Rabu, 26 Februari 2014

MENUJU KEMENANGAN AKBAR



Cita-cita boleh setinggi langit. Ingin jadi profesor. Ingin punya perusahaan bisnis raksasa. Ingin sedekah kepada ribuan anak yatim. Ingin membangun pesantren. Ingin jadi motivator kelas kakap. Dan seterusnya. Mimpi besar, boleh dan bahkan harus. Kalau kita membidik bintang di langit, walau pun meleset, maka misil kita jatuhnya di tempat yang tinggi. Tapi, mulailah dari yang kecil. Anggap cita-cita itu adalah pengetahuan Anda. Tapi sebenarnya bukan pengetahuan itu yang penting, sebaliknya apa yang Anda lakukan dengan pengetahuan Anda. Mimpi boleh selangit, mulailah dari yang kecil-kecil yang dapat Anda lakukan sekarang.
Seorang pemuda ingin pergi ke kota untuk mengadu nasib. Sebelum berangkat, ia mengunjungi seorang kakek yang bijak di kampungnya untuk meminta petunjuk.
“Kek, bagaimana caranya untuk mencapai kesuksesan?”, tanya pemuda tadi.
Kakek bijak itu tidak menjawab pertanyaan. Ia malah menyilakan pemuda itu duduk di teras rumahnya. Kemudian ia pergi ke kebunnya yang berada di samping rumah dan memetik sebuah semangka yang tidak begitu besar. Ia memotongnya menjadi tiga bagian dengan ukuran berbeda: besar, sedang, kecil. Kemudian kakek bijak itu bertanya kepada anak muda itu, “Jika masing-masing semangka ini mewakili kesuksesan yang akan dicapai, mana duluan yang akan kamu ambil?”
“Yang besar duluan, kek”, jawab pemuda itu.
Kakek bijak memberikan potongan semangka paling besar kepada pemuda itu dan memintanya untuk memakannya sampai habis. Pada saat yang bersamaan kakek bijak mengambil potongan yang paling kecil. Kemudian mereka mulai memakannya.
Hanya dalam beberapa kali gigitan, kakek bijak telah menghabiskan potongan semangka yang kecil itu. Kemudian ia mengambil lagi potongan semangka yang berukruran sedang sambil memerhatikan pemuda di depannya yang tampak kesulitan menghabiskan semangkanya. Karena potongannya yang besar, agak sulit bagi pemuda itu untuk memakan bagian tengahnya. Kemudian kakek itu berkata, “Nak, dengan memakan yang kecil lebih dulu, saya bisa mengambil potongan yang kedua. Jumlah keseluruhan yang saya ambil lebih besar daripada yang kamu punya. Selain itu juga, lebih mudah bagi saya untuk menghabiskannya”.
Sambil memegang potongan semangkanya kakek itu melanjutkan pertanyaannya, “Kamu mengerti maksud kakek?”
Sambil mengangguk-anggukkan kepala, pemuda itu berkata, “Ya...ya... sekarang saya mengerti”.
Satu hal yang bisa kita petik dari kisah di atas, mulailah sesuatu yang besar dari yang paling kecil. Mulailah sesuatu yang sulit dari yang paling mudah. Prinsip dasar inilah yang harus selalu diingat. Setelah langkah awal berhasil, barulah Anda, setahap demi setahap dan secara konsisten, mengembangkannya menjadi lebih besar.
Tidak ada para pendaki itu langung sampai di puncak bukit. Mereka selalu mengawalinya dari panjatan pertama, disusul dengan panjatan kedua. Begitu seterusnya. Begitu selanjutnya. Seperti itulah dalam hidup, dalam mengejar cita-cita kita. Terus melangkah menuju cita-cita kita, dengan langkah-langkah kecil selaras dengan waktu.
Pasalnya dengan melakukan hal-hal kecil untuk cita-cita besar kita, kita akan mendapatakan pengalaman dan pembelajaran dari setiap langkah kecil itu. Seperti memanjat anak tangga, tentu mudah apabila kita menapakinya satu demi satu dari bawah. Menjadi lebih sulit apabila kita langsung meloncat ke anak tangga teratas. Disamping resiko jatuh juga lebih besar daripada selamatnya. 
(sumber foto: mnurwahid.blogspot.com)


NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...