Jumat, 12 Oktober 2018

ASAL-USUL MANUSIA DAN PERADABANNYA


Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al Baqarah[2]: 30)

Kawasan Afrika menjadi asal-usul penyebaran manusia di seluruh dunia sejak sekitar 65 ribu tahun yang lalu. Ini perkiraan menurut kajian mutakhir. Dengan memadukan berbagai macam disiplin ilmu dan data-data fosil makhluk hidup serta barang-barang peninggalan budaya di berbagai belahan dunia.
Perpaduan antara berbagai artefak, fosil, dan analisa genetik menyimpulkan bahwa ras tertua manusia berasal dari Afrika. Di berbagai kawasan Benua Hitam itu ditemukan berbagai fosil dan artefak yang sudah berusia ratusan ribu tahun.
Di Omo Kibish, ditemukan fosil yang sudah berusia 195 ribu tahun. Fosil tempurung kepala manusia yang ditemukan pada 1967 itu awalnya dikira berusia 130 – 160 ribu tahun. Tetapi dengan teknologi yang lebih maju, paka Geologis dari Univertsity of Utah AS, Frank Brown bersama timnya menyimpulkan bahwa fosil tersebut berusia 195 ribu tahun. Ini menjadi fosil homosapiens tertua di dunia yang pernah ditemukan. Fosil dan hasil rekonstruksinya sekarang bisa disaksikan di Museum Nasional Ethiopia, bersama dengan potongan tulang dan artefak lainnya.
Masih di Ethiopia. Ditemukan fosil lain yang lebih muda, 160 ribu tahun. Herto Fossil namanya. Yakni berbentuk kepala lebih lengkap. Meskipun belum sepenuhnya bisa disebut manusia modern, Herto Fossil itu menggambarkan bentuk peralihan dari manusia purba ke homosapiens. Sehingga disebut sebagai Homosapiens Idaltu. Alias manusia peralihan.
Tiga fosil yang berhasil ditemukan itu, pertama adalah tengkorak dewasa dengan volume tempurung otak sekitar 1.450 cc. Diberi kode BOU-VP-16/1. Ukuran ini lebih besar dibandingkan dengan manusia modern kebanyakan. Juga struktur tulangnya lebih panjang, lebar, dan kuat.
Fosil kedua berkode BOU-VP-16/2 berasal dari tengkorak dewasa juga. Hanya ukurannya lebih besar lagi. Dan yang ketiga adalah tengkorak anak-anak berusia sekitar 6-7 tahun. Ini bisa diketahui dari gigi geliginya. Yang terakhir ini berkode BOU-VP-16/5.
Kawasan ketiga adalah Sudan. Negara tetangga Mesir di bagian selatan itu menyimpan sejumlah fosil berumur 160 ribu tahun. Yang terkenal adalah yang berasal dari kota Singa, 360 km dari ibukota Khartoum.
Dari kota pinggiran sungai Nil berketinggian 439 meter itu ditemukan fosil dari zaman Pleistocene yang sezaman dengan manusia purba Neanderthals dari Jerman, serta Manusia Peking dari China. Tempurung kepala itu disimpan di British Museum, London.
Di Sudan ini juga ditemukan 3 areal pemakaman yang berusia sekitar 13 ribu tahun. Dua  diantaranya berada di kawasan Jabal Sahaba. Satunya lagi di kawasan Tushka. Di situ tersimpan 59 kerangka. Terdiri dari  24 berjenis perempuan, 19 laki-laki dewasa, 13 kerangka anak-anak, dan 3 kerangka lagi yang sulit dikenali usia maupun jenis kelaminnya.
Diperkirakan, sebagian besar mereka mati akibat peperangan. Lantas, dimakamkan secara massal. Sebab, ditemukan bebatuan runcing di tubuh mereka yang mungkin dilontarkan seperti tombak atau anak panah. Ini berada di zaman peralihan antara manusia purba dengan manusia modern yang lebih berbudaya.
Tidak hanya di Sudan dan Ethiopia, fosil-fosil tua di kawasan Afrika ditemukan di Blombos Caves dan Klasies River, Afrika Selatan yang berusia sekitar 70 ribu tahun. Fosil di Taforait, Maroko yang berusia sekitar 80 ribu tahun. Serta fosil di Oued Djebbana, Aljazair yang berusia sekitar 35 ribu tahun.
Penemuan berbagai fosil tua di kawasan Afrika itu memperkuat hipotesa bahwa penyebaran manusia di muka bumi itu berasal dari Afrika. Karena, fosil-fosil yang ditemukan di berbagai benua lainnya ternyata memiliki usia lebih muda dibandinkan dengan yang ditemukan di benua Afrika.
Di bawah ini adalah sejumlah situs di luar Afrika, dimana ditemukan fosil dan artefak yang berusia lebih muda.
Ø Skhul & Kafzeh, Israel berusia 110 ribu tahun.
Ø Pestera cu Oase, Romania  40 ribu tahun.
Ø Tianyuan China berusia 40 ribu tahun.
Ø Fa hien Cave, Srilangka berusia 35 ribu tahun.
Ø Batadomba Lena Cave, Srilangka 35 ribu tahun.
Ø Niah Cave, Serawak, Malaysia 45 ribu tahun.
Ø Lake Mungo, Australia 46 ribu tahun.
Ø Lagar Velho Boy, Portugal 25 ribu tahun.
Ø South-East of Puebla, Mexico berusia 38 ribu tahun.
Ø Cactus Hill, AS 17 ribu tahun.
Ø Wally’s Beach, AS berusia 13 ribu tahun.
Ø Arlington Springs, AS 13 ribu tahun.
Ø Quebrada Jaguay, Peru berusia 13 ribu tahun.
Ø Monte Verdef, Chili berusia 15 ribu tahun.
Jadi jika diruntutkan, kawasan yang layak menjadi awal migrasi manusia di planet bumi ini adalah kawasan Afrika itu. Diprediksi sekitar 65 ribu tahun yang lalu, mereka mulai meninggalkan tanduk Afrika, sekitar Ethiopia. Yakni saat planet bumi selama puluhan ribu tahun mengalami zaman es, yang diperkirakan terjadi antara 80.000 – 11.000 tahun sebelum Masehi.
Disebabkan oleh pembentukan dataran dan gunung-gunung es, maka air laut pun menjadi surut. Sehingga sejumlah kawasan menampakkan daratan yang semula berada di dasar laut. Diantaranya, adalah selat Bab EI Mandeb yang memisahkan antara Tanduk Afrika dengan Jazirah Arab. Kemudian dipakai sebagai salah satu jalan migrasi menuju kawsan lain.
Tim peneliti EFCHED (Environmental Factors in The Cronology of Human Evolution & Dispersal), yang didukung dan didanai oleh Lembaga Riset Lingkungan Hidup, Inggris, itu menyimpulkan dua alternatif migrasi besar-besaran. Yaitu, jalur utara dan jalur selatan. Di jalur utara, rombongan nenek moyang itu harus melintasi gurun Sahara menuju ke Sinai. Kemudian menyebar ke arah Eropa di kawasan utara. Sebagiannya lagi, melintasi benua Asia menuju ke bagian paling timur.
Di bagian paling timur Asia itu mereka menyeberangi selat Bering yang menghubungkan Asia dengan benua Amerika utara bagian barat. Kemudian menyusuri pantai barat Amerika ke arah selatan, sampai ke Amerika Latin.
Adapun jalur selatan, migrasinya menyusuri pantai anak benua India. Sebagiannya menuju ke Asia tenggara, ke bagian timur Indonesia. Dan berakhir di Australia. Tapi sebagiannya lagi, berbelok ke utara menyusuri pantai lautan Hindia, menuju ke Filipina, Hongkong, Korea, China, dan sekitarnya bergabung dnegan jalur utara di selat Bering, untuk menyeberang ke Benua Amerika.
Sedangkan perkembangan peradaban manusia modern diperkirakan baru terjadi sekitar 10.000 – 8.000 tahun sebelum Masehi. Yakni sekitar 1000 tahun setelah berakhirnya zaman es.
Dengan mencairnya es di berbagai permukaan bumi, permukaan air laut di seluruh dunia pun naik kembali. Dan memutus jalur migrasi yang semula berupa daratan penghubung. Budaya dan peradaban manusia berkembang secara lokal-lokal. Sehingga menjadi sangat beragam. Ciri-ciri fisik pun menjadi ikut beragam seiring dengan iklim setiap benua dan kawasan.
Menurut catatan sejarah peradaban, awal perkembangan peradaban manusia berasal dari kawasan sekitar Mesopotamia. Irak, kalau sekarang. Inilah kawasan subur yang berada di antara sungai Tigris dan sungai Eufrat. Rasulullah menyebut sungai Eufrat ini dengan sungai surga.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga.” (HR. Muslim).
Dalam buku Ternyata Adam Dilahirkan, dan Adam Tak Diusir dari Surga, dibahas tentang kemungkinan Adam dan Hawa berada di kawasan ini di masa kecilnya. Sebuah kawasan yang disebut sebagai jannah alias surga. Ada mata air dan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Serta pepohonan yang berbuah rendah. Menggambarkan kawasan yang sangat subur di zaman itu.
Itu saat peradaban manusia modern mulai bersinar. Dari ‘kawasan surga’ di Mesopotamia. Di zaman khalifah pertama di planet bumi. Yakni, Adam AS. Dari rasul pertama inilah terlahir anak-anak yang mengembangkan budidaya pertanian dan peternakan. Yaitu, Qabil dan Habil. Kemudian menyebar ke seluruh penjuru planet bumi.
Bukti adanya agama di zaman itu adalah diketemukannya reruntuhan kuil tertua di dunia, di kawasan Turki, yang berusia sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi. Turki adalah negara yang berbatasan dengan dengan Irak di bagian utara. Bahkan, kedua singai Tigris dan Eufrat bersumber dari pegunungan Anatolia, Turki. Di sekitar kawasan perbatasan yang sangat subur itulah peradaban manusia modern mulai berkembang.

2 komentar:

  1. Alhamdulillah.. Pengetahuan sejarah nenek moyang kita sedikit demi sedikit teruraikan asal usulnya..

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah. Terimakasih apresiasinya. Semoga bermanfat...

    BalasHapus

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...