Kisah Jennifer
telah menunjukkan kepada kita bagaimana seorang anak yang terlahir dengan
keterbelakangan mental, berubah punya IQ 111 karena setiap hari dibacakan 11
buku oleh ibunya. Banyak tokoh dengan prestasi menakjubkan yang menghabiskan
masa kecil di antara lipatan-lipatan buku. Syaikh Yusuf Qardhawi sudah akrab
dengan Alquran sehingga mampu menghafalnya dengan baik pada usia sepuluh tahun.
Imam Syafi’I
yang dikenal sebagai salah seorang mujtahid besar dan pendapat-pendapatnya
dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dibesarkan dalam gendongan ibunya
yang tak pernah henti membaca Alquran. Ibunya selalu membacakan (reading aloud) ayat-ayat Alquran
kepadanya.
Dalam usia tujuh
tahun, Imam Syafi’I telah menghafal seluruh isi Alquran. Pada usia sepuluh
tahun, dia telah menghafalkan kitab Al Muwaththa’Imam Malik, serta mempelajari
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Alquran. Dan pada usia yang baru belasan tahun,
Imam Syafi’I sudah memiliki kelayakan memberi fatwa. Sesuatu yang amat langka.
John Stuart Mill
adalah kisah serupa. Seperti diceritakan dalam buku Know Your Mind karya Louise Snyder Johnson sebagaimana dikutip oleh
Fauzil Adhim dalam Membuat Anak Gila
Membaca, Mill mulai membaca buku pada usia tiga tahun. Kegemarannya membaca
pada usia dini berpengaruh pada IQ-nya. Menurut Louise, Mill memiliki IQ 200.
Sementara rentang IQ normal adalah 90-110.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar