Selasa, 06 Mei 2014

MESKI KECIL, HEBATLAH



“Bukankah jadi kepala semut itu lebih baik daripada ekor gajah?”
Banyak orang kecil itu menyerahkan kepunyaannya kepada orang besar. Saya simpulkan dulu, bahwa cara seperti ini membuat yang besar semakin besar. Sedangkan yang kecil terus kecil, lemah dan tertindas. Contoh kecilnya, dua kampung saya ada dua buah masjid saya bilang. Di sini saya tidak melihat besar atau kecilnya tempat shalat itu. Tapi dari sisi keumumannya. Kalau dia tempat shalat bagi umum, itu masjid. Biar kecil. Kalau tempat shalat pribadi, itu mushalla walau besar sekalipun. Nah, dikampung saya dua masjid itu satu sama lain saling menguasai.
Saya pernah menjadi imam shalat taraweh di masjid kecil itu yang disebut orang sekitar sebagai mushalla. Sehabis shalat saya ngobrol dengan beberapa jamaah, salah satunya Pak RT. Dia ingin sekali masjid kecil ini ada seorang yang mengajari ngaji. Baik anak-anak, maupun bapak-bapaknya. Juga harapan besar setiap malam jum’at ada yang memimpin tahlil rutin. Pak RT menawarkan kepada saya. Saya katakan, jadwal saya cukup padat. Gampang saja kalau hanya cari ustadz, saya siap mencarikan. Tapi tolong siapkan bisyarahnya! Pak RT kurang menanggapinya. Pun ketika saya tanya, bagaimana menangani beras-beras yang menumpuk ini. Pk RT jawab akan diserahkan semuanya ke birokrasi masjid Baitul Muslichin, yang tidak lain adalah masjid yang lebih besar.
Beberapa hari berlalu. Tidak ada kabar dan tindak lanjut masalah ngaji tadi. Kesimpulan saya, masjid kecil ini tidak ada uang kasnya. Darimana? Wong jumatan tidak ada. Masalah-masalah pendistribusian diserahkan kepada Baitul Muslichin. Ya jelas tidak ada. Menurut saya, inilah kesalahannya dan yuk kita simak ibrahnya. Supaya Anda mengambil pelajaran yang sangat berharga ini.
Pertama, tidak akan pernah maju orang kecil yang menyerahkan hidupnya pada orang besar. Dengan kata lain, takut mandiri pasti akan ditindas oleh yang besar. Orang yang selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, pasti dia tidak akan pernah sukses. Selamanya akan jadi orang biasa. Selamanya akan jadi rumput kecil yang diinjak-injak orang lain. Ini banyak terjadi pada orang-orang kecil. Misalnya, menitipkan uang pada orang yang dianggap punya banyak uang, punya banyak ilmu dan punya banyak-banyak yang lain. Lebih kongkretnya menitipkan uang di BANK. Nasabah menitipkan uangnya tergiur dengan labanya. Padahal, uangnya itu akan diproses alias dimanfaatkan untuk usaha. Sepertinya secara tidak langsung ya bilang, saya ini tidak becus ngurusi uang saya pribadi. Maka jangan heran kalau orang begini sulit untuk maju. Kenapa? Karena dia sudah tidak mau ambil kesempatan dan amanah alias melemparkan tangan takut ruwet. Padahal sifat dunia ya ruwet memang.
Kedua, orang yang menganggap orang lain lebih kaya, lebih alim, lebih hebat, tanpa dirinya mau belajar, hanya merugikan diri sendiri. Emangnya kalau memang benar, dia kaya, alim, hebat lah Anda dapat apanya dari mereka?! Sudahlah, jangan pedulikan pencapaian mereka. Yang penting apa kontribusinya dan juga kontribusi Anda?! Percuma banyak harta, banyak ilmu, jaya kekuasaan tapi manfaatnya nol bagi masyarakat banyak. Apa gunanya bagi orang lain? Kalau tidak berguna, ya sudah Anda fokus pada kekuatan diri sendiri.
A.A. Gym dengan lantang pernah berorasi, “Mulai sekarang kita sepakati, majelis kita ini selalu sibuk untuk melihat diri kita sendiri”. Tung Desem Waringin pun dalam talkshow di Smart FM berpendapat, “Sebagian besar TV itu menghipnotis yang membuat kita loyo. Kita memperhatikan cerita hidup orang lain, tapi tidak pernah membuat cerita hidup kita sendiri. Wah ini parah”!
Akhirnya, baliklah semua itu. Meski kecil, mandirilah. Meski kecil, menanglah. Meski kecil, jadilah pemimpin. Meski kecil, aturlah hidup Anda sendiri. Insya Allah Anda akan berkembang dan mengalahkan orang yang Anda anggap besar. Nanti Anda akan tahu bahwa diri Andalah yang besar itu. Karena Anda adalah karya terindah-Nya.

NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Semoga jadi media silaturahim yang membawa banyak manfaat…J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...