belum berhubugan seksual. Hehe.
Bentuk plural al-zawj adalah
azwaaj. Yang dimaksud QS.36:56 dan QS.37:22 di bawah ini adalah
kawan-kawan mereka yang mengikuti perbuatan mereka.
QS. Yasin[36]: 56
هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي
ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ
Mereka dan pasangan mereka berada
dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.
QS. Al-Shaffat[37]: 22
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا
وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(Kepada Malaikat diperintahkan):
"Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan
sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah.”
Sedangkan makna QS.15:88 berikut ini adalah
yang serupa dan kawan-kawan mereka.
QS. Al-Hijr[15]: 88
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ
إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali kamu
menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada
beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu). Dan janganlah kamu bersedih
hati terhadap mereka. Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang
beriman.
Adapun QS.36:36 dan QS.51:49 di
bawah ini bermakna pengingat. Bahwa segala sesuatu itu tersusun dari inti atom,
unsur, molekul, senyawa, dan seterusnya. Sesuatu yang terusun komplek dan
teratur ini, tidak mungkin ada dengan sendirinya. Pastilah ada yang
penciptanya. Dialah Allah Yang Tunggal.
QS. Yasin[36]: 36
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ
الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا
لَا يَعْلَمُونَ
Maha suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya. Baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
QS. Al-Dzariyat[51]: 49
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ
خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.
QS. Al-Dzariyat[51]: 49 di atas itu
menunjukkan bahwa segala sesuatu di alam ini itu memiliki pasangannya. Yaitu lawan
jenisnya. Atau padananya. Atau susunannya. Kalau pun disebut tidak berpasangan,
pasti ia tidak akan lepas dari kebersusunan itu. Itulah kenapa di sini disebut zawjayn.
Sejodoh. Sepasang.
Yang dimaksud oleh QS.20:53 ini
adalah jenis-jenis yang serupa. Begitu juga QS.26:7 dan QS.39:6 artinya adalah
macam-macamnya.
QS. Thaha[20]: 53
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ
الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّىٰ
Yang telah menjadikan bagimu bumi
sebagai hampara. Dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan. Dan
menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
QS. Al-Syu’ara[26]: 7
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى
الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Dan apakah mereka tidak
memperhatikan bumi. Berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
QS. Al-Zumar[39]: 6
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ
ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ
بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ
ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
Dia menciptakan kamu dari diri/jiwa
yang satu. Kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya. Dan Dia menurunkan untuk
kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu
dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan selain dia. Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Yang dimaksud oleh QS.56:7 berikut
ini adalah tiga kawanan atau tiga kelompok yang disebut oleh ayat setelahnya (ayat
8, 9, dan 10).
QS. Al-Waqi’ah[56]: 7
وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا
ثَلَاثَةً
Dan kamu menjadi tiga golongan.
Adapun “wa idzaa al-nufuus
zuwwijat (ketika jiwa/nyawa disatukan)…,” QS. Al-Takwir[81]: 7. Menurut
satu pendapat. Bahwa setiap kelompok itu akan dikawankan dengan orang yang
masuk dalam kelompok mereka kelak di surga dan neraka. Seperti QS. Al-Shaffat[37]:
22, “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan
sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah.”
Menurut pendapat yang lain,
maknanya adalah ruh-ruh akan dikawankan atau disatukan dengan jasad-jasadnya. Seperti
salah satu tafsir dari QS. Al-Fajr[89]: 27 dan 28: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” Yakni kawanmu.
Dan menurut pendapat yang lain,
yang dikawankan itu adalah jiwa atau nyawa dengan amal perbuatannya. Seperti
disebut pada QS. Ali Imran[3]: 30. “Pada hari ketika tiap-tiap diri
mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya). Begitu (juga) kejahatan yang
telah dikerjakannya. Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa
yang jauh. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat
Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
Sedangkan makna QS.44:54 di bawah
ini adalah Kami menyatukan atau mengawankan mereka dengan bidadari itu.
QS. Al-Dukhan[44]: 54
كَذَٰلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ
بِحُورٍ عِينٍ
Demikianlah. Dan Kami berikan
kepada mereka bidadari.
Tidak pernah ada dalam Qur’an
redaksi zawwajnaahum huuron atau zawwajtuhu imroatan. Karena tidak
bermakna seperti pernikahan yang kita kenal sekarang ini.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Walloohu a’lam bishshowaab. Salam