Minggu, 16 Februari 2014

YANG CANTIK DAMBAAN SETIAP INSAN



            

             Seorang perempuan yang “cantik” itu menjadi dambaan setiap imam. Begitu juga seorang imam yang “tampan” juga menjadi dambaan setiap perempuan. Kalau demikian, berlomba-lombalah untuk menjadi cantik dan tampan. Well?
            Salah kaprah kalau yang dikira cantik dan tampan itu hanya soal wajah, body dan assesoris. Tampan dan cantik sejati itu memang sebenarnya hatinya. Atau bahasa populernya dikenal inner beauty, kencantikan atau ketampanan internal seseorang. Lebih gampangnya cantik yang menjadi dambaan itu lebih pada jiwannya, hatinya, karakternya, wawasannya, sikapnya, kapasitasnya sebagai khalifah.
            Memang, cantik wajah, body dan assesoris itu juga penting. Bahkan Nabi Muhammad juga suka yang bersih-bersih dan harum-harum. Allah pun Maha Indah dan cinta kepada keindahan. Tidak bisa seorang seniman misalnya berkata, “Biarlah dandanan saya compang-camping, yang penting kan hati gue”. Bahkan orang sekarang menilai bahwa dandanan luar seseorang, mencerminkan wataknya. Meskipun ini tidak selalu.
            Namun, jangan sampai dilupakan. Bahwa sekuat apapun kita mendandani wajah, body kita, toh pada akhirnya menjadi keriput juga, menjadi tanah juga. Itulah fisik, dia kembali lagi menuju kehancurannya seiring dengan waktu. Kalau jiwa, ruh lain. Seiring waktu, tambahnya wawasan dan keimanan, dia menuju kesempurnaannya. Hingga kembali kepada-Nya.
            Nah, Islam selalu menganjurkan untuk keseimbangan. Mari kita dandani fisikal kita, namun tidak melupakan ruhani kita. Kita cari akheat kita, tidak melupakan dunia. Agar kita selalu didambakan penduduk langit maupun bumi.
            Seorang yang tidak bisa merasakan keindahan sebuah warna, musik, dikhawatirkan hatinya yang sakit. Mungkin disebabkan menumpuknya dosa. Sudah fitrahnya orang mendambakan yang indah, yang cantik, yang tampan.
            Maka, awas tertipu oleh cantiknya, tampannya, atau kerennya wajah dan body. Penting untuk dicek terlebih dahulu kecantikan dalamnya juga. Karena tidak jarang, yang terperdaya oleh kecantikan palsu itu, menjadi petaka setelah pernikahan. Mengapa? Ya, tidak lain dan tidak bukan, ternyata hatinya buruk. Sama seperti wajah, hati atau ruh akan menjadi buruk atau jelek bila tidak dirawat, bila tidak didandani setiap saat. Dengan apa? Tentu saja dengan ilmu, pengalaman yang baik, dan iman.
            Kecantikan spiritual, butuh dandanan iman dan pemahaman Islam yang lurus. Kecantikan mental butuh dandanan simpati, empati, sabar, pantang menyerah, berani, yakin, percaya diri, berani berkorban, dan semisalnya. Kecantikan intelektual butuh membaca, mengamati, mengajar, menulis, dan berlatih secara berkesinambungan.
            Itulah asupan gizi untuk membentuk kecantikan atau ketampanan itu. Seperti perut yang kelaparan dan bisa mati kalau tidak dipenuhi, begitu juga inner beauty kita. dia butuh makan yang halalan thayyiban sekaligus olahraganya.
            Penggerakanya, kita mesti setia dengan kebaikan, kebenaran dan keindahan. Untuk mendapatkan itu, tidak bisa tidak kita harus keep learning. Hanya dengan terus belajar, jiwa kita akan tumbuh dewasa, sempurna dan akhirnya kembali kepada-Nya dengan gelar nafs al-muthmainnah.
            Kita bisa amati langsung dalam keseharian hidup kita. Bagaimana nasib orang yang dekat dengan ilmu, cinta kebaikan, kebenaran dan keindahan. Dibanding mereka yang jauh darinya. Karena Allah memang tidak akan pernah salah, “Allah akan melebihkan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu”.
            Sekali lagi, bahwa memang kecantikan atau ketampanan itu punya gaya sedot. Orang pasti dibuat tertarik. Dan uniknya, dia akan menarik yang baik-baik juga. Otomatis, tidak suka dengan keburukan, kesalahan, dan ke-dekil-an. Orang seperti ini, tidak mudah tertipu oleh pandangan matanya. Hatinya selalu ikut andil untuk menjadi radar menemukan jodohnya.
            Allah itu Maha Adil. Dia tidak melihat wajah atau body kita. Tapi yang dinilai adalah hati kita. Celaka, kalau surga itu dihadiahkan hanya yang cantik atau tampan wajah dan bodynya. Kalau demikian, bisa-bisa surga itu dihuni kalangan artis saja. Tapi, sekali lagi tidak! Allah menilai hati kita. Maka Yuk selalu dandani hati kita, dan juga wajah dan body kita. Kalau pun harus dimenangkan, tentunya dandani inner beauty memang harus diprioritaskan. Selamat Aktivitas Sobatku, para pemenang....;)             

             NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...