Senin, 21 Juli 2014

POSITIF SAMA ALLAH DULU


Ingin bahagia sebenarnya simpel. Pertama positive thinking dan positive feeling kepada Allah, kedua pada diri sendiri dan terakhir pada orang lain. Hanya saja sering kita ini melihat setitik noktah hitam di lingkaran besar yang putih. Bukan lingkaran putihnya yang di-blow up, tapi malah titik hitam kecil itu yang dibesar-besarkan.
Perasaan dan pikiran itu masing-masing akan membawa dampak kebahagiaan dan kesuksesan pada pelakunya. Selalu berpikir positif dan berperasaan baik kepada Allah, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Inilah sumber di atas sumber. Inti segala inti. Positif segala positif. Prinsip di atas prinsip. Jangan sampai ada sedikitpun perasaan dan pikiran negatif kepada Allah. Walaupun hidup kita waktu itu tampaknya kurang enak, tidak baik. Yakinlah, dibalik ketidakenakan, ketidaknyamanan, pasti banyak beribu kenikmatan. Dan dibalik kenyamanan kalau kita terus sabar dan terus berusaha, maka ada kenikmatan di atas kenikmatan.
Positif kepada diri sendiri juga awal dari positif-positif lainnya. Teguhnya prinsip yang berdasar dari ilmu pengetahuan, skill dan cita-cita yang terpuji, ibarat batu karang yang kokoh, tegar. Tidak mudah gelombang mengombang-ambingnya. Tidak mudah angin dan air hujan mengikisnya. Ketika dia sudah tegar seperti itu, maka yang akan tertanam di otak mereka secara otomatis, “Ooo...ternyata dia kuat. Tidak mudah dirobohkan. Wah, hati-hati jangan ceroboh berhadapan dengannya”. Sebaliknya, kalau pada diri sendiri saja tidak punya prinsip, itu seperti ayam yang tidak punya taji. Seperti ular tapi tidak berbisa. Seperti elang yang hilang paruh dan cakarnya. Seperti harimau tapi hanya mengeong. Kalau keadaannya seperti itu, sudahlah jangan harap-harap bahagia apalagi sukses. Karena akan jadi bola anak kecil yang ditendang, kanan, kiri OK.
Ketika sudah positif sama Allah dan diri sendiri, insya Allah orang lain, bahkan alam semesta akan mendukung kebahagiaan dan kesuksesan Anda. Anda seperti magnet yang menarik kebaikan dan menolak keburukan secara otomatis. Anda menyedot kebaikan yang notabene membuat bahagia dan sukses Anda semakin dahsyat. Anda tinggal komit dan konsis pada kebaikan dan memperjuangkan cita-cita Anda.
Berulang-ulang saya sampaikan bahwa Allah jauh-jauh hari sudah bilang “Aku apa kata hamba-Ku saja kepada-Ku”.
Bisa Anda bayangkan. Bagiamana jadinya, kalau Anda negative thinking dan negative feeling sama orang lain, dan orang lain itu tahu sikap Anda itu? Tentu dia juga bad kepada Anda bukan? Nah, Allah itu siang malam selalu mengawasi kita. Dia itu Maha Melihat, Maha Memantau, Maha Mengawasi. Bahkan di setiap gerak hati dan pikiran kita, Allah sedang Menyaksikannya.
Kalau orang yang kita kelabui tahu, tentu dia akan marah. Tentu dia juga akan cuek kepada kita. Tentu dia juga akan tidak menghiraukan kita. Alih-alih diperhatikan, minta tolong sekalipun, belum tentu kita ditolongnya. Karena dia sudah bad kepada kita disebabkan ulah kita sendiri yang bad kepada mereka. Dan memang kalau dipikir-pikir, memang kita sendiri yang salah. Kita sebaiknya berbenah.
Mungkin kalau dengan orang lain, kita bisa membuat-buat. Kita bisa bersikap baik di depannya saja. Walau sebenarnya di hati bad. Orang lain bisa tertipu. Orang lain bisa jadi hanya melihat tampilan luar kita saja di depannya. Tapi sangat-sangat beda dengan Allah. Dia sedikitpun tidak akan lengah. Kalau kita berbuat baik, maka harus benar-benar murni antara hati, pikiran dan perbuatan harus selaras sejalan. Jadi bila kita positif memang harus benar-benar, agar kita selama dan sukses dalam kehidupan ini. Misalnya selalu mendapatkan pertolongan Allah di setiap langkah kita meraih kehidupan yang semakin membaik dari hari ke hari.
Begitulah apa yang kita tabur, tidak akan pernah salah apa yang kita tuai. Kalau padi yang kita tabur, tidak mungkin panen jagung. Begitu juga kalau kebaikan, kelembutan, cinta yang kita tabur, maka itulah yang akan kita tuai nantinya. Jadi jangan pernah bosan untuk terus menabur kebaikan. Jangan pernah malas untuk memberi cinta kepada orang lain dan alam. Mintalah tolong dengan sabar. Jangan pernah menghitung-hitung kebaikan yang kita tabur. Karena cepat atau lambat pasti dan pasti itulah yang akan kita panen. Sabar benar-benar harus menjadi andalan Anda di sini. Jangan pernah puas menabur kebaikan. Panenan Anda nantinya tidak akan pernah tertukar. Karena Allah tidak buta apalagi tidur.

Page Facebook: Ahmad Saiful Islam
Follow >> @tips_kemenangan dan @MotivasiAyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...