
Dalam hidup ini memang harus kita akui bahwa cinta atau mahabbah mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan setiap insan, dengan kata lain, mahabbah merupakan kekuatan dahsyat yang harus di kendalikan dengan sangat hati2.
Cinta pada anak....... ketika kecil disayang, dilindungi , .... ketika dewasa meninggalkan kita untuk mengarungi hidupnya sendiri dan akhirnya mereka mati................. Cinta pada istri sang kekasih hati,...... ketika masih pacaran .... seolah-olah dunia hanya milik kita berdua...... penuh gairah, penuh sensasi..... penuh gejolak yang menggelegak.... ketika tua menjadi sering bertengkar karena persoalan-persoalan sepele..... yang semula sang cantik segar berkulit halus, menjadi keriput, yang semula sexy dan menyegarkan menjadi gemuk penuh timbunan lemak..... suka ngatur dan perintah-perintah tiada henti bagai bom Israel di jalur Gaza..... dan akhirnya sang isteri yang dicintai setengah matipun mati...........Cinta pada pangkat dan jabatan......., agar gampang, contohnya adalah perjalanan karir seorang militer..... muda cerdas masuk Akabri, lulus berpangkat letnan dua, karena prestasi bagus dan dekat dengan atasan, promosi lancar.... pangkat melesat dan jabatan strategis selalu didapat, mulai kapten , kolonel, ..... Jendral bintang satu, dua tiga, empat..... bahkan bintang lima....... ternyata mati juga karena gerogotan penyakit....... sang Jendralpun juga mati.Cinta pada ilmu................., sejak kecil selalu ranking disekolah, mencintai ilmu melebihi segalanya, rela bekerja keras mengorbankan waktu bermain-main, rela berkaca mata tebal minus delapan , rela mengorbankan waktu remaja yang ceria dan suka hura-hura, dia tekun........ masuk perguruan tinggi ternama...... lulus Summa Cumlaude, ... melanjutkan sekolah ke manca negara, di perguruan tinggi terkenal dunia........, menjadi imuwan yang berwibawa ......... jadi Professor.............. pensiun, pikun............ dan mati pula dia.......Cinta diri sediri....., pada dasarnya manusia hanya mencintai diri sendiri, dan diri sendirilah yang menjadi subyek, orang lain masyarakat adalah obyek untuk memenuhi kecintaan pada diri itu........., ketika muda gagah perkasa, atau cantik jelita, sehingga membuat patah hati sang perjaka atau sang perawan dengan jumlah berjuta-juta...... , dewasa , menjadi matang dengan suara lantang penuh wibawa, ..... bertubuh kekar penuh otot bak olahragawan Binaraga, ... berjalan dengan gagah,.... berkarir cemerlang........., ketika sang usia tua telah datang menjelang,..... sigagah menjadi loyo dan lamban, si suara lantang menjadi gemetar ketika bicara, si gagah menjadi terbungkuk-bungkuk dan tertatih-tatih ketika berjalan............. , tua .... sendiri karena telah ditinggal anak dan istri, ditinggal kerabat dan sahabat .... dan selanjutnya......lalu mati.................Ternyata cinta anak, cinta istri atau suami, cinta pangkat atau jabatan, ........... cinta diri, cinta dunia,...... cinta, cinta , cinta.............. semuanya semu dan menipu dan semuanya akan mati.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Cinta adalah rasa kasih kita...baik yang kita terima ataupun kita berikan, cinta tidak memndang bulu karnanya kadang cinta benar2 membingungkan, cinta tak cukup untuk diucapkan, tapi harus ditunjukkan melalui kasih yang kita berikan kepada sesuatu yang kita kasihi kadang cinta perlu pengorbanan dan hanya ketulusan..dan keikhlasanlah yang mampu menjawabsemuapengorbananmu..dan di dunia ini hanya ada satu cinta sejati karnanya.
Mahabbah {cinta} sendiri mengandung arti menyerahkan diri pada yang di kasihi serta mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali yang di kasihi. Dari pendapat syekh Muhammad bin Ali Al-Khattani (ulama dari baghdad) mengatakan bahwa mahabbah adalah menyukai yang di senangi dan segala sesuatu yang datang dari yang di senangi (dikasihi).Ternyata mencintai yang abadi, mencintai hakekat sejati, mencintai Sang Maha Pencinta..........., adalah hakekat cinta............., hancur, luluh bersimpuh dan sujud menyatu dan menyerah secara total pada sang maha pencinta... adalah cinta sejati..................., bagi sang pencinta mencintai Sang Maha adalah segalanya ........., Isa dalam salah satu khotbahnya mengatakan " Cintailah Tuhan melebihi segala sesuatu dan cintailah sesamamu seperti mecintai dirimu sendiri "............. bahkan Allah sendiri bilang " Rahman Rahimku melebihi murkaku"..............., sehingga sang muslim kalau akan memulai segala sesuatu mengucapkan Bismillahirohmaanirrohiimi............ yang saya artikan bersama Allah menyebarkan kasih dan sayang............................, cinta dan penyerahan diri secra total kepada Allah yang Maha Awal dan Maha Akhir adalah .... wujud hakekat cinta..
Hakikat Cinta, atau hakekat cinta adalah Menebar kasih Sayang, menyebarkan kasih saya untuk sesama. Cinta memang aneh, jika sudah dimabuk cinta, …… maka sang pencinta rela melakukan apa saja termasuk mati untuk yang dicintai,…. rela mengorbankan apa saja,….. rela berbuat diluar batas nalar, dan sering kali manusia pencinta bisa memikirkan dan menelorkan kreatifitas diluar batas…… semata-mata untuk yang dicintanya.
Socrates berkata,"Hakikat Cinta", yaitu manakala engkau belum puas dan menemukannya, maka kau akan terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang lain, sehingga kehampaan yang kau dapatkan.
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittiba’) dan ketaatan. Sebagaimana firman-Nya, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" (Qs.3:31-32).Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim. Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum misalnya, hanya karena benci kepada mereka (Qs.5:8).Ajaran cinta Islami yang mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama Muslim. Tetapi justru sesama manusia dan sesama makhluk. Rasulullah SAW. bersabda, "Hakikat seorang Muslim adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR. Imâm Bukhârî).
Ibnul Qayyim menyatakan:
”Semua kecintaan dan pengagungan kepada manusia diperbolehkan hanyakarena ikut kepada kecintaan Allah dan pengagunganNya, seperti cintadan pengagungan kepada Rasulullah. Kecintaan tersebut merupakan kesempurnaanmencintai dan mengagungkan dzat yang mengutusnya, karena umatnya mencintaibeliau karena Allah mencintainya. Merekapun mengagungkan dan memuliakanbeliau, karena Allah memuliakannya”.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Agar kecintaan tumbuh dan bersemai dalam diri setiap insan, Rasulullah mengajarkan, "Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam (kedamaian), berilah makan orang yang membutuhkan, sambungkanlah tali persaudaraan, dan shalatlah Tahajjud pada sepertiga malam (introspeksi), niscaya kamu akan masuk surga dengan damai" (HR. Imâm Tirmidzî).Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Mahabbah sendiri mengandung arti menyerahkan diri pada yang di kasihi serta mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali yang di kasihi. Dari pendapat syekh Muhammad bin Ali Al-Khattani (ulama dari baghdad) mengatakan bahwa mahabbah adalah menyukai yang di senangi dan segala sesuatu yang datang dari yang di senangi (dikasihi).
Cerita tentang kerinduan dan mahabbah seorang hamba kepada Allah dapat kita lihat pada nabi Ibrohim AS, kerinduan yang teramat sangat itu menyelinap dalam hati nabi Ibrohim AS saat di datangi malaikat maut dengan terlebih dahulu menyampaikan salam mesra dari-Nya. Pada waktu itu nabi Ibrohim AS pun berkata, "PERNAHKAH ENGKAU MELIHAT SESEORANG KEKASIH MEMATIKAN KEKASIHNYA?" Saat itu juga Allah menyambut perkataan Nabi Ibrohim AS dengan wahyu-Nya, "pernahkan engkau melihat seseorang kekasih menolak undangan kekasihnya?". Mendengar balasan kata cinta lewat wahyu Aallah tersebut, Nabi Ibrohimpun berkata kepada malaikat maut, "Silahkan wahai malaikat maut.
Menurut tokoh utama paham mahabbah, Rabi'ah Al-Adawiyah, cinta kepada Allah adalah cetusan dari perasaan cinta dan rindu yang mendalam kepada Allah, hal ini tampak jelas daqlam ucapan-ucapannya. "AKU MENGABDI KEPADA ALLAH BUKAN KARENA TAKUT KEPADA NERAKA DAN BUKAN PULA INGIN MASUK SURGA, PENGABDIANKU ADALAH KARENA KARENA CINTAKU DAN RINDUKU KEPADA-NYA". "TUHANKU JIKA ENGKAU KUPUJA KARENA TAKUT KEPADA NERAKA, MAKA BAKARLAH DIRIKU DI DALAMNYA, DAN JIKA ENGKAU KUPUJA KARENA AKU MENGHARAPKAN SURGA, MAKA JAUHKANLAH DIRIKU DARIPADANYA, TETAPI JIKA ENGKAU KU PUJA SEMATA MATA KARENA ENGKAU, MAKA, JANGAN SEMBUNYIKAN KECANTIANMU YANG KEKAL ITU DARIKU. Perasaan cinta yang telah meresap dalam lubuk hati Rabi'ah,menyebabkan dia mengorbankan segala hidupnya hanya semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Ketika seseorang bertanya kepadanya "Apakah engkau benci kepada setan?" maka Robia;ahpun menjawab, "tidak, cintaku kepada Allah tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku untuk rasa benci kepada setan. Demikian pula ketika di tanya tentang cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, Robi;ahpun menjawab, "Saya cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi cintaku pada Al-Khalik telah memalingkan diriku dari cinta kepad mahluk. Paham mahabbah seperti yang tersebut diatas sebenarnya tersurat tegas dalam Al-Quran surat Al-Maidah 54 yang artinya adalah sebagai berikut, ...Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintainya..." Selain itu juga mahabbah terdapat dalam sebuah hadist Qudsy yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori dan Ahmad bin Hambal (Imam Hambali) yang berbunyi, "HambaKu yang senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan perbuatan-perbuatan hingga Aku cinta kepadanya. Orang yang Kucintai menjadi telinga, mata dan tanganKu.
Menurut al Qur'an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia, sebaliknya cinta tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan. Dalam al Qur'an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku. Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta`dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang, (yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan). Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan enam puluh istilah jenis cinta, seperti `isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam (asmara), wajd, syauq, lahf dan sebagainya, tetapi Al Qur'an hanya menyebut enam term saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar