Rabu, 19 Februari 2014

CARA BIJAK MEMBALAS



Ada hadis muttafaq ‘alaih tentang seseorang yang memberikan sedekah pada waktu malam, terkadang ia memberikan barang sedekahnya kepada pencuri, kadang kepada pezina, dan kadang kepada orang kaya. Dalam setiap kali memberikan sedekahnya ia selalu memuji Allah dan membiasakan memainkan bola. Ia mengira bahwa sedekahnya sia-sia belaka, tapi kemudian ia bermimpi dan dikatakan kepadanya, “Sedekah yang kamu berikan kepada pencuri semoga dapat menahannya dari mencuri, sedekahmu kepada pezina semoga dapat menahannya dari zina, adapun sedekahmu kepada orang kaya mudah-mudahan ia berpikir, maka lalu ia mau menginfakkan sebagian yang telah diberikan Allah kepadanya.
Teknis mempengaruhi orang lain versi Nabi Muhammad sungguh luar biasa. Solusi ini telah melampaui batas logika umumnya. Dan inilah sebuah kebenaran yang new revealed. Logika kita berkata, mestinya pezina, pencuri tidak layak dihormati, apalagi disedekahi, orang bakhil mestinya dibakhili juga agar ia tahu rasa bahwa dibakhili itu tidak enak. Tidak! Sudah berapa banyak yang membuktikan bahwa cara-cara anarkis yang tidak manusiawi bukan malah menari mereka ke dunia kita, tapi mereka malah kabur. Begitu juga orang bakhil, jangan dibalas dengan bakhil. Sebaliknya, dermawanlah kepadanya. Ya, kalau ada orang bakhil dan Anda ingin dia berubah jadi dermawan, jangan malah dibalas kebakhilannya. Tapi dermawanlah kepadanya. Pastikan, dia akan dermawan pula nantinya. Istilahnya, dilempar batu di balas buah yang manis. Ingat, yang dihadapi bukanlah batu, tapi manusia yang punya hati. Tentu, butuh waktu untuk merubahnya. Artinya, tidak cukup satu kali dua kali memberinya. Tapi memang butuh waktu dan frekuensinya.
Sedekah kepada pencuri apakah bisa menahannya dari mencuri? Ya bisa dong. Masuk akal, bila dia tidak jadi mencuri setelah mendapatkan sesuatu dari kita. Kadang orang mencuri, karena memang terdesak kebutuhan. Dia mencuri bukan karena pekerjaan sehingga berlebel pencuri. Tapi dia memang mencuri karena terpaksa menurutnya. Padahal, penulis yakin kalau benar-benar dia butuh, dan berusaha untuk mencari yang halal, Allah akan membantunya memberi jalan dan solusi. Meski dengan menghutang, dan tidak meminta-minta. Nah, dengan sedekah kita kepadanya jadi terpenuhilah kebutuhannya. Kalau sudah terpenuhi kebutuhannya, peluang membatalkan aksi mencurinya semakin besar. Siapa yang untung? Kita! karena sudah pasti apapun yang kita berikan kepada sesama atas dasar iman dan karena-Nya, pasti Allah menggantinya dengan berkali-kali lipat.
Alasan yang mirip, juga bagi pezina. Dia bisa jadi tidak jadi berzina karena bantuan kita. Karena kebutuhannya telah terpenuhi. Karena masalahnya sudah tersolusikan. Karena bisa jadi orang yang berzina itu bukan untuk pekerjaan. Tapi memang karena terdesak dan terpaksa dia lakukan karena hal yang masuk akal menurutnya. Nah, dengan sedekah kita kepadanya bisa membuat dia mewurungkan diri untuk berzina hanya untuk rupiah. Sekali lagi, siapa yang untung? Paling banyak adalah kita. Syukur-syukur kalau pencuri dan pezina itu menjadi baik melalui sedekah kita. Bukankah itu yang memang kita kehendaki?!
Nah, tidak jauh beda dengan orang kaya. Kalau ada orang kaya yang bakhil, kalau kita ingin buat mereka dermawan, jangan malah dibakhili. Tapi dermawanlah kepadanya. Nantinya, dia akan berpikir, malu dan akhirnya ikut-ikutan sedekah. Biarin, walau pada awalnya dia melakukan itu terpaksa karena keadaan, bukan karena Allah. Tapi perlu diingat, tidak ada yang langsung sempurna. Lambat laun, sedekah menjadi terbiasa baginya. Dan ketika sudah menjadi kebiasaan, mudah mengarahkannya untuk ikhlas kepada Allah.
Itu salah satu fungsi hebatnya sedekah dan kebaikan. Keduanya sumber kesejahteraan, keamanan, keteraturan dan hal-hal positif lainnya tidak terkecuali kemenangan dan kesuksesan. Ini juga menunjukkan kepada kita salah satu cara sedekah yang saintifik.


NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...