Anda tahu kenapa bangsa Yahudi banyak yang
hebat walau negara mereka kecil? Di Amerika, mereka berpengaruh di gedung
putih. Salah satunya karena nenek moyang mereka (Israil—Nabi Yakub) mengajarkan
mereka life skill. Coba perhatikan petikan ayat berikut:
Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku
janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu, dan masuklah dari
pintu-pintu yang lain; dan aku tidak dapat menolongmu (apabila terjadi
sesuatu). Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya lah aku
bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang bertawakkal". (QS.
Yusuf[12]: 67)
Apa yang diajarkan oleh Yakub kepada
putra-putranya juga pelajaran apa yang dapat kita petik? Jangan melewati satu
pintu. Itu artinya, jangan monoton. Hidup itu luas. Pandanglah hidup yang kaya
ini sepenuhnya, jangan sepotong-potong.
Disamping itu hebatnya mereka adalah loby.
Terbukti di Gedung Putih, Amerika orang Yahudi termasuk mempunyai pengaruh.
Bahkan Amerika sendiri selalu bisa dikendalikan oleh Israel. Adapun rahasia
kehebatan orang-orang Yahudi tidak lepas dari pola hidup mereka yang berbeda
khususnya dengan bangsa Indonesia. Lengkapnya, seperti dijelaskan oleh Imam
Wahyu Winaris dalam Orang Yahudi Emang Genius, sebagai berikut:
1.Ketika dalam kandungan. Di
Israel, setelah mengetahui dirinya sedang mendandung, seorang ibu akan sering
menyanyi dan bermain piano. Dia bersama suaminya membeli buku matematika dan
bersama memecahkan soal hingga genap melahirkan. Suatu hari, Stephen heran
dengan temannya yang tengah mengandung sedang membawa buku matematika, dan ia
pun bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka
matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak Anda?” Dia menjawab, “Iya,
ini untuk anak saya yang masih dalam kandungan. Saya sedang melatih otaknya,
semoga ia menjadi jenius”. Stephen tertarik untuk terus mengikuti
perkembangannya.
2.Pola makan. Stephen juga
memperhatikan cara makannya. Sejak awal mengandung, dia suka sekali memakan
kacang badan dan korma bersama susu. Tengah hari, roti dan ikan tanpa kepala
bersama salad yang dicampur dengan kacang badam dan berbagai jenis
kacang-kacangan, menjadi makanan utamanya.
3.Mengonsumsi minyak ikan.
Menurut wanita Yahudi, daging ikan sangat baik untuk perkembangan otak,
sedangkan kepala ikan mengandung kimia tidak baik yang dapat merusak
perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Inilah yang biasa
dilakukan orang Yahudi ketika mengandung dan sudah menjadi kewajiban bagi ibu
yang mengandung untuk mengonsumsi minyak ikan dalam bentuk pil.
Saat diundang makan malam bersama orang-orang
Yahudi, Stephen bercerita, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada
setiap undangan, saya perhatikan bahwa mereka gemar sekali makan ikan, namun
hanya isi atau filletnya saja”.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada
daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di atas satu meja. Menurut keluarga
Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang
harus dikonsumsi, terutama kacang badam.
4.Buah menjadi makanan utama.
Orang Yahudi akan makan buah terlebih dahulu sebelum makan hidangan utama. Jika
Anda diundang ke rumah orang Yahudi, maka buah menjadi hidangan pembuka bagi
Anda. Menurut mereka, memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) terlebih
dahulu yang kemudian disertai buah setelahnya dapat menyebabkan ngantuk. Hal
ini membuat kondisi tubuh lemah dan payah untuk memahami pelajaran.
5.No smoking. Di Israel, merokok adalah
hal tabu. Apabila Anda diundang makan di rumah orang Yahudi, jangan sekali-kali
merokok. Tanpa sungkan, Anda akan disuruh keluar.
Penelitian di Universitas Israel, membuktikan
nikotin dapat merusak sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen.
Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Dan
ini tentu saja merupakan penemuan dari para saintis gen dan DNA Israel.
6.Cara makan anak-anak Yahudi.
Stephen selanjutnya mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan
makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan
menelan pil minyak ikan (code oil lever).
7.Semenjak kecil dilatih
belajar 3 bahasa. Menurut pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas.
Rata-rata mereka memahami tiga bahasa, yaitu bahasa Yahudi, Arab dan Inggris.
8.Sejak kecil selalu dilatih
bermain biola dan piano. Sejak kecil, mereka telah dilatih bermain piano dan
biola. Ini sudah suatu kewajiban. Menurut mereka, bermain musik dan memahami
not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu kebiasaan ini bakal menjadikan sang anak
menjadi cerdas. Menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Dan dari fenomena ini, tidaklah mengherankan jika banyak pakar musik lahir dari
bangsa Yahudi.
9.Eksakta dan olahraga menjadi
hobi. Mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, anak-anak Yahudi akan diajar
matematika berbasis perniagaan. Selain itu, pelajaran IPA juga sangat
diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Jika dibandingkan dengan anak-anak di
California dalam tingkat IQ-nya, maka bisa saya katakan bahwa mereka 6 tahun
tertinggal di belakang dibandingkan anak-anak Yahudi”. Karena itulah, anak
Yahudi akan menangkap dengan mudah segala pelajaran yang berkaitan dengan ilmu
eksakta. Sepertinya ada sebuah jiwa-jiwa tua yang tinggal di tubuh yang muda!
Olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.
Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman
Yahudi Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak tetap fokus. Di samping
itu, menembak adalah bagian dari persiapan membela negara.
10.Pelajaran sains lebih
ditekankan saat sekolah menengah. Perhatian Stephen selanjutnya tertuju pada
sekolah tinggi (menengah). Di sini, murid-murid digodok dengan pelajaran sains.
Mereka didorong untuk selalu menciptakan produk. Meski proyek mereka kadang
kelihatan lucu dan boros, namun mereka tetap meneliti dengan serius.
11.Suka bidang ekonomi. Selain
meneliti tentang senjata, medis, dan teknik, satu lagi yang diberi keutamaan
adalah bidang ekonomi. Dalam hal ini, Stephen sangat terperanjat melihat mereka
begitu agresif dan serius dalam belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas,
mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek, dan mereka juga harus
mempraktikkannya. Mereka hanya akan lulus jika timnya (10 mahasiswa setiap
kelompok) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta.
Rahasia keberhasilan cucu Ya’qub tidak hanya
karena mereka memiliki mobilitas lebih besar. Namun lebih dari itu, oportunisme
yang lahir dari semangat kosmopolitan pun menjadi salah satu penyebabnya.
Karena itu, ketika mereka tidak bisa bersaing dalam lingkaran yang lebih tinggi
daripada kapitalisme industri, maka orang Yahudi mengarahkan perhatiannya pada
banyak renungan yang muncul dari perkembangan ekonomi dunia. Hal ini kemudian
membawa orang Yahudi menjadi orang yang sukses dalam setiap bisnisnya seperti
dalam bidang usaha berlian, komunikasi, mode, grosir, hiburan, dan profesi
lainnya. Pilihan profesi ini memang sesuai dengan kesukaan kultural mereka yang
umunya berorientasi bekerja sendiri (self-employment).
Bidang bisnis yang khusus dipegang oleh orang
Yahudi adalah bisnis film. Menurut sebuah studi tahun 1936, orang Yahudi
mengontrol enam dari delapan studio besar di Hollywood. Meski dewasa ini bisnis
film tidak lagi didominasi oleh Yahudi, namun peran mereka di Hollywood dan
bidang hiburan yang berkaitan dengannya tetap besar.
Tapi, apa yang dirasakan oleh bangsa Yahudi
adalah bahwa ada nilai yang harus tetap hidup, yakni sebagai kelompok yang
berbeda. Masa depan yang terpenting bagi monoteisme itu sendiri adalah bahwa
akan tiba masanya bagi terciptanya dunia yang damai, kebahagiaan, dan
pencerahan yang disebut dengan Zaman Mesiah. Kepastian bahwa masa itu akan tiba
membuat orang Yahudi termotivasi untuk tetap taat berdoa dan terus berdoa
hingga tiba masa itu. Kepercayaan itu memotivasi mereka yang taat maupun yang
tidak untuk terus bekerja membangun masyarakat secara material dan spiritual
sebagai bagian dari persiapan akan tibanya hari yang dinantikan dan mulai
tersebut.
Yang menjadi pelajaran kita bersama adalah,
memandang sisi positif “kebiasaan” orang Yahudi. Mungkin ada yang komen, “Ah,
mereka kan orang Yahudi, orang kafir?”. Sebenarnya kebiasaan ini, tidak terikat
dengan Majusi, Yahudi, Nasrani, Islam, Zoroaster, jawa, madura, batak, dayak,
Amerika, Indonesia dan lain seterusnya. Artinya kebiasaan ini bersifat ilmiah
dan universal. Semua orang, dari agama manapun dan dari golongan apa pun bisa
mempraktekkannya, untuk meraih hasil yang sama.
Wallah a'lam bi al-shawab...
NB: Silahkan IZIN kepada penulis di:
ahmadsaifulislam@gmail.com (sms aja 085733847622), bila berminat menerbitkan
artikel-artikel di blog resmi ini. Terimakasih, Salam Menang…J) Yuk
diskusi juga di @tips_kemenangan, dapatkan kultweet yang menyegarkan
intelektual, emosional dan spiritual.
Bisa follow juga @MotivasiAyat
numpang ambil ya gan
BalasHapus