Senin, 30 September 2019

DICIPTAKAN BERPASANGAN


—Saiful Islam—

“Tidak afdhol disebut istri (zawj), kalau belum berhubugan seksual. Hehe…”

Dari sudut pandang kosa kata nakaha, sudah diceritakan. Ayat-ayat Qur’an terkait kosa kata itu yang relevan dengan topik, juga sudah. Sekarang kita akan melihat dari sudut pandang kosa kata za, wa, ja. Diceritakan oleh Al-Raghib al-Ashfahaniy dalam Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an seperti berikut.

Disebutkan. Zawj itu untuk menyebut salah satu dari sepasang jantan dan betina binatang yang kawin. Semua binatang yang kawin antara jantan dan betina, salah satunya disebut zawj. Tidak hanya dunia binatang yang berpasangan. Begitu juga untuk selain binatang. Asal berpasangan, maka salah satunya disebut zawj. Seperti sepatu dan alasnya yang biasanya terbuat dari besi, karet, serat tanaman dan semisalnya.

Kata zawj juga dipakai untuk setiap perkawinan dua jenis yang berbeda yang saling cenderung atau tertarik.

QS. Al-Qiyamah[75]: 39
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ
Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

QS. Al-Baqarah[2]: 35
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini. Makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai. Janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.

Di sini tidak disebutkan bahwa zawjah itu bentuk feminin dari zawj. Baik feminin (muannats) maupun maskulin (mudzakkar) dalam berpasangan itu sama-sama disebut zawj. Seperti istri Adam, juga disebut zawj. Seorang perempuan disebut istri (zawj), pastilah dia sudah pernah berhubungan seksual. Termasuk Adam dengan istrinya itu. Tidak afdhol disebut istri, kalau belum berhubugan seksual. Hehe.

Bentuk plural al-zawj adalah azwaaj. Yang dimaksud QS.36:56 dan QS.37:22 di bawah ini adalah kawan-kawan mereka yang mengikuti perbuatan mereka.

QS. Yasin[36]: 56
هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ
Mereka dan pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.

QS. Al-Shaffat[37]: 22
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(Kepada Malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah.”

 Sedangkan makna QS.15:88 berikut ini adalah yang serupa dan kawan-kawan mereka.

QS. Al-Hijr[15]: 88
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu). Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka. Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

Adapun QS.36:36 dan QS.51:49 di bawah ini bermakna pengingat. Bahwa segala sesuatu itu tersusun dari inti atom, unsur, molekul, senyawa, dan seterusnya. Sesuatu yang terusun komplek dan teratur ini, tidak mungkin ada dengan sendirinya. Pastilah ada yang penciptanya. Dialah Allah Yang Tunggal.

QS. Yasin[36]: 36
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya. Baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

QS. Al-Dzariyat[51]: 49
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

QS. Al-Dzariyat[51]: 49 di atas itu menunjukkan bahwa segala sesuatu di alam ini itu memiliki pasangannya. Yaitu lawan jenisnya. Atau padananya. Atau susunannya. Kalau pun disebut tidak berpasangan, pasti ia tidak akan lepas dari kebersusunan itu. Itulah kenapa di sini disebut zawjayn. Sejodoh. Sepasang.

Yang dimaksud oleh QS.20:53 ini adalah jenis-jenis yang serupa. Begitu juga QS.26:7 dan QS.39:6 artinya adalah macam-macamnya.

QS. Thaha[20]: 53
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّىٰ
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hampara. Dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan. Dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

QS. Al-Syu’ara[26]: 7
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi. Berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?

QS. Al-Zumar[39]: 6
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
Dia menciptakan kamu dari diri/jiwa yang satu. Kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya. Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain dia. Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Yang dimaksud oleh QS.56:7 berikut ini adalah tiga kawanan atau tiga kelompok yang disebut oleh ayat setelahnya (ayat 8, 9, dan 10).

QS. Al-Waqi’ah[56]: 7
وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً
Dan kamu menjadi tiga golongan.

Adapun “wa idzaa al-nufuus zuwwijat (ketika jiwa/nyawa disatukan)…,” QS. Al-Takwir[81]: 7. Menurut satu pendapat. Bahwa setiap kelompok itu akan dikawankan dengan orang yang masuk dalam kelompok mereka kelak di surga dan neraka. Seperti QS. Al-Shaffat[37]: 22, “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah.”

Menurut pendapat yang lain, maknanya adalah ruh-ruh akan dikawankan atau disatukan dengan jasad-jasadnya. Seperti salah satu tafsir dari QS. Al-Fajr[89]: 27 dan 28: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” Yakni kawanmu.

Dan menurut pendapat yang lain, yang dikawankan itu adalah jiwa atau nyawa dengan amal perbuatannya. Seperti disebut pada QS. Ali Imran[3]: 30. “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya). Begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya. Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”

Sedangkan makna QS.44:54 di bawah ini adalah Kami menyatukan atau mengawankan mereka dengan bidadari itu.

QS. Al-Dukhan[44]: 54
كَذَٰلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

Tidak pernah ada dalam Qur’an redaksi zawwajnaahum huuron atau zawwajtuhu imroatan. Karena tidak bermakna seperti pernikahan yang kita kenal sekarang ini.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...