Rabu, 26 Februari 2014

MELAKUKAN SEPENUH HATI



Suatu ketika ada tiga mahasiswa yang ditanya oleh seorang dosen. Dia bertanya dengan pertanyaan yang sama di tiga tempat yang berbeda. Mahasiswa A ditanya, “Kapan Anda mau lulus?” Mahasiswa A menjawab, “Kalau tidak ada halangan, saya lulus semester 8.” Lalu, dosen ini bertanya kepada mahasiswa B, “Kapan Anda mau lulus?” Mahasiswa B menjawab, “Mungkin semester 8.” Terakhir mahasiswa C ditanya, “Kapan Anda mau lulus?” Dengan mantap, dia menjawab, “Bismillah, Saya lulus semester 8.” Setelah waktu berlalu, apa yang terjadi? Ya, mahasiswa A sekarang masih menjalani semester 14. Sementara mahasiswa B lulus semester 12. Luar biasa, mahasiswa C benar-benar lulus semester 8. Itu juga yang saya terapkan. Ketika saya ditanya, “Kapan Anda mau lulus?” Dalam hati saya mantap katakan, “Saya harus lulus semester 7.” Dan saya jawab padanya, “Doakan saja, insya Allah kurang 6 bulan lagi saya lulus.” Ya, Saya katakan itu ketika semester 6. Ajaib, saya benar-benar lulus prematur pada semester 7. Bersama saya hanya ada 4 teman lagi. Diantara mereka saya laki-laki sendiri dan subhanallah, saya lulus sebagai wisudawan terbaik ke-II.
Wes pokoknya, kalau urusan cita-cita itu harus 100 persen. Sudah jangan pedulikan background Anda. Tidak perduli orang lain, lebih hebat, lebih bisa, lebih duluan dan anggapan konyol lainnya. Jangan tanyakan lagi. Milikilah keinginan sepenuh hati dulu. Lah, kalau belum-belum Anda sudah loyo, pesimis, maka sebelum bertanding Anda sejatinya sudah kalah. Anda bilang “tidak mungkin”, ah kayak tahu aja Anda ini potensi Anda seratus persen! Padahal, Tuhan mengatakan bahwa Anda itu adalah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Masih kurang? Anda itu wakil Tuhan. Wow, ya benar. Wakil Tuhan di dunia ini. Nah, sudah pasti wakil Tuhan dibekali dengan potensi yang luar biasa. Dan siapa saja yang mengatakan tidak mungkin, sejatinya dia belum tahu tentang dirinya sendiri. Makanya kata Ghazali, “Barangsiapa yang tahu tentang dirinya, maka dia tahu tuhannya”.
Kita tidak yakin, karena kita sebenarnya tidak pernah tahu masa depan. Tapi, “Jika Anda ingin tahu masa depan, maka lihatlah apa yang Anda kerjakan sekarang” saya rasa sangat kuat sebagai dasar hipotesis Anda. Ini menandakan, sedikit keraguan dalam hati Anda, wajar-wajar saja. Asal Anda tetap melakukan usaha seratus persen agar tujuan yang Anda ucapkan atau tulis menjadi nyata.
Pekerjaan mesti Anda lakukan seratus persen. Sebuah pekerjaan yang tidak dikerjakan seratus persen, pada hakikatnya nol persen. Analoginya, Anda tahu pesawat terbang. Berapa jarak landasan yang dibutuhkan sampai take off?? Ya, 4000 m. Berapa kecepatan yang dibutuhkan?? Ya, Anda benar 340 km/jam. Bagaimana jadinya kalau jaraknya kurang 4 km, misal hanya 3 km?? Atau kecepatannya cuma 300km/jam?? Ya, Anda benar lagi. Pesawat itu pasti tidak akan bisa terbang. Dia pasti nyungsep!. 
(foto: www.liniberita.com)





NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @ipoenkchampion, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...