Orang
punya kesannya masing-masing bila membaca firman Allah ‘azza wa jalla. Benar
apa yang dikatakan seorang ahli di bidang ini, bahwa Alquran itu seperti
berilan. Setiap sisinya memancarkan keindahan tersendiri. Sehingga yang
menangkap cahaya itu, mempunyai kesan yang bisa jadi berbeda dengan yang lain.
Sekarang, kesan apa yang Anda
dapatkan ketika bertemu firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang
bersungguh-sungguh di dalam (keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan
kepadanya jalan-jalan Kami”? Apakah kesan yang Anda tangkap sama dengan bila
Anda bertemu dengan firman-Nya ini, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, carilah jalan (untuk mendekatkan diri) kepada-Nya,
bersungguh-sungguhlah di jalan-Nya, agar kalian sukses”?
Bersungguh-sungguh di jalan Allah
maksudnya, siapa saja yang mendasarkan setiap geraknya untuk dan karena Allah.
Baik gerak fisiknya, emosinya, akal rasionalnya dan seterusnya. Orang tersebut
akan selalu bertanya pada diri sendiri bila hendak melakukan sesuatu, “Ini
diridhai Allah tidak ya? Ini bikin Allah suka apa marah ya?” Dia pahami
betul-betul batasan-batasan setiap geraknya, yang mana yang halal yang mana
yang haram. Bila halal dan legal, ya hajar. Tapi bila remeng-remeng apalagi
jelas-jelas haram, ya batal dan dia segera menjauhinya.
Lihatlah redaksi ayat pertama,
jalan-jalan Kami (subulana). Jalan Allah itu banyak. Yang jelas,
jalan-jalan Allah itu penuh dengan kebaikan untuk hidup kita. Yang penting
dimensi kita, berusaha mengusahakan yang baik-baik. Jadi guru, jadilah dosen
yang baik. Jadi siswa, jadilah siswa yang baik. Jadi PNS, jadilah PNS yang
baik. Jadi pengusaha, jadilah pengusaha yang baik. Jadi karyawan, jadilah
karyawan yang baik. Jadi suami atau isteri, jadilah yang baik. Dan seterusnya.
Urusan hasilnya, yakinlah itu yang terbaik bagi kita. Bisa juga Allah punya
rencana lain yang lebih baik bagi kita, dengan mengedepankan ujian bagi kita.
Memang dimana-mana ujian tuh agar kita naik kelas. Jangna mudah mengklain
setiap kejadian hidup sebagai kepahitan. Lihatlah selalu kebaikan di baliknya.
Dan memang Allah menjadikan kemudahan setelah kesulitan. Dia adalah al-Qadim,
Yang Maha Mengedepankan. Dan bahkan kemudahan itu bersama dengan kesulitan.
Lihatlah mawar diantara duri-durinya. Dan mawar-mawar itu akan tampak setelah
kita sungguh-sungguh (jahadu fina).
Mencari jalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah, bisa lewat shalat, puasa, zakat, dan haji. Namun, tidak hanya
itu. Tidak sebatas itu. Berapa menit sih waktu shalat? Paling lama 50 menit
sehari semalam. Padahal waktu yang diberikan Allah kepada kita tuh 24 jam.
Kalau hanya shalat disebut jalan mendekatkan diri kepada Allah, alangkah
sedikitnya kita mendekatkan diri kepadanya?! Begitu juga zakat dan haji. Berapa
kali sih zakat dan haji? Padahal firman-Nya, “Katakanlah, sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanya untuk Allah”. Jadi, mestinya
totalitas hidup kita untuk Allah. Maka, lebih dari itu mendekatkan diri kepada
Allah bisa lewat apa yang kita kerjakan. Ya, kita dekatkan diri kita kepada
Allah dengan pekerjaan kita sehari-hari. Ibadah mahdlah (ritual yang
sudah jelas perintah dan cara pelaksanaannya) dan ghair mahdlah (selain
ibadah ritual).
Lalu berdasar petunjuk-Nya ini, apa
yang membuat kita menang? Apa yang membuat kita sukses? Itulah sungguh-sungguh!
Kedua ayat itu menyuruh kita sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh dalam takwa kita.
Sungguh-sungguh dalam shalat, puasa, zakat, haji kita. Sungguh-sungguh dalam
cita-cita kita. Sungguh-sungguh dalam usaha kita. Sungguh-sungguh dalam bekerja
kita. Sungguh-sungguh dalam hidup kita. Sungguh-sungguh dalam kebaikan. Dan
sungguh-sungguh itu harus bermula dari hati kita. Dan sungguh-sungguh itu bukan
berarti serius dan tegang. Kita bisa juga santai tapi serius. Bukti kesungguhan
itu adalah komitmen kita pada apa yang kita impikan, kerjakan dan sepakati
dengan orang lain.
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di
@ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar