Menurut
konsep nasib yang kadung dipercaya bahwa rezeki, jodoh, dan kematian
adalah ketetapan mutlak sebelum seorang manusia dilahirkan. Karena itu, kita
tidak bisa menolaknya ataupun mengejarnya.
Rezeki, jodoh, dan kematian
seseorang sudah ditetapkan oleh Allah, maka apapun yang terjadi, kita tidak
bisa mengubah-ubahnya. Sehebat apapun usaha mencari rerzeki, kalau Allah sudah
menakdirkan miskin (sebelum kita lahir), maka miskin jugalah yang kita
dapatkan. Sebaliknya, kalau Allah sudah menakdirkan kaya, semalas apapun kita,
ya bakal tetap kaya. Begitu juga soal jodoh dan kematian.
Sungguh, ini kesimpulan yang tidak
bisa dipahami. Tidak ada dalam kenyataan hidup kita. Juga tidak ada di dalam
Alquran. Mana ada orang yang bermalas-malasan bisa kaya raya. Apalagi, Allah
tidak begitu “menyukai” orang-orang yang malas. Dalam hal apapun. Termasuk
mencari karunia-Nya berupa rezeki dalam kehidupan.
Malah, Allah mendorong hamba-Nya
untuk berusaha maksimal agar mendapatkan hasil yang lebih, bukan sekedar cukup.
Perintah-Nya tegas, seperti dalam surat al-Jumu’ah ayat 10, “Bila shalat
telah ditunaikan, bertebarlah di muka bumi, carilah rezeki (yang lebih) Allah,
dan ingatlah Allah sebanyak mungkin agar kalian sukses”.
Kenyataan juga menunjukkan bahwa
besar kecilnya rezeki seseorang juga dipengaruhi oleh usaha yang ia lakukan.
Meski, belum tentu usaha itu memberi hasil seperti yang diinginkan. Banyak
faktor yang terlibat dalam mencapai hasil itu. Namun yang jelas, rezeki seorang
manusia tidak mutlak ditetapkan sebelum kelahirannya. Kalau Anda ingin
membuktikannya, contohnya sangat sederhana dan banyak.
Anda langsung bisa membuktikan
hasilnya. Ambillah waktu sebulan saja. Bandingkan, Anda bekerja dan tidak
bekerja. Apakah rezeki Anda sama besarnya? Anda berusaha dan bermalas-malasan,
apakah hasilnya juga sama? Pasti Anda akan mengetahui dengan persis jawabannya:
tidak sama!
Kalau begitu, nasib kaya atau miskin
itu sudah ditetapkan Allah atau belum? Jangan ragu, Anda pasti ingin menjawab:
“belum”. Ya, ternyata setiap kita memiliki derajat “kebebasan tertentu” untuk
berusaha dan menentukan bakal punya rezeki atau tidak. Begitu tulis Agus
Mustofa.
“Wah, nasibku lagi mujur”, kalimat
ini sering menjebak pemahaman kita, bahwa seakan-akan segala sesuatunya telah
ditetapkan sebelum kejadian. Kenapa kita kadang merasakan “kemujuran” dan
“kesialan”? Sebetulnya, ini bukan karena nasib yang sudah ditetapkan
sebelumnya, tetapi oleh situasi batin dan usaha yang kita lakukan.
Jadi kesuksesan dalam hal rezeki
bergantung kepada usaha dan kepintaran kita. Meskipun tidak bersifat mutlak.
Realitas di sekitar kita membuktikan itu. Dan Allah pun berfirman seperti itu,
dalam banyak ayat.
Tidak ada alasan yang mendukung
secara meyakinkan bahwa rezeki yang kita terima telah ditentukan sebelumnya.
Karena itu, juga tidak ada alasan pembenar untuk mengatakan bahwa kita tidak
perlu berusaha untuk mencari rezeki, karena rezeki itu bakal datang sendiri. Ia
sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Bacalah berbagai ayat berikut ini,
niscaya kita akan meyakini bahwa Allah “menunggu” usaha kita untuk menghasilkan
kesuksesan kehidupan kita sendiri.
Pertama, surat al-Isra’[17], ayat 18
sampai 20: Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka
Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami
kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam
keadaan tercela dan terusir.
Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu
dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik.
Kepada
masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan
bantuan dari kemurahan Tuhanmu, dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat
dihalangi.
Kedua,
surat al-Shaffat[37], ayat 61: Untuk kemenangan serupa ini hendaklah
berusaha orang-orang yang bekerja.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di
@ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar