Rabu, 18 September 2019

THEY JUGA BERARTI DIA

—Saiful Islam—

“Untuk seseorang yang tak mau disebut laki-laki maupun perempuan…”

They dalam Bahasa Inggris, biasa diartikan mereka. Hum kalau dalam Bahasa Arab. Dalam Bahasa Indonesia, tidak ada jenis kelamin kata. Beda dengan misalnya Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Dia misalnya. Bisa He, bisa She. Kalau He berarti dia untuk laki-laki. Sedangkan dia untuk perempuan adalah She.

Begitu juga dalam Bahasa Arab. Ada istilah mudzakkar yaitu kata maskulin. Dan Muannats untuk kata feminin. Ada Huwa untuk dia laki-laki. Dan Hiya untuk dia perempuan. Hum untuk mereka laki-laki. Dan Hunna untuk mereka perempuan. Jender dalam kata Bahasa Arab lebih detail dibanding Bahasa Inggris. Kalian dalam Bahasa Arab itu antum. Tapi kalian dalam Bahasa Inggris, You, itu sama dengan Anda yang juga You.

Nah, kata They yang biasanya adalah kata ganti ketiga tunggal jamak (mereka), kini bisa juga untuk menyebut orang ketiga tunggal. Sehingga artinya adalah Dia. Tapi beda dengan She, yang untuk perempuan, dan He yang untuk laki-laki itu. They sekarang bisa berarti dia. Tapi dia yang tidak mau dianggap laki-laki maupun perempuan. Alias nonbiner.

Kata They dengan arti Dia itu masuk dalam kamus Merriam-Webster yang dirilis bulan ini. Menurut Webster, They sebagai kata ganti ketiga tunggal itu, secara konsisten digunakan sejak akhir 1300-an. Baik secara oral tak resmi, maupun tulisan resmi.

Bukan hanya Merriam-Webster, The American Dialect Society juga mengakui kata They sebagai kata ganti orang ketiga tunggal nonbiner. Bahkan yang terakhir ini memilihnya sejak 2015 lalu.

Ingat pelajaran Biologi dulu. Kromosom laki-laki itu disimbolkan dengan XY. Sedangkan kromosom perempuan adalah XX. Jika ayah menyumbangkan kromosom Y-nya, maka anak yang lahir akan laki-laki. Jika yang disumbangkan adalah X-nya, maka anaknya bakal perempuan. OK, lanjut.

They biasa dipakai sebagai kata ganti orang transgender dan penderita sindrom Krinefelter. Penderita sindrom ini mempunyai kelebihan kromosom X. Laki-laki biasanya mempunyai kromoson XY. Nah, penderita sindrom tersebut punya X lebih. Yaitu XXY. Lebihnya X ini bisa satu atau lebih.

Anak XY mestinya laki-laki. Tapi ketika kelebihan X, anak tersebut bisa memiliki ciri-ciri perempuan. Payudara dan pinggulnya membesar misalnya. Serta penisnya kecil. Mereka lantas memilih menjadi laki-laki atau perempuan. Atau menganggap diri mereka sendiri bukan laki-laki atau perempuan.

Sekarang 14 negara bagian di AS juga menawarkan pilihan gender ketika untuk ditulis di surat izin mengemudi. Yaitu ditulis X. Tidak lagi ditulis perempuan atau laki-laki.

Semoga bermanfaat. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...