Hidup adalah pekerjaan. Hidup adalah gerak. Hidup adalah aktivitas.
Kalau sudah tidak ada pekerjaan, tidak ada gerak, tidak ada aktivitas, maka
lawan dari hidup adalah kematian. Dan untuk hidup, gerak, aktivitas, kerja itu
soal semangat. Darimana kita mendapat semangat itu? Tentu dari pola pikir kita.
Bagaimana kita mengarahkan dan mengontrol pikiran agar muncul semangat dalam
diri kita. Semakin semangat seseorang menjalani hidupnya, kerjanya,
aktivitasnya, geraknya, maka semakin sukses dia. Hidup ini tidak menyisakan
ruang bagi siapa saja yang mengeluh, loyo, lemah dan konco-konconya. Jangan
sampai kita dihinggapi yang terakhir ini.
Banyak hal yang membuat seseorang loyo. Pertama, tidak
mencintai pekerjaannya. Dia bekerja hanya untuk mencari uang. Rasa malasnya
semakin mendapatkan legitimasi saat uang yang dijanjikan baru datang sekali
sebulan. “Gue datang kan untuk mendapatkan uang, lah kok diberi pekerjaan
sih?!”, begitu kata alam bawah sadarnya. Dia lupa bahwa kehadirannya itu agar
menyelasaikan persoalan perusahaan. Termasuk soal bagaimana dirinya sendiri
mendapatkan income untuk di-profitsharing-kan dengan perusahaan. Dia
lupa bahwa kehadiranya itu dibayar setelah menjawab problem-problem perusahaan.
Dia merasa kaget, karena dikiranya perusahaan memberinya uang secara gratis.
Akhirnya, keterpaksaan lah yang ada. Oleh karenanya, dia tidak pernah mencintai
pekerjaannya. Pekerjaan itu menjadi beban baginya. Dia tidak bisa
mengekspresikan semua potensinya untuk pekerjaan itu. Karena sudah separuh
hati. Jadinya, dia loyo, lemas, tak berdaya. Padahal soal gizi dari makanan maupun
suplemen surah turah-turah.
Maka solusinya adalah, temukan potensi diri dulu. Arahkan potensi
itu pada pekerjaan yang tepat. Tidak mesti kerja di orang lain. Dia bisa
bekerja dengan dirinya sendiri alias wiraswastasa. Atau bisa bekerja dengan
orang lain, dan yang memang sesuai dengan minat, bakat, ilmu dan skill yang
dimilikinya. Baru dia bisa mencintai pekerjaanya. Cinta pada pekerjaan akan
membawa kebahagiaan hidup. Baru di situ akan muncul semangat. Tanpa itu semua,
sulit untuk cinta pekerjaan, sulit muncul semangat, dan akhirnya sulit bahagia.
Kedua, mudah menyerah. Orang yang mudah
menyerah, adalah bisasanya orang yang tidak terlatih untuk hidup “sakit”. Dia
adalah “anak mama”. Selama ini, dia manja dan sulit untuk hidup mandiri.
Bukannya berkata, “Ini nih gue”. Dia senang dan bangga berkata, “Ini loh bokap
dan nyokap gue”. Ketika diterjunkan pada medan hidup sesungguhnya, dia kaget.
Merasa kesulitan, mengeluh dan akhirnya menyerah. Padahal, kalau dia bertahan
sedikit saja, persoalan sesungguhnya amatlah mudah. Karena tempaan hidup selama
ini yang cengeng, akhirnya dia mudah menyerah. Saat seorang mudah menyerah, berarti tidak ada jiwa fight
dalam dirnya. Tidak ada jiwa seorang penakluk dalam dirinya. Jiwa ksatria,
pemberani, pemenang telah kerdil dalam dirinya. Ini semua menggerogoti semangatnya. Akhirnya, dia loyo low
spirit.
Solusi untuk masalah ini adalah, jiwanya perlu digugah kembali.
Spiritnya perlu diransang lagi. Sifat ksatria dalam dirnya yang masih ABG perlu
ditempa lagi. Memang untuk pertama kali rasanya menyakitkan. Tapi jangan
khawatir, justru itu adalah awal dari jalan kemudahannya. Selain jiwanya,
pikirannya harus di-install ulang. Pola pikirnya, perlu dibengkeli. Dari
pola pikir yang berubah, maka berubahlah sikap mentalnya. Dan akhirnya berubah
pula actionnya. Karena sebenarnya, pikiran itu adalah sebab dari segala
musabbab. Kalau sebabnya diubah, maka akibatnya pun akan berubah.
Ketiga sebab seorang menjadi loyo adalah, tidak
punya cita-cita yang jelas. Karena tidak punya cita-cita yang jelas,
pekerjaanya pun tidak jelas. Kok bisa tidak jelas? Karena dia telah menekuni
sesuatu yang salah. Maka hasilnya pun salah. Ini terjadi karena
ketidaksinkronan antara idealismenya yang ingin kaya, sehat, aman, tenang
dengan bidang yang digelutinya. Juga bisa dikarenakan orientasi hidupnya yang
salah. Kenapa kok bisa salah? Karena dia memegang prinsip yang salah. Nah,
prinsip yang salah itu akhirnya mengarahkan hidupnya yang salah juga. Mungkin
pada awalnya, dia bekerja keras, semangat menggebu-gebu. Tapi itu seperti tahi
ayam. Panasnya hanya di awal-awal. Di tengah jalan, dia akan berhenti dan loyo.
Kenapa? Karena nampaknya saja, dia bekerja keras, berproses dahsyat, banting
tulang siang malam, tapi hasilnya sangat minim bahkan nol besar. Dia semakin
loyo melihat temannya yang lari dari start yang sama, tapi hasilnya kok lebih
banyak dia?! Lalu dia putus asa, berhenti berlari, menyesali apa yang
dikerjakannya. Mau kembali ke jalan yang benar, dia sudah melihat matahari sudah
mulai terbenam di ufuk barat. Dia pun loyo tak berdaya.
Sebenarnya tidak ada yang terlambat bagi siapa pun yang ingin
berbenah diri. Tidak ada kata terlambat untuk menempatkan diri di jalan yang
benar. Maka solusi untuk masalah tidak punya cita-cita jelas adalah, ya kembali
lagi segera mungkin, saat ini juga. Jangan malu untuk belajar pada ahlinya.
Atau dari manapun yang bisa dilakukan. Revisi ulang tujuan hidup Anda. Baik
jangka pendek, maupun jangka ke depan yang lebih panjang. Setelah Anda
menyakini cita-cita itu, mulailah berproses sekarang juga. Dengan pandangan
yang jelas, dengan visi yang yang sangat transparan, membuat kita lebih
semangat dan antusias menjalani prosesnya. Cepat atau lambat, berbekal semangat
yang kokoh, kita akan mencapai puncak kesuksesan.
Kalau sudah semangat dan antusias ini menjadi kebiasaan hidup,
tidak perlu lagi kita mencari sumber penyemangat dari luar. Nampaknya sudah
kurang begitu perlu lagi musik-musik rock yang diputar keras untuk menyemangati
Anda. Pokoknya, apa pun itu dari eksternal sudah kurang urgen lagi untuk
menjadi penyemangat Anda. Karena Anda sudah mempunyai sumber penyemangat dalam
diri Anda. Karena Anda telah menyatu dan menjadi semangat itu sendiri. Kalau
pun ada penyemangat dari luar, itu gelombangnya harus lebih tinggi dari Anda.
Jika berbentuk orang atau buku, harus orang atau buku yang kualitasnya lebih
tinggi dari Anda. Kalau sama saja, nampaknya mendengar dan membacanya, hanya
buang-buang waktu saja. Karena hidup ini tidak hanya mencari, tidak hanya
menerima, tapi juga berbagi.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di
@ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar