Tidak
bisa tidak, aku harus tetap menulis. Persis seperti seorang atlet, agar semakin
ahli maka harus keep training. Ini adalah kunci satu-satunya bagi siapa
pun dalam bidang apapun untuk menjadi ahli. Di zaman sudah berubah seperti
sekarang, tidak cukup sekedar bisa. Tapi juga dibutuhkan keterampilan dengan
standar kualitas ahli. Persaingan semakin ketat.
Menulis
merupakan kebutuhan. Tidak ada bedanya dengan makan, minum, bernapas dan (maaf)
buang air. Bagiamana kalau semua itu ditak dilakukan? Tentu saja. Akan terjadi
bencana. Begitu juga dengan proses kerativitas seorang penulis. Maka menulis
itu sendiri, harus tetap berjalan. Kan, memang kehidupan ini adalah gerak.
Semakin bergerak, semakin hidup. Bahkan Tuhan pun, hanya menjamin rezeki
hamba-Nya yang mau bergerak.
Sudah
saya bilang, bahwa dunia sudah berubah. Dulu, orang bisanya hanya berkomunikasi
dengan lisan. Tapi kin, sudah beda. Orang sudah ngobrol dengan Facebook, YM,
BBM, We Chat, What’s Up dan yang semisalnya. Lebih gampangnya, coba saja
fenomena handphoners di sekitar kita. Seseorang lebih bangga mencet-mencet
tombol handphone-nya, dan ngobrol dengan handphonenya daripada orang yang ada
di hadapannya. Nah, budaya semacam ini lah menjadi ladang emas bagi
writepreneurs. Mereka bisa menghujamkan meanings kepada hati sesama lewat
tangan dinginnya.
Iklan,
sudah tidak lagi dengan TV. Saat bangun tidur, yang diingat dan yang dicari
pertama kali oleh orang millenium ini bukan lagi TV atau radio. Tapi HP!
Setelah itu? Twitter dan Facebook! Maka, iklan yang tepat adalah di HP,
Facebook dan Twitter. Artinya, dibutuhkan keterampilan menulis. Dan menulis itu
sendiri, punya lahannya yang amat subur.
Benar
sekali, sekarang media untuk berlatih menjadi penulis keren, beken sekaligus
ahli sudah turah-turah. Tidak ada alasan untuk tidak bisa. Kecuali memang tidak
mau.
Mungkin
kita pernah saksikan, orang kaya hanya karena blog. Loh, kok bisa kaya dengan
dunia maya sih? Kan sudah saya bilang. Dunia sudah terbalik. Yang maya kini
menjadi nyata. Mayoritas orang-orang yang berpendidikan atau minimalnya punya
HP, perhatiannya sudah ke dunia maya. Inilah kenyataannya. Ayo siapa coba yang
nggak punya HP? Tukang parkir aja sudah punya HP. Ibu rumah tangga sudah pada
punya HP. Hingga kuli bangunan sudah punya HP.
Oleh
sebab itu, fasilitas pendukung seperti komputer amat sangat penting bagi
seorang penulis. Apapun itu, memang perlu fasilitas. Bagi pemula, jangan
eman-eman merogoh kocek untuk membeli netbook atau laptop. Sekarang sudah bukan
zamannya nulis dengan pencil, pulpen atau mesin tik. Kreativitas itu butuh
sarana dan prasarana yang modern dan canggih. Ya iya lah. Pelaku maksiat saja
sudah semakin canggih menebar petaka, masak kita kalah?!
Kalau
begitu, budaya bicara lambat laun juga ikut berubah menjadi budaha tulisan.
Oleh sebab itulah, kemampuan mahir dalam menulis perlu dipersiapkan sedini
mungkin. Yang masih sekolah, yang masih nyantri, yang masih mahasiswa,
merupakan kesempatan yang paling baik dan paling tepat untuk mengasah keterampilan berbahasa. Bahasa asing terutama
Bahasa Inggris, disamping bahasa Arab, atau mungkin Bahasa Jerma dan Perancis,
boleh jadi sangat mendukung. Oleh karenanya, belajarlah dengan sungguh-sungguh.
Pada
awal turunnya ayat, Allah saja berfirman, “Bacalah. Dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan. Yang Menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, Tuhanmu Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan dengan perantara pena.
Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Ingat, membaca bukan
menonton. Karena dengan membaca, bisa memperbaiki kualitas bahasa tulisan kita.
Dan
perlu diingat, memang keterampilang menulis ini amat sangat penting. Bagaimana
coba kalau, tidak ada budaya tulis menulis. Kita tidak akan pernah tahu
Alquran. Tidak pernah tahu hadis-hadis Nabi Muhammad. Tidak pernah tahu sejarah
dunia atau sejarah negara plus para pejuang bangsa kita.
Dan
pada akhirnya, keterampilan menulis amat sangat menguntungkan pemiliknya. Sudah
banyak kisah orang kaya raya dari tulisan. Sebut yang paling populer J.K.
Rowling, Habiburrahman El-Sirazi, Ippho Santosa, dan seterusnya yang tidak begitu nongol di TV.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di
@ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar