Jumat, 11 April 2014

HAJAR “MENUNDA-NUNDA”



  Sakit dan nyaman. Dua kata itulah yang mewakili kita setiap hendak melakukan sesuatu untuk tujuan atau cita-cita kita. Keduanya bergelayut pada emosi orang dewasa yang lebih sering menunda aksi. Tidak pada anak-anak. Kenapa? Anak-anak pendorongnya sangat kuat, yaitu permainan dan tidak lain adalah kesenangan itu sendiri. Karena orang dewasa sering mengabaikan permainan, maka tidak jarang ini berakibat pada menunda-nunda. Dia terbiasa nyaman untuk tidak melakukan apa-apa. Dan biasanya pendong yang paling kuat dari orang dewasa adalah ekonomi untuk mencukupi kebutuhan anak, isteri dan keluaganya.
            Satu misal, orang yang mau berhenti merokok. Pada awalnya sungguh sangat sulit untuk bisa berhenti merokok. Karena harus ada rasa sakit yang mesti dia rasakan di sana. Akibatnya, dia sering menunda dan terus menunda untuk berhenti merokok. Nanti dan nanti, besok dan besok kenyataanya dia tetap merokok besok dan nanti itu. Ini juga dialami oleh orang yang mau diet. Mesti ada rasa sakit yang harus dia alami. Diantaranya, tidak makan makanan kecintaannya. Yang terbayang justru rasa sakit tersebut. Dia juga mau puasa. Tapi kenyataannya hanya keinginan dan keinginan tanpa berani dan berjuang melawan rasa sakit itu. Akhirnya, keadaan tetap tidak ada perubahan sama sekali. Dia mendapati tubuhnya tetap seperti semula.
            Mau buka bisnis apa lagi. Ada rasa sakit yang terus menggelanyut. Misalnya, gengsi, resiko gagal, malu, rugi, takut ada tanggung jawab baru, mengeluarkan uang, membutuhkan waktu, tenaga dan seteusnya. Belum bertanding dia sudah merasakan sakit itu. Akhirnya, dia beralih kepada kenyamannya sekarang dengan tidak melakukan apa-apa. Dia pikir dengan diam dan nyaman begitu tidak ada resiko. Padahal sebenarnya, diam juga beresiko bahkan lebih besar dari melakukan membuka bisnis itu sendiri. Iyan kan? Belum lagi masalah nikah misalnya dan lain sebagainya. Rasa sakit mau berbuat dan nyaman untuk tidak berbuat adalah dua alasan yang membuat kita menunda-nunda kebaikan.
Sudah menjadi sifat dasar manusia. Dia itu sukanya mencari kenyamanan dan keamanan dan menghindari kesulitan, kesakitan. Sayangnya, keduanya bila tidak disikapi dan termenej dengan baik, malah membuatnya lemah, loyo, dan akhirnya terpinggirkan dalam percaturan hidup ini. Solusinya, rasakan sakit saat Anda enggan berbuat dan bayangkan rasa menyenangkan jika Anda berhasil melakukannya.
Misalnya, “Wah, kalau saya tidak berbisnis sekarang, keburu disalip tetangga!”, “Wah, kalau saya tidak menikah sekarang, dosa bisa bertumpuk-tumpuk, rezeki seret, jadi perjaka atau perawan tua, bisa nggak laku ntar!”, “Wah, kalau gue tidak belajar sekarang, kuliah sekarang, gue sulit diterima di kalangan elit, dan ujung-ujungnya gue begini-begini terus!”, “Wah, kalau gue tidak menulis sekarang, bisa-bisa nanti gue disibukkan dengan hal lain, sehingga cita-cita gue paling besar: menulis buku, tidak akan pernah terwujud!”, “Wah, kalau gue tidak shalat sekarang, kalau nanti gue mati, bisa berabe gue disiksa malaikat sangar!”, dan masih banyak contoh yang lain tentu sesuai dengan diri Anda.
Atau juga Anda bisa ingat pesan Nabi Muhammad SAW, “Ingat sehat sebelum sakit, ingat sempat sebelum sempit, ingat kaya sebelum miskin, ingat muda sebelum tua, ingat hidup sebelum mati”!
OK, jangan sampai kita dihajar oleh menunda-nunda. Jangan sampai kita babak belur, rugi dunia-akherat! Jangan sampai! Mudah-mudahan tips di atas membuat kita selalu bisa menghajar “menunda-nunda”. Siaaaaap?


NB: Silahkan IZIN terlebih dulu ke ahmadsaifulislam@gmail.com atau sms (085733847622) bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Follow juga twitterku yaa di @tips_kemenangan untuk dapetin tweet-tweet segar, kultweet, video, foto, news, dan lain seterusnya. Visi-Misi saya, menebar manfaat dan mengajak semua sahabat yang gabung di sini untuk selalu menang (hayya ‘alal falah). Sebagai pelengkap, follow juga di @MotivasiAyat
Terima kasih, salam menang salam sukses...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...