Minggu, 23 Februari 2014

APA PASSION TERKUAT ANDA?



Gunung es yang menjulang ke atas, jauh lebih kecil dari yang menghujam ke dasar laut

Banyak yang mengatakan bahwa emosilah yang banyak berperan pada kesuksesan seseorang. Misal saja, semangat, passion, sabar, persisten dan yang semisalnya. Lebih tepatnya, emosilah yang berperan manusia untuk bergerak dan beraksi. Dan pada akhirnya yang benar-benar mempengarui manusia untuk bergerak memanglah emosi ini. Bisa juga disebut mental. Hanya saja mental ini terkesan lebih bersifat hasil dari olah emosi itu sendiri. Ada yang bermental lemah mengakibatkan miskin dan kalah, ada juga yang bermental kuat menyebabkan kaya dan kuat. Islam menganjurkan seluruh umatnya untuk menjadi kuat. Bahkan orang yang kuat lebih dicintai oleh-Nya. Emosi yang membuat orang terus bekerja dikala orang lain sudah istirahat. Emosi pula yang membuat orang tahan banting. Tinggal seberapa pandai kita melatih emosi kita untuk jadi sang juara itu.
Kali ini saya akan mengupas satu sisi dari kekuatan emosi ini. Sebut saja dengan passion atau hasrat yang tinggi terhadap sesuatu. Satu contoh di sini adalah Ade Rai. Saat ia berteman dengan Ardi B Wiranata, salah seorang bulu tangkis nasional berprestasi, Ade Rai heran dengan sahabatnya itu. Ardi setiap hari semangat berlatih, bahkan di hari Minggu sekalipun. Sedangkan Ade sendiri tidak begitu bersemangat. Apa yang mebuat Ardi berlatih lebih semangat?
Jawabannya, karena Ardi punya passion terhadap olahraga bulutangkis dan setiap kali berlatih impiannya adalah juara. Sedangkan Ade Rai sendiri tidak mempunyai passion di bulutangkis. Namun, setelah Ade Rai terjun ke Binaraga, ia menjadi sangat bersemangat seperti Ardi BW di olahraga bulutangkis karena Ade Rai menemukan passion-nya.
Passion hanya akan ada terhadap pekerjaan yang Anda cintai dan biasanya itu memang panggilan jiwa. Sebuah pekerjaan yang Anda anggap paling besar nilainya dan paling luas manfaatnya. Tanpa adanya cinta pada pekerjaan, mustahil Anda menemukan passion yang super dahsyat. Temukan, lalu ikuti dengan kemauan untuk jadi terbaik!
Passion itu pada dasarnya telah dikaruniai oleh-Nya berupa pirantinya. Nah, sekarang urusan kita untuk membuat dia berdaya guna. Tentu untuk membuat passion berdaya guna adalah tidak lain dan tidak bukan adalah terus dilatih, terus dilakukan, terus beraktivitas, dan terus digerakkan pada profesi yang Anda cintai. Benar sekali, urusan kitalah yang harus merawat passion itu agar semakin tumbuh dan berkembang. Dia sudah ada, seperti orang tidur kitalah yang harus membangunkannya. Dengan cara apa? Dengan cara mengubah mindset dari yang tertutup menjadi terbuka. Dari yang self oriented menjadi others oriented. Dari yang mental meminta-minta menjadi mental yang memberi. Lihatlah sebuah peran penting yang mesti Anda rebut dalam kehidupan ini. Peran yang membawa dampak manfaat paling luas, itulah pembangkit passion paling besar. Karena Anda memandang hasil yang besar, maka itu seperti Anda telah menyulut passion Anda.
Jadi, passion ini sangat penting bagi keberdayaan hidup kita untuk meraih sukses. Apapun pekerjaan Anda. Yang jelas, cintai dulu pekerjaan Anda itu. Baru passion ini akan muncul. Anda bisa saksikan para juara di bidang mereka masing-masing. Hampir dipastikan semuanya mempunyai passion yang besar. Passion yang besar membawa totalitas semangat meraih sesuatu. Entah itu saat berlatih, atau saat dia bertanding. Entah itu saat dia santai, maupun saat ia bekerja. Karena besar sekali peran passion ini, dan Anda telah memilikinya, hanya tinggal seberapa cerdas Anda menggunakannya. Passion yang besar membuat Anda lebih fokus pada apa yang Anda kerjakan, pada apa yang Anda produksi saat ini.
Satu sisi manfaat passion ini bisa kita lihat dari para juara dan orang-orang sukses. Ada sebuah reward yang pasti mereka terima. Meski itu bukan tujuan terbesar dari proses latihannya. Justru yang terbesar adalah sisi lainnya, yaitu kualitas diri. Semakin tampan, semakin cantik, semakin kerena itulah kepuasan tak pernah lekang oleh waktu dan keadaan. Hingga kebiasaannya menghidupkan passion dengan aplikasi pekerjaannya hampir tidak ada bedanya antara latihan dengan saat bertanding. Kondisi seperti inilah justru manfaat terbesar dari passion itu. Kalau hanya hasil, itu bersifat sementara. Tapi kalau sudah menjadi kebiasaan, hasil memburunya kapan pun!
(foto: www.lovelifesurf.com )


NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...