Kolumnis
terkemuka Washington Post, Jamal Khashoggi dikabarkan lenyap begitu saja.
Satu tim dari Arab Saudi diduga membunuhnya. Khashoggi hilang ketika masuk ke
Kedutaan Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018 silam. Ini tentu menyita
perhatian dunia. Kenapa?
Pertama,
Khashoggi adalah figur elit. Ia mantan penasihat Kerajaan Arab Saudi. Pernah
punya hubungan persahabatan dengan Osama bin Laden. Juga menjadi salah satu figur
internasional dengan segala sepak terjang dan pemikirannya.
Terakhir,
Khashoggi menjadi kolumnis tetap Koran berpengaruh Washington Post. Ia seringkali
mengkritik kebijakan pemerintah Saudi, dalam kolomnya.
Kedua,
adalah cara pembunuhan Khashoggi yang kabarnya sangat sadis. Dari rekaman audio
yang diperoleh oleh otoritas Turki, Khashoggi dimutilasi dalam keadaan hidup
selama tujuh menit. Sementara orang yang memutilasinya menggunakan headset
untuk mendengarkan musik. Pihak Turki menduga, jasad Khashoggi dimutilasi dan
dimasukkan koper untuk dibawa keluar. Tudingan yang dibantah Arab Saudi.
Ketiga,
pembunuhan terhadap Khashoggi merupakan preseden buruk. Bagi demokrasi, bagi
kehidupan pers bebas, dan bagi kemanusiaan. Sebab, sulit dibantah, pembunuhan
tersebut pasti dilatarbelakangi aktivitas-aktivitas Khashoggi yang berkaitan
dengan jurnalisme.
Pers,
bagaimanapun, adalah salah satu pilar demokrasi. Pers yang sehat menunjukkan
kehidupan demokrasi yang sehat pula. Pembunuhan Khashoggi adalah pembungkaman
terhadap suara yang berbeda. Jika tidak ada respons yang benar terhadap kasus
tersebut, pembungkaman terhadap pers akan menjadi sebuah norma. Itu akan sangat
berbahaya bagi kehidupan.
Tak
akan ada lagi yang berani mengkritik. Tak aka nada lagi yang menjadi watchdog.
Padahal, kekuasaan cenderung korup. Harus selalu ada mekanisme check and
balances. Selain dari legislatif, kekuasaan harus dikoreksi oleh pers. Sebab,
meski belum ideal, pers juga merupakan suara rakyat.
Pembunuhan
Khashoggi adalah sebuah tes kasus. Jika pembunuhan terhadap figur seterkenal
Khashoggi dimaklumkan, apa yang akan terjadi pada figur-figur yang jauh kurang
terkenal dan tak punya akses penting seperti dia.
Penuntasan
kasus Khashoggi adalah sebuah pertaruhan. Antara kekuasaan absolut yang korup
dengan demokrasi dan kemanusiaan. Kehidupan akan semakin pesimistis jika kasus
tersebut dibiarkan menguap begitu saja.
QS.
Al Maidah[5]: 32
“Barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya…”
~
Salam ~
IG : saifulislam_45
FB : Berpikir Bersikap Beraksi
: Ahmad Saiful Islam
Twitter
: @tipkemenangan
:
@MotivasiAyat
Blog : tipkemenangan.blogspot.com
Sumber:
Jawa Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar