Ada yang menarik dari Rasulullah. Pertama dari sisi nama “Rasulullah”.
Kedua ada empat hal yang menjadi ciri utama seorang Rasulullah. Ok langsung
saja.
Rasulullah itu adalah gabungan dari dua kata. Pertama, rasul yang
berarti orang yang diutus. Dan kedua, Allah yang berarti Tuhan Pencipta alam
semesta dan segala isinya. Kalau digabung jadilah rasulullah. Jadi, rasulullah
berarti utusan Tuhan Yang menciptakan alam semesta meliputi semua isinya. Hah,
Tuhan mengutus manusia biasa? Ya, benar sekali. Untuk menyampaikan pesan-Nya,
Tuhan menyuruh manusia biasa. Kenapa? Supaya juga bisa dipahami oleh manusia
dan tindak tanduknya bisa diteladani. Karena memang dia adalah manusia biasa
yang diberi wahyu. Ini benar-benar dahsyat. Beda kalau guru atau orang tua yang
menyuruh, bisa jadi biasa. Ini yang menyuruh adalah Allah! Sungguh fenomena
Rasulullah itu sendiri menurut saya luar biasa. Sekali lagi, orang biasa yang
disuruh oleh Tuhan, Pencipta semesta alam.
Adapun empat hal yang menjadi ciri khusus seorang Rasulullah dalam
hal ini Nabi Muhammad SAW adalah siddiq (selalu benar), amanah
(jujur, profesional, bisa dipercaya), tabligh (komunikatif), dan fathonah
(cerdas). Bukan hanya Allah yang menyatakan pribadi Nabi Muhammad, kalangan
orientalis pun dalam bukunya menempatkan Muhammad sebagai orang pertama yang
paling berpengaruh. Bukan hanya kata kiai kelas bawah, para sejarawan kelas
dunia pun membuktikan pribadi Nabi Muhammad yang multi talenta dan bisa
diduplikasi untuk meraih hidup yang sukses, bertabat dan bahagia. Ini terbukti
secara ilmiah, makanya semua orang bisa menerima kebenaran itu. Mulai dari
perkataannya, sikapnya dan aksinya semuanya luar biasa. Jadi, urusan sukses
tentu kita meniru orang terbaik dan tentu orang terbaik itu adalah seorang
utusan Tuhan (Rasulullah).
Mau mencari sosok idola yang komplit, itulah Muhammad SAW. Beliau
terkenal sosok kepala rumah tangga yang ramah, kepala negara yang handal, tokoh
masyarakat yang dihormati, dicintai kawan disegani lawan dan seorang nabi yang
profesional. Tidak salah kalau beliau dinobatkan sebagai orang yang paling berpengaruh.
Siddiq berarti
selalu benar. Ucapan dengan tingkah lakunya selalu sinkron. Selalu menepati
janji. Mulai dari diksi atau pemilihan katanya, dan maknanya selalu benar dan
terbaik. Yang dibicarakan selalu bermanfaat dan bukan omong kosong yang tidak
berarti. Selalu tepat dalam memberi solusi yang terkait dengan risalah. Apa
yang dikatakannya adalah pantulan cahanya Alquran yang bersemayam apik dalam
qalbunya. Tidak pernah keliru apa yang diucapkannya. Begitulah sepatutnya cara
kita berbicara, selalu benar. Walaupun kesulitan, tapi berusahalah sekuat
tenaga untuk selalu benar. Hanya dengan berkata jujur dan benar hidup sukses
dan bahagia mendekati Anda. Sebaliknya, kebohongan akan mencederai Anda sendiri
di kemudian hari. Baik dalam bidang bisnis, pertemanan, kepercayaan masyarakat
dan lain seterusnya. Karena hati itu memang tidak pernah dusta terhadap
kebenaran. Makanya, saat kita bohong hati langsung bergejolak dan terasa sakit.
Benar kan? Nah, itu sebuah sinyal yang telah dipasang agar kita selalu berkata
jujur dan benar.
Amanah, membuat
Anda bekerja dengan profesional, jujur sehingga orang lain menaruh kepercayaan
kepada Anda. Amanah itu bukan soal jujur saja, tetapi harus juga diimbangi
dengan knowledge dan skill (profesional). Profesional saja tanpa jujur, bisa
mengecewakan orang. Begitu juga sebaliknya pun bisa mengecewakan orang. Contoh
saja, seorang ahli dalam teknik elektronika. Dia mahir mengutak-atik komputer.
Karena dia tidak jujur, tentu Anda khawatir komputer Anda yang masih bagus
salah satu elemennya ditukar. Begitu juga kalau dia hanya jujur dan terkenal
saleh, namun knowledge dan skill tidak punya. Alih-alih komputer Anda bisa
sembuh, eh malah tambah parah jadi rongsokan! Mau jadi apa pun, jadikanlah
amanah sebagai landasan yang paling menjadi prinsip.
Tabligh, itulah
yang penting kita terapkan di era teknologi ini. Punya ilmu, komunikasikan
dengan menulis buku, public speaker misalnya. Punya keahlian back up dengan
media. Punya bisnis, marketingkan bisa dengan koran, majalah, internet dan lain-lain.
Punya keluarga, anak, tetangga, teman, ya ajak bicara. “Kalau Anda tidak
mengomunikasikan, siapa yang mengenal Anda?” begitu kira-kira konsepnya.
Saya
rasa konsep seperti inilah yang paling cocok diterapkan ketika kita sedang
silaturahim. Memang ada jaminan dari Rasulullah bahwa kalau kita ingin
dipanjangkan umur, diluaskan rezeki, dimudahkan urusan, maka sambunglah
silaturahim. Silaturahim yang bagaimana? Jawabannya menurut saya, silaturahim
dengan konsep tabligh ini. Siapa Anda, apa keahlian Anda, bisa diajak kerjasama
dalam bidang apa Anda, apa usaha Anda dan seterusnya saya rasa harus diketahui
dengan jelas.
Pakar marketing menyarankan agar membuat kartu nama. Tentu di
dalamnya tercantum keahlian Anda. Fungsinya? Tabligh! Silaturahim dengan
konsep tabligh saling menguntungkan satu sama lain. Bukan sekedar
silaturahim dan tidak tahu apa yang mau dibicarakan. Jangan dikira silatutahim
hanya sekedar mengingatkan iman dan takwa. Apalagi tidak berkomunikasi sama
sekali. Yang paling parah, silaturahim mengharapkan bantuan, mengajukan
proposal, mengemis dan lain seterusnya. Lita’arafu (agar kalian saling
kenal mengenal), kata Alquran.
Terakhir adalah fathonah (cerdas). Seorang guru mengatakan
kepada saya, “Orang bodoh itu tidak ada. Yang ada hanya orang malas”. Mafhum
mukhalafah (pemahaman sebaliknya), berarti semua orang itu pada dasarnya
cerdas. Telah diberi tools oleh Sang Pencipta untuk diberdaya-fungsikan
untuk meraih cerdas. Caranya? Rajin belajar, membaca dan berlatih.
Belajar
disamping bangku formal, dari alam langsung pun kita bisa belajar dan merenung.
Saat mengembala kambing, Rasulullah itu suka merenung dan malah tidak pernah
membaca, menulis apalagi dapat tugas dari dosen untuk bikin makalah. Dan
kecerdasan itu bukan hanya kecerdasan IQ, tetapi juga EQ, SQ, AQ dan
kecerdasan-kecerdasan yang lain yang kompleks.
Perlu saya beri catatan, bahwa
kecerdasan itu tidak bisa dibatasi hanya sekedar oleh teori yang terbatas itu.
Teori itu diam alias statis. Sementara kecerdasan itu sendiri hidup, bergerak,
tumbuh dan berkembang alias dinamis. Jangan menilai kecerdasan seseorang dari
satu sisi saja. Mengapa ada orang yang tampak hebat di satu bidang? Jawabannya,
karena dia selalu mengasah ilmu dan keterampilannya di bidang itu. Di bidang
lain, bisa jadi Anda lebih hebat darinya.
Sekarang milikilah empat habit hebat Rasulullah. Yakinlah
dengan berbekal keempatnya, Anda akan sukses dan bahagia. Daya-fungsikan saat
ini juga!
NB: Silahkan
IZIN terlebih dulu ke ahmadsaifulislam@gmail.com
atau sms (085733847622) bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi
ini. Follow juga twitterku yaa di @tips_kemenangan untuk dapetin tweet-tweet
segar, kultweet, video, foto, news, dan lain seterusnya. Visi-Misi saya,
menebar manfaat dan mengajak semua sahabat yang gabung di sini untuk selalu
menang (hayya ‘alal falah). Sebagai pelengkap, follow juga di @MotivasiAyat
Terima kasih,
salam menang salam sukses...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar