Selasa, 05 Agustus 2014

MENGEKALKAN GAGASAN DENGAN MENULISNYA



Semua pikiran itu akan hilang, hingga ditulis. Apa yang kau pikirkan sekarang, yang katamu great, itu akan percuma ketika hilang. Dan hilangnya ketika dia dibiarkan berjalan begitu saja lalu pergi entah dimana berganti pikiran baru. Hilang dan hilang lagi. Begitu seterusnya ada dan secara berganti menjadi hilang. Ada hilang. Ada lagi, hilang lagi. Berputar hingga masa ajal itu tiba. Barulah semua disadari bahwa pikiran yang hebat itu terjadi mimpi. Ternyata pikiran tanpa makna. Ternyata pikiran yang benar-benar melayang seperti roh hilang tak dikenal dan dilihat orang lain. Gagasan dan pikiran yang katanya hebat itu ternyata ruh yang hilang tanpa bekas hingga ditulis. Ya dengan media menulis inilah sebenarnya ruh buah pikiran yang bernama ide itu akan bisa dilihat, dirasakan, bersilaturahim dengan pikiran orang lain sepanjang sejarah manusia ini ada. Dan siapa yang ingin menyambung dengan ruh yang pernah nampak itu dalam “lembaran-lemaran yang disucikan”.
Semua cerita akan sirna. Semua ilmu akan tiada. Semua pengalaman akan musnah. Semua gagasan yang melintas di kepala akan terbang melayang entah kemana. Setiap hari. Setiap detik. Setiap waktu tanpa tahu bahkan yang mempunyai pun tidak tahu kemana perginya ruh gagasan yang hebat itu. Dengan demikian, sebenarnya pikiran itu tidak ada, hingga ditulis atau menghasilkan perbuatanyang bermanfaat bagi pemiliknya. Manfaat di sini berarti memberikan hasil yang dapat digunakan oleh yang mempunyainya. Oleh karenanya seorang bijak pernah menasehati, “Sejelek-jelek tulisan itu masih lebih baik daripada bagus tetapi hanya dalam mimpi”. Ya, cerita yang patriotik, kisah yang romantis, pengalaman yang fantastis itu semuanya adalah mimpi. Walaupun tampak nyata, tapi sebenarnya itu jelas-jelas mimpi: nampak lalu pergi entah kemana. Gagasan, pikiran itu nampak dan bisa dirasakan bahkan, tapi ketika datang pikiran baru, maka sebenarnya kita bermimpi.
Kita tahu mimpi itu kesannya indah, namun saat kita bangun sirnalah sudah semua keindahan itu. Karena memang mimpi. Sejelek-jelek tulisan itu masih bagus, karena memang itulah yang abadi dan hidup. Yang bagus tapi tidak ditulis itu jauh lebih jelek, karena yang mempunyai saja tidak bisa mengambil manfaat darinya apalagi orang lain. Tentu mereka sangat tidak bisa mengambil manfaatnya. Alih-alih mengambil manfaatnya, tahu saja tidak. Berwujud saja noway. Jadi pada dasarnya, aku menulis maka aku ada. Tidak cukup aku berpikir maka aku berada. Tapi lebih pada aku bekerja dalam hal ini aksi nyata menulis, maka aku ada. Karena itulah faktanya, ketika aku hanya berpikir maka pada hakikatnya, aku tidak ada dan aku sedang bermimpi. Nah, untuk menjadikan mimpi itu benar-benar nyata adanya, maka dengan tulisan ini.
Saya yakin semua kita pernah bermimpi indah. Dan saya yakin pula semua kita pernah berpikir indah. Itulah sejatinya, berpikir indah dan bermimpi indah itu sama saja, selama yang mempunyai atau orang lain tidak bisa mengambil manfaat darinya. Enaknya ya saat mimpi itu saja. Tapi kan kita bukan hidup selamaya?! Kita akan mati?! Itu sama artinya, kita tidak tidur selamanya dengan menikmati mimpi indah itu kan? Kita tidak selamanya berpikir-pikir, berangan-angan dengan pikiran indah itu kan, karena kita terbatas dengan kematian?! Dan sering terjadi bahwa mimpi indah itu akhirnya mengecewakan pemimpinya. Kenapa? Karena membuatnya kecele (eh, kacian deh loh, hehehe).
Jadi resepnya, tahu ilmu sedikit langsung ditulis. Tahu informasi sedikit saja yang menginspirasi langsung ditulis. Maka tidak ada waktu lagi untuk menulis setiap ide hebat dalam kepala. Karena Anda tahu bukan bahwa itu masih mimpi?! Dan Anda ingin membuatnya nyata? Ya kalau iya, jawabannya adalah segera tulislah. Kalau dalam bahasa inggris ada yang namanya belajar dengan alam bawah sadar. Bisa bicara tanpa berpikir, spontan, effortless, yang saratnya adalah deeply atau belajar mendalam. Atau tidak cukup hanya sekedar tahu, tapi butuh terus praktek dan praktek. Begitu juga dalam tulis menulis, menumpahkan gagasakan melaui tombol-tombol keyboard komputer juga butuh mendalam. Dalam artian harus sesering mungkin dilakukan agar sudah tidak berpikir lagi kita. Tapi lebih menulis secara tidak sadar.
Makanya ketika ada teman kita atau membaca buku yang menginspirasi, lalu dia mengatakan “kembangkanlah”, memang benar adanya. Kita bisa mengembangkan idenya dengan keterampilan menulis ini. Satu kata disusul oleh kalimat, paragraf, artikel hingga menjadi buku dan seterusnya. Jadi buatlah mimpi Anda kenyataan dengan tulis! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...