Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumu’ah[62]: 10)
Seorang muslim justru diperintahkan untuk meraih segala karuniaAllah sebesar-besarnya dan seluas-luasnya. Raih harta benda sebanyak-banyaknya,
kekuasaan seluas-luasnya, dan ilmu pengetahuan setinggi-tingginya. Untuk apa?
Bukan untuk terjebak pada dunia semu, melainkan untuk berbuat kebajikan dan
membangun kemaslahatan umat. Itulah cara mendekatkan diri kepada Allah yang
diajarkan Allah dan rasul-Nya. Allah mengajari kita untuk meniru perbuatan-Nya.
Sebagaimana Dia ajarkan berikut ini: berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu. Dialah yang telah memberi kita ilmu,
kesehatan, rezeki, kekuasaan, dan berbagai kebutuhan hidup, maka tirulah itu
dengan memberikan kepada orang lain. Tentu saja setelah kita bekerja keras
untuk mencapai semua itu. Bukan dengan bertapa mengasingkan diri.
Salah besar orang yang katanya dzikir, lalu menyepi tanpa bekerja.
Salah besar! Bekerja serta disiplin dalam bekerja adalah bagian yang tak
terpisahkan dari ajaran Islam. Tidak lengkap keislaman seseorang tanpa adanya
pekerjaan. Dimaksudkan di sini adalah pekerjaan yang menghasilkan keuntungan
finansial untuk mencukupi kebutuhan diri dan juga keluarga, baik itu pekerjaan
tetap maupun sebagai entrepreneur.
Perintah ayat itu bukan hanya untuk shalat jum’at saja. Tapi untuk
semua shalat seperti shalat wajib lima waktu, shalat untuk kesuksesan (tahajjud)
dan shalat rezeki (shalat dluha). Setelah shalat, jangan lama-lama wiridan.
Ingat yang diperintah itu adalah dzikir bukan wiridan. Dzikir itu
artinya mengingat, sekali lagi mengingat! Ingat siapa? Ingat Allah dan
kebesaran-Nya. Dan dzikir itu tidak hanya selesai shalat dengan duduk (qu’udan)
tetapi juga bisa dengan berdiri (qiyaman), dan tiduran. Boleh dzikir
(mengingat Allah bukan selalu identik dengan melafalkan), dimana pun dan kapan
pun. Nah semua bentuk dzikir itu bisa kita lakukan sambil kita bekerja. Dan
memang seharusnya begitu yang terbaik. Makanya perintahnya bekerjalah setelah
shalat. Lengkapnya hal ini terekam dalam ayat, alladzina yadzkurunallah
qiyaman wa qu’udan wa ‘ala junubihim.
Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya oleh sahabat, “Pekerjaan apa yang
paling baik wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab, “Seorang bekerja dengan
tangannya sendiri dan setiap jual-beli yang bersih”. Bahkan pada kesempatan
lain, beliau juga menyatakan betapa pentingnya bekerja keras dan cerdas yang
bertujuan mencari nafkah untuk meraih kesejahteraan hidup. Nabi bersabda,
“Sungguh seandainya salah seorang diantara kalian mengambil seutas tali,
kemudian pergi ke gunung dan kembali memikul seikat kayu bakar dan menjualnya,
maka dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik
daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi atau tidak”.
Setelah shalat, menyebarlah di muka bumi carilah fadhilah (rezeki
yang melimpah) Allah. Sekali lagi, kita diperintah untuk mencari fadlilah yang
berarti kelimpahan. Dan tidak sekedar rezeki. Itu isyaratnya kita diperintah
untuk jadi kaya. Pilihan ada dua. Kalau tidak kaya, ya kaya raya. Kenapa kita
harus kaya raya? Agar kita tidak egois hanya mementingkan perut kita sendiri.
Kita masih punya isteri, anak, saudara, tetangga, teman, dan saudara-saudara
kita seiman, seislam. Supaya Anda tidak memberi nafkah ke isteri sekedarnya.
Supaya Anda tidak memberi pendidikan pada anak, sekedarnya. Supaya Anda bisa
sedekah sekedarnya. Supaya Anda tidak membeli surga sekedarnya. Supaya
perjuangan hidup Anda untuk-Nya tidak sekedarnya. Jadi kerjalah, kerjalah,
kerjalah dengan semangat, antusias, kerja keras dan kerja cerdas.
Tentu Anda pingin sukses dalam usaha Anda? Benar, tentu Anda juga
ingin sukses dalam bisnis Anda? Benar, tentu Anda ingin sukses dalam hidup?
Benar. Jawabannya adalah seperti dipaparkan ayat di atas, “Ingatlah Allah yang
banyak agar kalian sukses”. Bekerja keras dan cerdas bersamaan dengan itu ingat
Allah yang banyak. Wuih mantap. Sudahlah jangan risaukan lagi, hasilnya. Tiga
kekuatan ini lakukan, lalu serahkan hasilnya kepada Allah. Urusan Anda adalah
kerja keras dan cerdas dengan mengerahkan potensi akal pikiran semaksimal
mungkin. Urusan hasil, ah serahkan saja kepada Allah.