Einstein pernah berkata, “Orang yang menginginkan hasil yang
berbeda tapi dia melakukan hal yang sama, maka orang itu gila”. Ini juga bisa
kita analogikan dengan “Orang yang menginginkan surga, tapi dia tidak iman
serta sikap dan perilakunya tetap buruk maka orang itu edan”. Tidak sedikit
orang yang masih berpegang kata mutiara setan, “muda foya-foya, tua kaya raya,
mati masuk surga”. Mana ada kaya raya yang dibangun dengan foya-foya. Mana ada
surga yang dibangun dengan leha-leha. Emangnya surga Eang lo apa!
Kaya raya dan surga itu diraih dengan perjuangan dalam sebuah
proses yang kontinyu. Rasanya, ini akan hanya bisa dicapai oleh orang yang
mendedikasikan umurnya untuk-Nya. Dia betul-betul meresapi dalam hati dan
pikirannya darimana asal muasalnya. Untuk apa hidupnya. Dan mau kemana hidupnya
nanti. Mungkin dia telah kenyang dalam hidup yang kosong dan hanya penuh dengan
kemaksiatan. Tapi, ini bukan harus setiap orang mengalaminya. Kita bisa belajar
dari orang-orang seperti itu. Yang merasakan sejuk di hatinya saat mengambil
air wudlu yang pertama kali untuk shalat. Bahkan kitab suci juga mengisahkan
kesuksesan dan kehancuran orang-orang terdahulu akibat ulah perbuatan mereka
yang merusak alam dan kehidupan. Itu artinya, mereka merasakan azab disebabkan
oleh proses hidupnya yang salah. Lalu siapa yang mau disalahkan? Apakah Tuhan
yang patut dikambinghitamkan? Saya rasa, culas sekali orang demikian. Dia mau
berbuat seenaknya, sekenanya, namun tidak mau menanggung resikonya. Jangankan
Tuhan, kita manusia biasa pun jijik melihat orang seperti ini. Maka jangan
heran kalau kita jumpai istilah sampah masyarakat.
Portofolionya, perhatikan sekarang aktivitas Anda. Amati betul
sikap dan perbuatan Anda saat ini. Coba renungkan sedikit saja, mungkin
seminggu kebelakang apa yang sering Anda lakukan baik sengaja atau pun yang
tidak sengaja hingga hari ini. Itulah sebenarnya hidup Anda. Ya, hidup Anda
sebenarnya adalah langkah kecil yang menjadi tindakan kebiasaan. Evaluasi,
lebih banyak mana keburukan dan kebaikannya. Awas, ketika Anda hidup dalam
ketidaksengajaan maka itu berarti Anda telah sengaja untuk hidup yang salah.
Entah mengapa, kalau untuk berbuat kebaikan dan mengukir prestasi, orang harus
mengusahakannya. Namun untuk keburukan, kemalasan, dan apapun aktivitas yang
membuat ketertinggalan tanpa kita usahakan pun otomatically diri kita
telah nyemplung di dalamnya. Kalau Anda tidak menyengaja hidup dan berproses
baik, maka otomatis Anda telah hidup salah dan ketertinggalan.
Sekali lagi, kaya raya itu ada prosesnya. Jadi
cendekia pun begitu. Surga dan neraka itu ada prosesnya. Seharusnya, “Muda
beriman dan mengukir prestasi. Tua kaya raya. Mati masuk surga” wuih dahsyat!
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk
diskusi juga di @tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan
intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Semoga jadi media silaturahim yang membawa
banyak manfaat…J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar