Semua pikiran itu akan hilang, hingga ditulis. Apa yang kau
pikirkan sekarang, yang katamu great, itu akan percuma ketika hilang.
Dan hilangnya ketika dia dibiarkan berjalan begitu saja lalu pergi entah dimana
berganti pikiran baru. Hilang dan hilang lagi. Begitu seterusnya ada dan secara
berganti menjadi hilang. Ada hilang. Ada lagi, hilang lagi. Berputar hingga
masa ajal itu tiba. Barulah semua disadari bahwa pikiran yang hebat itu terjadi
mimpi. Ternyata pikiran tanpa makna. Ternyata pikiran yang benar-benar melayang
seperti roh hilang tak dikenal dan dilihat orang lain. Gagasan dan pikiran yang
katanya hebat itu ternyata ruh yang hilang tanpa bekas hingga ditulis. Ya
dengan media menulis inilah sebenarnya ruh buah pikiran yang bernama ide itu
akan bisa dilihat, dirasakan, bersilaturahim dengan pikiran orang lain
sepanjang sejarah manusia ini ada. Dan siapa yang ingin menyambung dengan ruh
yang pernah nampak itu dalam “lembaran-lemaran yang disucikan”.
Semua cerita akan sirna. Semua ilmu akan tiada. Semua pengalaman
akan musnah. Semua gagasan yang melintas di kepala akan terbang melayang entah
kemana. Setiap hari. Setiap detik. Setiap waktu tanpa tahu bahkan yang mempunyai
pun tidak tahu kemana perginya ruh gagasan yang hebat itu. Dengan demikian,
sebenarnya pikiran itu tidak ada, hingga ditulis atau menghasilkan perbuatanyang bermanfaat bagi pemiliknya. Manfaat di sini berarti memberikan hasil yang
dapat digunakan oleh yang mempunyainya. Oleh karenanya seorang bijak pernah
menasehati, “Sejelek-jelek tulisan itu masih lebih baik daripada bagus tetapi
hanya dalam mimpi”. Ya, cerita yang patriotik, kisah yang romantis, pengalaman
yang fantastis itu semuanya adalah mimpi. Walaupun tampak nyata, tapi
sebenarnya itu jelas-jelas mimpi: nampak lalu pergi entah kemana. Gagasan,
pikiran itu nampak dan bisa dirasakan bahkan, tapi ketika datang pikiran baru,
maka sebenarnya kita bermimpi.
Kita tahu mimpi itu kesannya indah, namun saat kita bangun sirnalah
sudah semua keindahan itu. Karena memang mimpi. Sejelek-jelek tulisan itu masih
bagus, karena memang itulah yang abadi dan hidup. Yang bagus tapi tidak
ditulis itu jauh lebih jelek, karena yang mempunyai saja tidak bisa mengambil
manfaat darinya apalagi orang lain. Tentu mereka sangat tidak bisa mengambil
manfaatnya. Alih-alih mengambil manfaatnya, tahu saja tidak. Berwujud saja noway.
Jadi pada dasarnya, aku menulis maka aku ada. Tidak cukup aku berpikir maka aku
berada. Tapi lebih pada aku bekerja dalam hal ini aksi nyata menulis, maka aku
ada. Karena itulah faktanya, ketika aku hanya berpikir maka pada hakikatnya,
aku tidak ada dan aku sedang bermimpi. Nah, untuk menjadikan mimpi itu
benar-benar nyata adanya, maka dengan tulisan ini.
Saya yakin semua kita pernah bermimpi indah. Dan saya yakin pula
semua kita pernah berpikir indah. Itulah sejatinya, berpikir indah dan bermimpi
indah itu sama saja, selama yang mempunyai atau orang lain tidak bisa mengambil
manfaat darinya. Enaknya ya saat mimpi itu saja. Tapi kan kita bukan hidup
selamaya?! Kita akan mati?! Itu sama artinya, kita tidak tidur selamanya dengan
menikmati mimpi indah itu kan? Kita tidak selamanya berpikir-pikir,
berangan-angan dengan pikiran indah itu kan, karena kita terbatas dengan
kematian?! Dan sering terjadi bahwa mimpi indah itu akhirnya mengecewakan
pemimpinya. Kenapa? Karena membuatnya kecele (eh, kacian deh loh,
hehehe).
Jadi resepnya, tahu ilmu sedikit langsung ditulis. Tahu informasi
sedikit saja yang menginspirasi langsung ditulis. Maka tidak ada waktu lagi
untuk menulis setiap ide hebat dalam kepala. Karena Anda tahu bukan bahwa itu
masih mimpi?! Dan Anda ingin membuatnya nyata? Ya kalau iya, jawabannya adalah
segera tulislah. Kalau dalam bahasa inggris ada yang namanya belajar dengan
alam bawah sadar. Bisa bicara tanpa berpikir, spontan, effortless, yang
saratnya adalah deeply atau belajar mendalam. Atau tidak cukup hanya sekedar
tahu, tapi butuh terus praktek dan praktek. Begitu juga dalam tulis menulis,
menumpahkan gagasakan melaui tombol-tombol keyboard komputer juga butuh
mendalam. Dalam artian harus sesering mungkin dilakukan agar sudah tidak
berpikir lagi kita. Tapi lebih menulis secara tidak sadar.
Makanya ketika ada teman kita atau membaca buku yang menginspirasi,
lalu dia mengatakan “kembangkanlah”, memang benar adanya. Kita bisa
mengembangkan idenya dengan keterampilan menulis ini. Satu kata disusul oleh
kalimat, paragraf, artikel hingga menjadi buku dan seterusnya. Jadi buatlah
mimpi Anda kenyataan dengan tulis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar