Jumat, 19 Oktober 2018

PENGRITIK PEMERINTAH DIBUNUH?


Kolumnis terkemuka Washington Post, Jamal Khashoggi dikabarkan lenyap begitu saja. Satu tim dari Arab Saudi diduga membunuhnya. Khashoggi hilang ketika masuk ke Kedutaan Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018 silam. Ini tentu menyita perhatian dunia. Kenapa?

Pertama, Khashoggi adalah figur elit. Ia mantan penasihat Kerajaan Arab Saudi. Pernah punya hubungan persahabatan dengan Osama bin Laden. Juga menjadi salah satu figur internasional dengan segala sepak terjang dan pemikirannya.

Terakhir, Khashoggi menjadi kolumnis tetap Koran berpengaruh Washington Post. Ia seringkali mengkritik kebijakan pemerintah Saudi, dalam kolomnya.

Kedua, adalah cara pembunuhan Khashoggi yang kabarnya sangat sadis. Dari rekaman audio yang diperoleh oleh otoritas Turki, Khashoggi dimutilasi dalam keadaan hidup selama tujuh menit. Sementara orang yang memutilasinya menggunakan headset untuk mendengarkan musik. Pihak Turki menduga, jasad Khashoggi dimutilasi dan dimasukkan koper untuk dibawa keluar. Tudingan yang dibantah Arab Saudi.

Ketiga, pembunuhan terhadap Khashoggi merupakan preseden buruk. Bagi demokrasi, bagi kehidupan pers bebas, dan bagi kemanusiaan. Sebab, sulit dibantah, pembunuhan tersebut pasti dilatarbelakangi aktivitas-aktivitas Khashoggi yang berkaitan dengan jurnalisme.

Pers, bagaimanapun, adalah salah satu pilar demokrasi. Pers yang sehat menunjukkan kehidupan demokrasi yang sehat pula. Pembunuhan Khashoggi adalah pembungkaman terhadap suara yang berbeda. Jika tidak ada respons yang benar terhadap kasus tersebut, pembungkaman terhadap pers akan menjadi sebuah norma. Itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan.

Tak akan ada lagi yang berani mengkritik. Tak aka nada lagi yang menjadi watchdog. Padahal, kekuasaan cenderung korup. Harus selalu ada mekanisme check and balances. Selain dari legislatif, kekuasaan harus dikoreksi oleh pers. Sebab, meski belum ideal, pers juga merupakan suara rakyat.

Pembunuhan Khashoggi adalah sebuah tes kasus. Jika pembunuhan terhadap figur seterkenal Khashoggi dimaklumkan, apa yang akan terjadi pada figur-figur yang jauh kurang terkenal dan tak punya akses penting seperti dia.

Penuntasan kasus Khashoggi adalah sebuah pertaruhan. Antara kekuasaan absolut yang korup dengan demokrasi dan kemanusiaan. Kehidupan akan semakin pesimistis jika kasus tersebut dibiarkan menguap begitu saja.

QS. Al Maidah[5]: 32
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya…”

~ Salam ~

IG        : saifulislam_45
FB       : Berpikir Bersikap Beraksi
 : Ahmad Saiful Islam
Twitter : @tipkemenangan
 : @MotivasiAyat
Blog    : tipkemenangan.blogspot.com

Sumber: Jawa Pos




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...