“Bukankah jadi kepala semut itu lebih baik daripada ekor gajah?”
Banyak orang kecil itu menyerahkan kepunyaannya kepada orang besar.
Saya simpulkan dulu, bahwa cara seperti ini membuat yang besar semakin besar.
Sedangkan yang kecil terus kecil, lemah dan tertindas. Contoh kecilnya, dua
kampung saya ada dua buah masjid saya bilang. Di sini saya tidak melihat besar
atau kecilnya tempat shalat itu. Tapi dari sisi keumumannya. Kalau dia tempat
shalat bagi umum, itu masjid. Biar kecil. Kalau tempat shalat pribadi, itu
mushalla walau besar sekalipun. Nah, dikampung saya dua masjid itu satu sama
lain saling menguasai.
Saya pernah menjadi imam shalat taraweh di masjid kecil itu yang
disebut orang sekitar sebagai mushalla. Sehabis shalat saya ngobrol dengan
beberapa jamaah, salah satunya Pak RT. Dia ingin sekali masjid kecil ini ada
seorang yang mengajari ngaji. Baik anak-anak, maupun bapak-bapaknya. Juga
harapan besar setiap malam jum’at ada yang memimpin tahlil rutin. Pak RT
menawarkan kepada saya. Saya katakan, jadwal saya cukup padat. Gampang saja
kalau hanya cari ustadz, saya siap mencarikan. Tapi tolong siapkan bisyarahnya!
Pak RT kurang menanggapinya. Pun ketika saya tanya, bagaimana menangani
beras-beras yang menumpuk ini. Pk RT jawab akan diserahkan semuanya ke birokrasi
masjid Baitul Muslichin, yang tidak lain adalah masjid yang lebih besar.
Beberapa hari berlalu. Tidak ada kabar dan tindak lanjut masalah
ngaji tadi. Kesimpulan saya, masjid kecil ini tidak ada uang kasnya. Darimana?
Wong jumatan tidak ada. Masalah-masalah pendistribusian diserahkan kepada
Baitul Muslichin. Ya jelas tidak ada. Menurut saya, inilah kesalahannya dan yuk
kita simak ibrahnya. Supaya Anda mengambil pelajaran yang sangat berharga ini.
Pertama, tidak akan
pernah maju orang kecil yang menyerahkan hidupnya pada orang besar. Dengan kata
lain, takut mandiri pasti akan ditindas oleh yang besar. Orang yang selalu
menggantungkan hidupnya pada orang lain, pasti dia tidak akan pernah sukses.
Selamanya akan jadi orang biasa. Selamanya akan jadi rumput kecil yang
diinjak-injak orang lain. Ini banyak terjadi pada orang-orang kecil. Misalnya,
menitipkan uang pada orang yang dianggap punya banyak uang, punya banyak ilmu
dan punya banyak-banyak yang lain. Lebih kongkretnya menitipkan uang di BANK.
Nasabah menitipkan uangnya tergiur dengan labanya. Padahal, uangnya itu akan
diproses alias dimanfaatkan untuk usaha. Sepertinya secara tidak langsung ya
bilang, saya ini tidak becus ngurusi uang saya pribadi. Maka jangan heran kalau
orang begini sulit untuk maju. Kenapa? Karena dia sudah tidak mau ambil
kesempatan dan amanah alias melemparkan tangan takut ruwet. Padahal sifat dunia
ya ruwet memang.
Kedua, orang yang
menganggap orang lain lebih kaya, lebih alim, lebih hebat, tanpa dirinya mau
belajar, hanya merugikan diri sendiri. Emangnya kalau memang benar, dia kaya,
alim, hebat lah Anda dapat apanya dari mereka?! Sudahlah, jangan pedulikan
pencapaian mereka. Yang penting apa kontribusinya dan juga kontribusi Anda?! Percuma
banyak harta, banyak ilmu, jaya kekuasaan tapi manfaatnya nol bagi masyarakat
banyak. Apa gunanya bagi orang lain? Kalau tidak berguna, ya sudah Anda fokus
pada kekuatan diri sendiri.
A.A. Gym dengan lantang pernah berorasi, “Mulai sekarang kita sepakati,
majelis kita ini selalu sibuk untuk melihat diri kita sendiri”. Tung Desem
Waringin pun dalam talkshow di Smart FM berpendapat, “Sebagian besar TV itu
menghipnotis yang membuat kita loyo. Kita memperhatikan cerita hidup orang
lain, tapi tidak pernah membuat cerita hidup kita sendiri. Wah ini parah”!
Akhirnya, baliklah semua itu. Meski kecil, mandirilah. Meski kecil,
menanglah. Meski kecil, jadilah pemimpin. Meski kecil, aturlah hidup Anda
sendiri. Insya Allah Anda akan berkembang dan mengalahkan orang yang Anda
anggap besar. Nanti Anda akan tahu bahwa diri Andalah yang besar itu. Karena
Anda adalah karya terindah-Nya.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com
(sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi
ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @tips_kemenangan,
dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Semoga jadi media silaturahim yang
membawa banyak manfaat…J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar