Sorang budayawan, penyair, penulis, dan pewarna mindset
kebanyakan orang disegala kalangan, dan juga terkenal dengan kiai nyentrik,
Emha Ainun Nadjib menulis dalam sebuah bukunya Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai
Hoki: “Sekulerisme dan industrialisme tidak relevan terhadap martabat,
derajat, akhlak, dan akidah. Tidak ada agenda dalam sekulerisme dan
industrialisme yang menyangkut semua itu.”
“Ini negara sekuler, Pak Haji. Jangankan joget Inul, berzina pun
tak apa-apa. Boleh atau tidak menjadi kafir tak ada undang-undangnya. Bersikap
munafik juga boleh-boleh saja. Negara ini tidak keberatan kalau kita
mengkhianati Tuhan. Tuhan bukan subyek utama. Tak ada Tuhan pun negara ini tak
keberatan...”
“Industri tidak berpikir baik atau buruk, akhalaqul karimah
atau sayyiah. Industri tidak ada kaitannya dengan Tuhan, surga dan neraka.
Industrialisme bekerja keras dalam skema laku atau tak laku, marketable
atau tidak marketable, rating tinggi atau rendah. Bad news is good
news. Kalau yang laku ingus, jual ingus. Kalau yang ramai di pasar adalah
Inul, jual Inul. Dan Pak Haji adalah figur yang juga sangat marketable—industri
selama ini. Sekarang Pak Haji harus membuktikan kesaktian bahwa musik Pak Haji
akan tetap marketable meskipun minus joget dan sensualitas.”
Inilah fenomena yang berhasil dipotret oleh Cak Nun. Kalau orang
sudah mindsetnya hanya dunia alias no God, maka yang ada hanyalah
mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk perut sendiri. Dulu memang begitu.
Kini, khususnya di Indonesia lain. Apalalagi setelah muncul banyak buku beredar
yang mengulas tentang kecerdasan ketiga, Spiritual Quotient. Memisahkan
antara dunia dan akherat merupakan sebuah kecacatan dalam hidup. Sebuah fitrah
manusia itu akan tenang, bahagia ternyata setelah dia menemukan meaning!
Dan bukan semata-mata materi.
Secara teoritik, semua orang bisa ngomong apa itu sekulerisme.
Tapi, apakah itu cocok dengan fenome Indonesia sekarang? Tulisan Cak Nun ini
merupakan “sentilan” halus dari seorang kiai “abang-poteh” yang sering
mencicipi tidak hanya “susu” tapi juga “kopi” kehidupan. Hanya orang “mbetik”
yang tahu orang mbetik!
Ketika orang telah lepas dari rel agama, dan kadung diselimuti oleh
popularitas dan uang, maka dia bisa melakukan sak ena’e udele dewe.
Narkoba jadi halal, sex bebas jadi boleh bahkan gak gaul kalau gak ngesex,
korupsi menjadi hobi, dan seterusnya. Arti manusia itu binatang yang berakal.
Kalau sudah akalnya tidak berfungsi, masih pantaskan dia disebuh manusia?
Saya yakin, kritikan Cak Nun yang halus ini, sebenarnya karena dia
sayang dengan negara ini. Walaupun jelas-jelas ini diklaim sebagai negara
sekuler. Memang presiden, gubernur, wali kota dan seterusnya, tidak bisa
berbuat banyak menyangkut nilai dan moral. Tapi saya yakin para wakil rakyat
itu juga tidak ingin ini menjadi negara sekuler. Untuk membuat negara aman,
sejahtera, mereka hanya membuat Undang-Undang, namun tidak bisa menghukum
secara pasti. Presiden juga manusia! Rasanya pendidikan PPKN dan Akhlak mesti
digalakkan di negeri ini. Oknum pengusaha dan politisi yang lacur main
kucing-kucingan kalau soal Undang-Undang. Bahkan Undang-Undangnya dimanipulasi
dan dibuat mainan. Wajar dong, ini adalah hukum manusia. Bukan hukum Tuhan.
Mungkin, mereka bisa mempermainkan Undang-Undang, tapi mereka pasti tidak akan
bisa mempermainkan Tuhan. “Bodoh amat, wong gue ateis”, jawab mereka.
Menurut saya yang banyak mewarnai kehidupan bangsa kita adalah
media. Sekarang adalah pertarungan gagasan (gambar, kata-kata, dsb) lewat
media: internet, TV, radio, koran dan lain sebagainya. Saya juga menyayangkan
kalau tujuan utama media hanyalah uang sebagaimana digambarkan oleh Cak Nun. “Bad
news is good news. Kalau ingus laku, jual ingus.”
Solusinya? Kontrol diri, sibukkan diri dengan karya yang menandingi
bahkan mengungguli mereka. Tidak perduli mereka menggelontorkan sampah pada
akal pikiran kita. Kalau ada filternya, pasti aman dan gak usah khawatir lagi.
Melakukan pendekatan dengan para ateis itu, tidak mempan pakek agama. Jadi,
pakek akal sehat saja! Agar Tuhan tidak dikhianati lagi oleh mereka, walaupun
pasti Tuhan tidak akan pernah merasa dikhianati, maka tugas Anda untuk terjun
dalam perang ide, produk dan media!
sumber foto: entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk
diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan
intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar