Dan (ingatlah)
tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah Engkau hendak
menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah,
padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata:
Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al
Baqarah[2]: 30)
Kawasan
Afrika menjadi asal-usul penyebaran manusia di seluruh dunia sejak sekitar 65
ribu tahun yang lalu. Ini perkiraan menurut kajian mutakhir. Dengan memadukan
berbagai macam disiplin ilmu dan data-data fosil makhluk hidup serta
barang-barang peninggalan budaya di berbagai belahan dunia.
Perpaduan
antara berbagai artefak, fosil, dan analisa genetik menyimpulkan bahwa ras
tertua manusia berasal dari Afrika. Di berbagai kawasan Benua Hitam itu
ditemukan berbagai fosil dan artefak yang sudah berusia ratusan ribu tahun.
Di
Omo Kibish, ditemukan fosil yang sudah berusia 195 ribu tahun. Fosil tempurung
kepala manusia yang ditemukan pada 1967 itu awalnya dikira berusia 130 – 160
ribu tahun. Tetapi dengan teknologi yang lebih maju, paka Geologis dari
Univertsity of Utah AS, Frank Brown bersama timnya menyimpulkan bahwa fosil
tersebut berusia 195 ribu tahun. Ini menjadi fosil homosapiens tertua di dunia
yang pernah ditemukan. Fosil dan hasil rekonstruksinya sekarang bisa disaksikan
di Museum Nasional Ethiopia, bersama dengan potongan tulang dan artefak
lainnya.
Masih
di Ethiopia. Ditemukan fosil lain yang lebih muda, 160 ribu tahun. Herto Fossil
namanya. Yakni berbentuk kepala lebih lengkap. Meskipun belum sepenuhnya bisa
disebut manusia modern, Herto Fossil itu menggambarkan bentuk peralihan dari
manusia purba ke homosapiens. Sehingga disebut sebagai Homosapiens Idaltu.
Alias manusia peralihan.
Tiga
fosil yang berhasil ditemukan itu, pertama adalah tengkorak dewasa dengan
volume tempurung otak sekitar 1.450 cc. Diberi kode BOU-VP-16/1. Ukuran ini
lebih besar dibandingkan dengan manusia modern kebanyakan. Juga struktur
tulangnya lebih panjang, lebar, dan kuat.
Fosil
kedua berkode BOU-VP-16/2 berasal dari tengkorak dewasa juga. Hanya ukurannya
lebih besar lagi. Dan yang ketiga adalah tengkorak anak-anak berusia sekitar
6-7 tahun. Ini bisa diketahui dari gigi geliginya. Yang terakhir ini berkode
BOU-VP-16/5.
Kawasan
ketiga adalah Sudan. Negara tetangga Mesir di bagian selatan itu menyimpan
sejumlah fosil berumur 160 ribu tahun. Yang terkenal adalah yang berasal dari
kota Singa, 360 km dari ibukota Khartoum.
Dari
kota pinggiran sungai Nil berketinggian 439 meter itu ditemukan fosil dari
zaman Pleistocene yang sezaman dengan manusia purba Neanderthals dari Jerman,
serta Manusia Peking dari China. Tempurung kepala itu disimpan di British
Museum, London.
Di
Sudan ini juga ditemukan 3 areal pemakaman yang berusia sekitar 13 ribu tahun.
Dua diantaranya berada di kawasan Jabal
Sahaba. Satunya lagi di kawasan Tushka. Di situ tersimpan 59 kerangka. Terdiri
dari 24 berjenis perempuan, 19 laki-laki
dewasa, 13 kerangka anak-anak, dan 3 kerangka lagi yang sulit dikenali usia
maupun jenis kelaminnya.
Diperkirakan,
sebagian besar mereka mati akibat peperangan. Lantas, dimakamkan secara massal.
Sebab, ditemukan bebatuan runcing di tubuh mereka yang mungkin dilontarkan
seperti tombak atau anak panah. Ini berada di zaman peralihan antara manusia
purba dengan manusia modern yang lebih berbudaya.
Tidak
hanya di Sudan dan Ethiopia, fosil-fosil tua di kawasan Afrika ditemukan di
Blombos Caves dan Klasies River, Afrika Selatan yang berusia sekitar 70 ribu
tahun. Fosil di Taforait, Maroko yang berusia sekitar 80 ribu tahun. Serta
fosil di Oued Djebbana, Aljazair yang berusia sekitar 35 ribu tahun.
Penemuan
berbagai fosil tua di kawasan Afrika itu memperkuat hipotesa bahwa penyebaran
manusia di muka bumi itu berasal dari Afrika. Karena, fosil-fosil yang
ditemukan di berbagai benua lainnya ternyata memiliki usia lebih muda
dibandinkan dengan yang ditemukan di benua Afrika.
Di
bawah ini adalah sejumlah situs di luar Afrika, dimana ditemukan fosil dan
artefak yang berusia lebih muda.
Ø Skhul
& Kafzeh, Israel berusia 110 ribu tahun.
Ø Pestera
cu Oase, Romania 40 ribu tahun.
Ø Tianyuan
China berusia 40 ribu tahun.
Ø Fa
hien Cave, Srilangka berusia 35 ribu tahun.
Ø Batadomba
Lena Cave, Srilangka 35 ribu tahun.
Ø Niah
Cave, Serawak, Malaysia 45 ribu tahun.
Ø Lake
Mungo, Australia 46 ribu tahun.
Ø Lagar
Velho Boy, Portugal 25 ribu tahun.
Ø South-East
of Puebla, Mexico berusia 38 ribu tahun.
Ø Cactus
Hill, AS 17 ribu tahun.
Ø Wally’s
Beach, AS berusia 13 ribu tahun.
Ø Arlington
Springs, AS 13 ribu tahun.
Ø Quebrada
Jaguay, Peru berusia 13 ribu tahun.
Ø Monte
Verdef, Chili berusia 15 ribu tahun.
Jadi
jika diruntutkan, kawasan yang layak menjadi awal migrasi manusia di planet
bumi ini adalah kawasan Afrika itu. Diprediksi sekitar 65 ribu tahun yang lalu,
mereka mulai meninggalkan tanduk Afrika, sekitar Ethiopia. Yakni saat planet
bumi selama puluhan ribu tahun mengalami zaman es, yang diperkirakan terjadi
antara 80.000 – 11.000 tahun sebelum Masehi.
Disebabkan
oleh pembentukan dataran dan gunung-gunung es, maka air laut pun menjadi surut.
Sehingga sejumlah kawasan menampakkan daratan yang semula berada di dasar laut.
Diantaranya, adalah selat Bab EI Mandeb yang memisahkan antara Tanduk Afrika
dengan Jazirah Arab. Kemudian dipakai sebagai salah satu jalan migrasi menuju
kawsan lain.
Tim
peneliti EFCHED (Environmental Factors in The Cronology of Human Evolution
& Dispersal), yang didukung dan didanai oleh Lembaga Riset Lingkungan
Hidup, Inggris, itu menyimpulkan dua alternatif migrasi besar-besaran. Yaitu,
jalur utara dan jalur selatan. Di jalur utara, rombongan nenek moyang itu harus
melintasi gurun Sahara menuju ke Sinai. Kemudian menyebar ke arah Eropa di
kawasan utara. Sebagiannya lagi, melintasi benua Asia menuju ke bagian paling
timur.
Di
bagian paling timur Asia itu mereka menyeberangi selat Bering yang
menghubungkan Asia dengan benua Amerika utara bagian barat. Kemudian menyusuri
pantai barat Amerika ke arah selatan, sampai ke Amerika Latin.
Adapun
jalur selatan, migrasinya menyusuri pantai anak benua India. Sebagiannya menuju
ke Asia tenggara, ke bagian timur Indonesia. Dan berakhir di Australia. Tapi
sebagiannya lagi, berbelok ke utara menyusuri pantai lautan Hindia, menuju ke
Filipina, Hongkong, Korea, China, dan sekitarnya bergabung dnegan jalur utara
di selat Bering, untuk menyeberang ke Benua Amerika.
Sedangkan
perkembangan peradaban manusia modern diperkirakan baru terjadi sekitar 10.000
– 8.000 tahun sebelum Masehi. Yakni sekitar 1000 tahun setelah berakhirnya
zaman es.
Dengan
mencairnya es di berbagai permukaan bumi, permukaan air laut di seluruh dunia
pun naik kembali. Dan memutus jalur migrasi yang semula berupa daratan
penghubung. Budaya dan peradaban manusia berkembang secara lokal-lokal.
Sehingga menjadi sangat beragam. Ciri-ciri fisik pun menjadi ikut beragam
seiring dengan iklim setiap benua dan kawasan.
Menurut
catatan sejarah peradaban, awal perkembangan peradaban manusia berasal dari
kawasan sekitar Mesopotamia. Irak, kalau sekarang. Inilah kawasan subur yang
berada di antara sungai Tigris dan sungai Eufrat. Rasulullah menyebut sungai
Eufrat ini dengan sungai surga.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat,
semuanya adalah sungai-sungai surga.” (HR. Muslim).
Dalam
buku Ternyata Adam Dilahirkan, dan Adam Tak Diusir dari Surga,
dibahas tentang kemungkinan Adam dan Hawa berada di kawasan ini di masa
kecilnya. Sebuah kawasan yang disebut sebagai jannah alias surga. Ada
mata air dan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Serta pepohonan yang
berbuah rendah. Menggambarkan kawasan yang sangat subur di zaman itu.
Itu
saat peradaban manusia modern mulai bersinar. Dari ‘kawasan surga’ di
Mesopotamia. Di zaman khalifah pertama di planet bumi. Yakni, Adam AS. Dari
rasul pertama inilah terlahir anak-anak yang mengembangkan budidaya pertanian
dan peternakan. Yaitu, Qabil dan Habil. Kemudian menyebar ke seluruh penjuru
planet bumi.
Bukti
adanya agama di zaman itu adalah diketemukannya reruntuhan kuil tertua di
dunia, di kawasan Turki, yang berusia sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.
Turki adalah negara yang berbatasan dengan dengan Irak di bagian utara. Bahkan,
kedua singai Tigris dan Eufrat bersumber dari pegunungan Anatolia, Turki. Di
sekitar kawasan perbatasan yang sangat subur itulah peradaban manusia modern
mulai berkembang.
Alhamdulillah.. Pengetahuan sejarah nenek moyang kita sedikit demi sedikit teruraikan asal usulnya..
BalasHapusAlhamdulillah. Terimakasih apresiasinya. Semoga bermanfat...
BalasHapus