Rabu, 26 Februari 2014

NGAKU LAKI-LAKI? MESTI BERANI TANTANGAN



Kesempatan tidak datang dalam bentuk yang jelas dan nyata/kongkret. Terkadang kita tidak mempunyai informasi yang lengkap berkaitan dengannya. Tapi, dengan pengalaman, insting/naluri, dan keberanian mengambil resiko, peluang untuk mencapai kesuksesan selalu ada di tangan Anda. Jika Anda menunggu sampai segalanya sudah pasti, lancar, dan mulus, maka kesempatan itu pasti hilang, dikuras habis oleh orang yang lebih dulu maju. Dan Anda hanya bisa gigit jari, melongo, tidak kebagian apa-apa. Kaciaaan deh loh! Hehehe.
Coba kita nikmati kisah berikut. Untuk mengetahuii pengaruh keberanian mengambil resiko untuk kesuksesan, dipilih dua belas orang dengan latarbelakang yang relatif sama. Setelah diberi arahan secukupnya, mereka dimasukkan ke dalam sebuah gedung yang agak gelap.
Lalu ketua tim peneliti menunjukkan kepada mereka bahwa di depan mereka, di seberang kolam, ada sebuah medali yang terbuat dari emas murni. “Untuk mendapatkannya Anda harus melewati jembatan gantung itu. Jika gagal dan jatuh ke bawah, Anda beresiko patah kaki atau tangan. Namun jangan khawatir, tim medis kami siap menolong Anda jika ada masalah”.
“Siapa yang berani mencoba lebih dulu?” Tantang ketua tim kepada keduabelas orang tersebut.
Mereka saling berbisik dan berdiskusi, tapi tidak ada yang berani mengajukan diri untuk mencoba. Setelah ditunggu-tunggu belum ada juga yang mengajukan diri, maka ketua tim kembali bertanya, “Ayo, siapa yang berani mencoba?”
Tiba-tiba seorang dari mereka maju dan langsung mencoba. Dengan berani dan hati-hati ia meniti jembatan tersebut. Akhirnya ia berhasil dan dengan bangga menunjukkan medali emas itu.
Setelah itu, ketua tim peneliti menghidupkan beberapa bola lampu. Ia membawa pada peserta mendekat ke kolam tersebut. Ternyata di bawah jembatan itu telah dipasang jaring atau net yang transparan.
Ketika ditawarkan lagi, siapa yang berani melewati jembatan gantung tersebut akan mendapat hadiah hiburan, hanya tiga oang yang maju ke depan. Dengan langkah hati-hati, mereka berhasil melewati jembatan gantung tersebut dan mendapatkan hadiah hiburan dari ketua tim peneliti.
Kemudian peserta sisanya bertanya, “Pak, apakah jaring itu cukup kuat menahan beban orang?”
“Ia cukup menahan sampai lima puluh orang sekaligus”, jawab ketua tim peneiti, “Tetapi sayangnya kesempatan sudah tidak ada lagi”!
Sangat besar pengaruh berani ambil resiko, berani mencoba, untuk kesuksesan seseorang. Memang dibutuhkan, sedikit aksi ekstrim, nekat untuk menghancurkan ketakutan yang sebenarnya cara pikir kita saja. Kalau kita perfeksionis, maka kesempatan itu akan hilang untuk kita. Seharusnya, progresionis saja dan lihatlah yang menguntungkan bukan yang merugikan. Dan sepertinya, pikiran harus dibebaskan dari khawatir-khawatir, barang kesayangan, eman-eman, keluarga kesayangan, zona nyaman kesayangan, profesi kesayangan, dan lain sebagainya.
Dulu saat saya ingin kuliah di Surabaya, karena keterbatasn biaya, saya ditantang oleh Ayah saya, “Ayah senang kalau kamu terus sekolah sampai jenjang tinggi bahkan tertinggi sekalipun. Tapi Ayah bisa membiayai pendaftaran dan biaya awal masuknya saja. Biaya selanjutnya, termasuk biaya hidup dan lain-lain, beranikah kamu mencari sendiri?....” Sejenak hening. Lalau beliau melanjutkan, “Tapi tenang saja Nak, kullu hayyin marzuqun: tiap-tiap yang hidup itu pasti ada rezekinya”
 Satu dua hari, saya renung-renungkan di mushalla pribadi, yang juga merupakan “laboratorium” belajar dan eksperimen saya. Akhirnya saya putuskan, “Berani kuliah”. Luar biasa. Saya benar-benar merasakan manis getirnya perjuangan kuliah, hingga saya berhasil meraih gelar Strata 1, walau dengan kesandung di sana-sini. Tapi intinya satu, saya sukses dalam memperjuangkan mimpi saya bisa kuliah hingga lulus. Coba bayangkan, jika saya takut dengan tantangan itu. Mungkin tulisan ini tidak akan pernah tercipta. Saya banyak mendapatkan keterampilan menulis saat jadi mahasiswa itu.
Semoga spirit ini bisa sampai dan menular juga di hati para sobat pembaca. Salam Menang...
(sumber foto: www.azizwan.com)
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...