Ada
hadis muttafaq ‘alaih tentang seseorang yang memberikan sedekah pada
waktu malam, terkadang ia memberikan barang sedekahnya kepada pencuri, kadang
kepada pezina, dan kadang kepada orang kaya. Dalam setiap kali memberikan
sedekahnya ia selalu memuji Allah dan membiasakan memainkan bola. Ia mengira
bahwa sedekahnya sia-sia belaka, tapi kemudian ia bermimpi dan dikatakan
kepadanya, “Sedekah yang kamu berikan kepada pencuri semoga dapat menahannya
dari mencuri, sedekahmu kepada pezina semoga dapat menahannya dari zina, adapun
sedekahmu kepada orang kaya mudah-mudahan ia berpikir, maka lalu ia mau
menginfakkan sebagian yang telah diberikan Allah kepadanya.
Teknis
mempengaruhi orang lain versi Nabi Muhammad sungguh luar biasa. Solusi ini telah
melampaui batas logika umumnya. Dan inilah sebuah kebenaran yang new
revealed. Logika kita berkata, mestinya pezina, pencuri tidak layak
dihormati, apalagi disedekahi, orang bakhil mestinya dibakhili juga agar ia
tahu rasa bahwa dibakhili itu tidak enak. Tidak! Sudah berapa banyak yang
membuktikan bahwa cara-cara anarkis yang tidak manusiawi bukan malah menari
mereka ke dunia kita, tapi mereka malah kabur. Begitu juga orang bakhil, jangan
dibalas dengan bakhil. Sebaliknya, dermawanlah kepadanya. Ya, kalau ada orang
bakhil dan Anda ingin dia berubah jadi dermawan, jangan malah dibalas
kebakhilannya. Tapi dermawanlah kepadanya. Pastikan, dia akan dermawan pula
nantinya. Istilahnya, dilempar batu di balas buah yang manis. Ingat, yang
dihadapi bukanlah batu, tapi manusia yang punya hati. Tentu, butuh waktu untuk
merubahnya. Artinya, tidak cukup satu kali dua kali memberinya. Tapi memang
butuh waktu dan frekuensinya.
Sedekah
kepada pencuri apakah bisa menahannya dari mencuri? Ya bisa dong. Masuk akal,
bila dia tidak jadi mencuri setelah mendapatkan sesuatu dari kita. Kadang orang
mencuri, karena memang terdesak kebutuhan. Dia mencuri bukan karena pekerjaan
sehingga berlebel pencuri. Tapi dia memang mencuri karena terpaksa menurutnya.
Padahal, penulis yakin kalau benar-benar dia butuh, dan berusaha untuk mencari
yang halal, Allah akan membantunya memberi jalan dan solusi. Meski dengan
menghutang, dan tidak meminta-minta. Nah, dengan sedekah kita kepadanya jadi
terpenuhilah kebutuhannya. Kalau sudah terpenuhi kebutuhannya, peluang
membatalkan aksi mencurinya semakin besar. Siapa yang untung? Kita! karena
sudah pasti apapun yang kita berikan kepada sesama atas dasar iman dan
karena-Nya, pasti Allah menggantinya dengan berkali-kali lipat.
Alasan
yang mirip, juga bagi pezina. Dia bisa jadi tidak jadi berzina karena bantuan
kita. Karena kebutuhannya telah terpenuhi. Karena masalahnya sudah
tersolusikan. Karena bisa jadi orang yang berzina itu bukan untuk pekerjaan.
Tapi memang karena terdesak dan terpaksa dia lakukan karena hal yang masuk akal
menurutnya. Nah, dengan sedekah kita kepadanya bisa membuat dia mewurungkan
diri untuk berzina hanya untuk rupiah. Sekali lagi, siapa yang untung? Paling
banyak adalah kita. Syukur-syukur kalau pencuri dan pezina itu menjadi baik
melalui sedekah kita. Bukankah itu yang memang kita kehendaki?!
Nah,
tidak jauh beda dengan orang kaya. Kalau ada orang kaya yang bakhil, kalau kita
ingin buat mereka dermawan, jangan malah dibakhili. Tapi dermawanlah kepadanya.
Nantinya, dia akan berpikir, malu dan akhirnya ikut-ikutan sedekah. Biarin,
walau pada awalnya dia melakukan itu terpaksa karena keadaan, bukan karena
Allah. Tapi perlu diingat, tidak ada yang langsung sempurna. Lambat laun,
sedekah menjadi terbiasa baginya. Dan ketika sudah menjadi kebiasaan, mudah
mengarahkannya untuk ikhlas kepada Allah.
Itu salah satu fungsi
hebatnya sedekah dan kebaikan. Keduanya sumber kesejahteraan, keamanan,
keteraturan dan hal-hal positif lainnya tidak terkecuali kemenangan dan
kesuksesan. Ini juga menunjukkan kepada kita salah satu cara sedekah yang
saintifik.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di
@ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar