Kamis, 03 April 2014

RAHASIA KEHEBATAN CUCU NABI YA’QUB (YAHUDI)



Anda tahu kenapa bangsa Yahudi banyak yang hebat walau negara mereka kecil? Di Amerika, mereka berpengaruh di gedung putih. Salah satunya karena nenek moyang mereka (Israil—Nabi Yakub) mengajarkan mereka life skill. Coba perhatikan petikan ayat berikut:

Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu, dan masuklah dari pintu-pintu yang lain; dan aku tidak dapat menolongmu (apabila terjadi sesuatu). Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang bertawakkal". (QS. Yusuf[12]: 67)

Apa yang diajarkan oleh Yakub kepada putra-putranya juga pelajaran apa yang dapat kita petik? Jangan melewati satu pintu. Itu artinya, jangan monoton. Hidup itu luas. Pandanglah hidup yang kaya ini sepenuhnya, jangan sepotong-potong.
Disamping itu hebatnya mereka adalah loby. Terbukti di Gedung Putih, Amerika orang Yahudi termasuk mempunyai pengaruh. Bahkan Amerika sendiri selalu bisa dikendalikan oleh Israel. Adapun rahasia kehebatan orang-orang Yahudi tidak lepas dari pola hidup mereka yang berbeda khususnya dengan bangsa Indonesia. Lengkapnya, seperti dijelaskan oleh Imam Wahyu Winaris dalam Orang Yahudi Emang Genius, sebagai berikut:

1.Ketika dalam kandungan. Di Israel, setelah mengetahui dirinya sedang mendandung, seorang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Dia bersama suaminya membeli buku matematika dan bersama memecahkan soal hingga genap melahirkan. Suatu hari, Stephen heran dengan temannya yang tengah mengandung sedang membawa buku matematika, dan ia pun bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak Anda?” Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih dalam kandungan. Saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius”. Stephen tertarik untuk terus mengikuti perkembangannya. 

2.Pola makan. Stephen juga memperhatikan cara makannya. Sejak awal mengandung, dia suka sekali memakan kacang badan dan korma bersama susu. Tengah hari, roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan kacang badam dan berbagai jenis kacang-kacangan, menjadi makanan utamanya.

3.Mengonsumsi minyak ikan. Menurut wanita Yahudi, daging ikan sangat baik untuk perkembangan otak, sedangkan kepala ikan mengandung kimia tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Inilah yang biasa dilakukan orang Yahudi ketika mengandung dan sudah menjadi kewajiban bagi ibu yang mengandung untuk mengonsumsi minyak ikan dalam bentuk pil.

Saat diundang makan malam bersama orang-orang Yahudi, Stephen bercerita, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan, saya perhatikan bahwa mereka gemar sekali makan ikan, namun hanya isi atau filletnya saja”.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di atas satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang harus dikonsumsi, terutama kacang badam.

4.Buah menjadi makanan utama. Orang Yahudi akan makan buah terlebih dahulu sebelum makan hidangan utama. Jika Anda diundang ke rumah orang Yahudi, maka buah menjadi hidangan pembuka bagi Anda. Menurut mereka, memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) terlebih dahulu yang kemudian disertai buah setelahnya dapat menyebabkan ngantuk. Hal ini membuat kondisi tubuh lemah dan payah untuk memahami pelajaran.

5.No smoking. Di Israel, merokok adalah hal tabu. Apabila Anda diundang makan di rumah orang Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan, Anda akan disuruh keluar.
Penelitian di Universitas Israel, membuktikan nikotin dapat merusak sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Dan ini tentu saja merupakan penemuan dari para saintis gen dan DNA Israel.

6.Cara makan anak-anak Yahudi. Stephen selanjutnya mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). 

7.Semenjak kecil dilatih belajar 3 bahasa. Menurut pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa, yaitu bahasa Yahudi, Arab dan Inggris.

8.Sejak kecil selalu dilatih bermain biola dan piano. Sejak kecil, mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini sudah suatu kewajiban. Menurut mereka, bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu kebiasaan ini bakal menjadikan sang anak menjadi cerdas. Menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Dan dari fenomena ini, tidaklah mengherankan jika banyak pakar musik lahir dari bangsa Yahudi.

9.Eksakta dan olahraga menjadi hobi. Mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Selain itu, pelajaran IPA juga sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Jika dibandingkan dengan anak-anak di California dalam tingkat IQ-nya, maka bisa saya katakan bahwa mereka 6 tahun tertinggal di belakang dibandingkan anak-anak Yahudi”. Karena itulah, anak Yahudi akan menangkap dengan mudah segala pelajaran yang berkaitan dengan ilmu eksakta. Sepertinya ada sebuah jiwa-jiwa tua yang tinggal di tubuh yang muda!

Olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman Yahudi Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak tetap fokus. Di samping itu, menembak adalah bagian dari persiapan membela negara.

10.Pelajaran sains lebih ditekankan saat sekolah menengah. Perhatian Stephen selanjutnya tertuju pada sekolah tinggi (menengah). Di sini, murid-murid digodok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk selalu menciptakan produk. Meski proyek mereka kadang kelihatan lucu dan boros, namun mereka tetap meneliti dengan serius.

11.Suka bidang ekonomi. Selain meneliti tentang senjata, medis, dan teknik, satu lagi yang diberi keutamaan adalah bidang ekonomi. Dalam hal ini, Stephen sangat terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius dalam belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek, dan mereka juga harus mempraktikkannya. Mereka hanya akan lulus jika timnya (10 mahasiswa setiap kelompok) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta.

Rahasia keberhasilan cucu Ya’qub tidak hanya karena mereka memiliki mobilitas lebih besar. Namun lebih dari itu, oportunisme yang lahir dari semangat kosmopolitan pun menjadi salah satu penyebabnya. Karena itu, ketika mereka tidak bisa bersaing dalam lingkaran yang lebih tinggi daripada kapitalisme industri, maka orang Yahudi mengarahkan perhatiannya pada banyak renungan yang muncul dari perkembangan ekonomi dunia. Hal ini kemudian membawa orang Yahudi menjadi orang yang sukses dalam setiap bisnisnya seperti dalam bidang usaha berlian, komunikasi, mode, grosir, hiburan, dan profesi lainnya. Pilihan profesi ini memang sesuai dengan kesukaan kultural mereka yang umunya berorientasi bekerja sendiri (self-employment).

Bidang bisnis yang khusus dipegang oleh orang Yahudi adalah bisnis film. Menurut sebuah studi tahun 1936, orang Yahudi mengontrol enam dari delapan studio besar di Hollywood. Meski dewasa ini bisnis film tidak lagi didominasi oleh Yahudi, namun peran mereka di Hollywood dan bidang hiburan yang berkaitan dengannya tetap besar.

Tapi, apa yang dirasakan oleh bangsa Yahudi adalah bahwa ada nilai yang harus tetap hidup, yakni sebagai kelompok yang berbeda. Masa depan yang terpenting bagi monoteisme itu sendiri adalah bahwa akan tiba masanya bagi terciptanya dunia yang damai, kebahagiaan, dan pencerahan yang disebut dengan Zaman Mesiah. Kepastian bahwa masa itu akan tiba membuat orang Yahudi termotivasi untuk tetap taat berdoa dan terus berdoa hingga tiba masa itu. Kepercayaan itu memotivasi mereka yang taat maupun yang tidak untuk terus bekerja membangun masyarakat secara material dan spiritual sebagai bagian dari persiapan akan tibanya hari yang dinantikan dan mulai tersebut.

Yang menjadi pelajaran kita bersama adalah, memandang sisi positif “kebiasaan” orang Yahudi. Mungkin ada yang komen, “Ah, mereka kan orang Yahudi, orang kafir?”. Sebenarnya kebiasaan ini, tidak terikat dengan Majusi, Yahudi, Nasrani, Islam, Zoroaster, jawa, madura, batak, dayak, Amerika, Indonesia dan lain seterusnya. Artinya kebiasaan ini bersifat ilmiah dan universal. Semua orang, dari agama manapun dan dari golongan apa pun bisa mempraktekkannya, untuk meraih hasil yang sama.
Wallah a'lam bi al-shawab...
 

NB: Silahkan IZIN kepada penulis di: ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk diskusi juga di @tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat

1 komentar:

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...