Kalau memang teman, ya seharusnya bayar lebih mahal dong. Justru
karena saudara, anti dong gratisan. Enak saja, teman dan saudara dijadikan
kambing hitam. Katanya, saudara. Tapi kok malah digratisi?! Katanya teman, tapi
kok dikotori dan dirugikan?! Teman ya teman. Saudara ya saudara. Tapi urusan
bisnis, urusan ekonomi, tolong perhatikan dong. Justru seharusnya dia itu teman
kita, justru dia itu saudara kita, seharusnya kita membayarnya lebih mahal dari
yang biasanya. Seharusnya kita menolong ekonominya dong. Kalau ente ngakunya
teman, tapi maunya gratisan, itu tega namanya. Sekali lagi, tega. Benar itu!
“Ah, Ente itu materialis banget ya?!”
“Emang, gue ini emang materialis. Siapa bilang gue ini roh halus?!
Gue ini memang hidup dalam dunia materi. Makanya gue materialis. Gue gak mau
materialis lagi, kalau sudah kembali ke surga. Hanya surga yang bukan
materialis. Sekarang, gue hidup dalam ruang materi (dunia). Makanya gue mesti
materialis.”
Silaturahim lagi dijadikan kedok untuk meminta-minta. Kalau
silaturahim, kumpul-kumpul, humor, tapi kalau tidak memberi manfaat apa pun,
untuk apa?! Silaturahim, tidak memberi apa-apa, untuk apa?! Silaturahim, tapi
hanya merepotkan tuan rumah, menyita waktu produktif tuan rumah, tidak ada
maksud selain obrolan yang sia-sia, untuk apa silaturahim itu hah?! Apalagi
silaturahim dijadikan ajang untuk menggunjing, mau apa Anda sebenarnya hah?!
Humor tapi untuk menyakiti dan merendahkan orang lain, untuk apa hah?! Itu
namanya silaturahim buta, silaturahim sia-sia. Silaturahim itu ya harus saling
menguntungkan. Anda bisa apa?! Anda punya peluang bisnis apa?! Saya bisa begini,
ada yang bisa saya kerjakan?! Di sini ada peluang bisnis. Saya jual ini, Anda
mau beli? Dan seterusnya!
Silaturahim itu, bukan hanya soal ketemu, bermain ke rumah saudara
atau teman. Banyak orang yang mengunjungi saudaranya, tapi dia datang tidak
membawa apa-apa. Tapi dia menyita waktu produktif saudaranya. Tapi dia
merepotkan saudaranya. Tapi dia tidak membawa manfaat. Bahkan dia membicarakan
hal-hal yang remeh, tidak bermutu, bahkan menggunjing orang lain. Entah itu
karena kebodohannya. Atau memang karena digelincirkan iblis. Kalau seperti ini,
bukan silataurahim. Tapi menyiletrahim. Oucgh! Sakit brow. Kalau begini, ya
lebih baik sendiri aja. Kalau begini ya jangan diajak teman. Kalau begini ya
harus pilih-pilih teman. Kalau begini ya lebih baik tidak bertemu, lebih baik
tidak bergaul dengannya. Kalau begitu ya, lebih baik Anda tutup pintu
rapat-rapat. Jangan biarkan orang seperti itu masuk rumah Anda. Biarin! EGP,
Emangnya Gue Pikirin, hehehe.
Kalau urusan kaya dan miskinnya, kita tidak boleh pilih-pilih
teman. Kalau kita berteman dengan yang kaya saja, itu pilih-pilih teman
namanya. Pun, kalau kita berkawan dengan yang miskin-miskin saja, itu juga
pilih-pilih teman namanya. Kita tidak boleh pilih-pilih seperti itu. Atau
malah, jangan-jangan kita selama ini pilih-pilih teman, yaitu hanya berteman
dengan yang miskin-miskin saja?! Sekali lagi, urusan harta, kita tidak boleh
pilih-pilih teman. Tapi kalau urusan akhlaq, ilmu, kepribadian, kita harus
pilih-pilih teman apalagi sahabat. Karena keburukan akhlaq itu merambatnya
sangat cepat seperti api yang memakan sekam. Perlahan-lahan tinggal abunya.
Kita harus pilih orang yang baik akhalnya, baik ilmu dan skillnya, baik agama
dan mindsetnya untuk dijadikan sahabat.
Silaturahim yang benar adalah silaturahim yang scientific. Anda
datang membawa oleh-oleh. Anda datang untuk memberi. Anda datang menyiapkan
angpao untuk saudara atau barangkali keponakan-keponakan, saudara-saudara Anda.
Silaturahim untuk membuka peluang bisnis, peluang rezekinya. Silaturahim untuk
membuat waktu semakin produktif. Kepribadian masing-masing semakin berkualitas
dari perbincangan yang berkualitas. Masing-masing mendapat pencerahan
intelektual, emosional, spiritual dan finansial. Silaturahim yang membuat
keduanya semakin rindu untuk bertemu lagi. Dan itu hanya bisa diraih apabila
keduanya menerapkan mindset saling memberi manfaat.
Jadi, kita datang mindsetnya adalah memberi. Bisa memberi uang,
oleh-oleh, ide, solusi atau apalah yang bisa kita berikan untuk orang yang akan
kita silaturahimi itu. Jangan malah dibalik, silaturahim untuk mengahrapkan
diberi ide, uang, oleh-oleh, atau apalah oleh tuan rumah. Silaturahim yang
scientific adalah bukan sekedar atau pokoknya bermain ke rumah teman atau
saudara. Tidak. Silaturahim yang scientific itu adalah penuh dengan perencanaan
dan pertimbangan: apakah kehadiran saya memberi manfaat? Atau malah membuat
mudarat, misalnya merepotkan dan menyita waktu tuan rumah dengan omong kosong
dan tindakan kosong?!
Silahkan IZIN
terlebih dulu ke ahmadsaifulislam@gmail.com
atau sms (085733847622) bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi
ini. Follow dan diskusi juga di @ipoenkchampion untuk dapetin tweet-tweet segar,
kultweet, video, foto, news, dan lain seterusnya. Visi-Misi saya, menebar
manfaat dan mengajak semua sahabat yang gabung di sini untuk selalu menang
(hayya ‘alal falah). Terima kasih, salam menang, salam sukses...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar