Gunung es yang menjulang ke atas, jauh lebih kecil dari yang
menghujam ke dasar laut
Banyak yang mengatakan bahwa emosilah yang banyak berperan pada
kesuksesan seseorang. Misal saja, semangat, passion, sabar, persisten dan yang
semisalnya. Lebih tepatnya, emosilah yang berperan manusia untuk bergerak dan
beraksi. Dan pada akhirnya yang benar-benar mempengarui manusia untuk bergerak
memanglah emosi ini. Bisa juga disebut mental. Hanya saja mental ini terkesan
lebih bersifat hasil dari olah emosi itu sendiri. Ada yang bermental lemah
mengakibatkan miskin dan kalah, ada juga yang bermental kuat menyebabkan kaya
dan kuat. Islam menganjurkan seluruh umatnya untuk menjadi kuat. Bahkan orang
yang kuat lebih dicintai oleh-Nya. Emosi yang membuat orang terus bekerja
dikala orang lain sudah istirahat. Emosi pula yang membuat orang tahan banting.
Tinggal seberapa pandai kita melatih emosi kita untuk jadi sang juara itu.
Kali ini saya akan mengupas satu sisi dari kekuatan emosi ini.
Sebut saja dengan passion atau hasrat yang tinggi terhadap sesuatu. Satu contoh
di sini adalah Ade Rai. Saat ia berteman dengan Ardi B Wiranata, salah seorang
bulu tangkis nasional berprestasi, Ade Rai heran dengan sahabatnya itu. Ardi
setiap hari semangat berlatih, bahkan di hari Minggu sekalipun. Sedangkan Ade
sendiri tidak begitu bersemangat. Apa yang mebuat Ardi berlatih lebih semangat?
Jawabannya, karena Ardi punya passion terhadap olahraga bulutangkis
dan setiap kali berlatih impiannya adalah juara. Sedangkan Ade Rai sendiri
tidak mempunyai passion di bulutangkis. Namun, setelah Ade Rai terjun ke
Binaraga, ia menjadi sangat bersemangat seperti Ardi BW di olahraga bulutangkis
karena Ade Rai menemukan passion-nya.
Passion hanya akan ada terhadap pekerjaan yang Anda cintai dan
biasanya itu memang panggilan jiwa. Sebuah pekerjaan yang Anda anggap paling
besar nilainya dan paling luas manfaatnya. Tanpa adanya cinta pada pekerjaan,
mustahil Anda menemukan passion yang super dahsyat. Temukan, lalu ikuti dengan
kemauan untuk jadi terbaik!
Passion itu pada dasarnya telah dikaruniai oleh-Nya berupa
pirantinya. Nah, sekarang urusan kita untuk membuat dia berdaya guna. Tentu
untuk membuat passion berdaya guna adalah tidak lain dan tidak bukan adalah
terus dilatih, terus dilakukan, terus beraktivitas, dan terus digerakkan pada
profesi yang Anda cintai. Benar sekali, urusan kitalah yang harus merawat passion
itu agar semakin tumbuh dan berkembang. Dia sudah ada, seperti orang tidur
kitalah yang harus membangunkannya. Dengan cara apa? Dengan cara mengubah
mindset dari yang tertutup menjadi terbuka. Dari yang self oriented
menjadi others oriented. Dari yang mental meminta-minta menjadi mental
yang memberi. Lihatlah sebuah peran penting yang mesti Anda rebut dalam
kehidupan ini. Peran yang membawa dampak manfaat paling luas, itulah pembangkit
passion paling besar. Karena Anda memandang hasil yang besar, maka itu seperti
Anda telah menyulut passion Anda.
Jadi, passion ini sangat penting bagi keberdayaan hidup kita untuk
meraih sukses. Apapun pekerjaan Anda. Yang jelas, cintai dulu pekerjaan Anda
itu. Baru passion ini akan muncul. Anda bisa saksikan para juara di bidang
mereka masing-masing. Hampir dipastikan semuanya mempunyai passion yang besar.
Passion yang besar membawa totalitas semangat meraih sesuatu. Entah itu saat
berlatih, atau saat dia bertanding. Entah itu saat dia santai, maupun saat ia
bekerja. Karena besar sekali peran passion ini, dan Anda telah memilikinya,
hanya tinggal seberapa cerdas Anda menggunakannya. Passion yang besar membuat
Anda lebih fokus pada apa yang Anda kerjakan, pada apa yang Anda produksi saat
ini.
Satu sisi manfaat passion ini bisa kita lihat dari para juara dan
orang-orang sukses. Ada sebuah reward yang pasti mereka terima. Meski itu bukan
tujuan terbesar dari proses latihannya. Justru yang terbesar adalah sisi
lainnya, yaitu kualitas diri. Semakin tampan, semakin cantik, semakin kerena
itulah kepuasan tak pernah lekang oleh waktu dan keadaan. Hingga kebiasaannya
menghidupkan passion dengan aplikasi pekerjaannya hampir tidak ada bedanya
antara latihan dengan saat bertanding. Kondisi seperti inilah justru manfaat
terbesar dari passion itu. Kalau hanya hasil, itu bersifat sementara. Tapi
kalau sudah menjadi kebiasaan, hasil memburunya kapan pun!
(foto: www.lovelifesurf.com )
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion,
dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar