Rabu, 19 Februari 2014

MELEPAS BELENGGU, MENJADI KAYA



Terkadang kita terus menggenggam sesuatu, walau genggaman itu sebenarnya sedang membelenggu kita. Kayak kisah tentang orang Afrika yang suka menangkap monyet. Ceritanya, di Afrika ada suku yang sukanya makan monyet. Mereka memburu monyet untuk dimakan. Bermacam-macamlah cara mereka memburu monyet-monyet itu. Ada yang menggunakan panah. Ada juga yang menggunakan sumpit. Ada cara paling menarik yang mereka lakukan untuk menangkap monyet, yaitu dengan menggunakan kendi. Mereka mengikat kendi dari tembaga pada pohon atau batu besar. Kemudian, kendi itu diisi kacang. Sebagian kacang dicecerkan di luar dan dekat kendi. Saat melihat kacang tersebut, dan setelah memastikan kanan kiri bahwa situasinya aman, monyet tadi turun dan mulai memakan kacang tersebut. Ketika kacang di luar habis, monyet tersebut mulai melirik kacang yang ada di dalam kendi. Dia memasukkan tangannya untuk mengambil kacang. Karena monyet itu menggenggam kacang, tangannya tidak bisa ditarik dari kendi yang tertambat di pohon yang besar. Dan monyet itu tidak mau melepaskan kacangnya. Akibatnya monyet itu tertahan terus, tidak bisa lari. Bahkan sampai pemburu datang, tetap saja monyet itu tidak mau melepaskan genggamannya agar bisa lari. Lantas, kapan monyet itu mau melepaskan kacangnya? Saat dia mati disembelih! Karena itu, ada peribahasa “You pay peanut, and you get monkey”.
Banyak dari kita yang sudah jelas tahu bahwa yang kita kerjakan sekarang tidak akan membantu kita mencapai apa yang kita inginkan, tetapi kita masih takut kehilangan “kacang”. Sampai kita “disembelih” (dipecat, pensiun). Evaluasi! Apakah pekerjaan kita sekarang bisa membuat kaya raya? Kalau tidak, lepaskanlah!
Sekali lagi, cari bidang apa yang kita sukai, atau mungkin akan kita sukai, yang bisa menghasilkan kekayaan seperti yag kita tentukan sebelumnya. Apabila yang kita kerjakan sekarang tidak memungkinkan kita untuk mencapai impian tersebut, segera lepaskan dan cari yang baru!
Seperti membangun sebuah rumah, tentu kita panggil arsiteknya. Ironinya, untuk membangun kekayaan, banyak orang tidak pernah merancangnya. Akhirnya dia bertindak seperti monyet tadi. Pokoknya cukup untuk makan, ya sudah. Berarti pada prinsipnya orang itu tidak mau kaya. Dan ini terjadi pada kebanyakan orang.
Kalau memang kita ingin kaya, tidak sekedar cukup, maka kita harus tentukan dulu seberapa besar passive income yang harus dicapai pada usia tertentu. Lalu, cari hal yang paling mungkin membuat kita kaya. Kemudian, cari orang yang sudah berhasil mencapai impian untuk diajak kerja sama, atau belajar kepada orang tersebut.
Sudahkah Anda menjadi arsitek untuk kekayaan Anda? Seberapa cepat rencana Anda? Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang bisa membimbing Anda untuk membuat rencana yang logis rasional.
·         Siapa orang yang sudah sukses di bidang yang hendak Anda kerjakan atau masuki? Kapan Anda akan menghubungi dia untuk belajar?
·         Sumber daya apa yang Anda perlukan untuk mencapai apa yang Anda inginkan?
·         Apa yang akan Anda berikan untuk mencapai apa yang Anda inginkan?
·         Siapa yang bisa membantu Anda? Kapan akan Anda hubungi?
·         Keterampilan apa yang harus Anda punyai? Kapan Anda akan belajar, kapan Anda akan menguasai keterampilan itu?
·         Kebiasaan apa yang harus Anda miliki? Kapan akan Anda mulai?
·         Kebiasaan apa yang harus Anda buang untuk mencapai apa yang Anda inginkan? Kapan mau Anda buang?
·         Apa yang mau Anda korbankan?
·         Berapa persen dari penghasilan yang Anda janjikan akan Anda masukkan ke dalam investasi yang aman dan tidak akan Anda ambil selamanya, sedemikian sehingga investasi yang aman ini bisa memberi hasil yang cukup untuk membiayai Financial Dream Anda?


NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)
Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...