Jumat, 16 November 2018

DUKUNGAN HAMZAH

PERINGATAN MAULID 7 – 1440 H

Kaum kafir semakin marah karena jumlah orang mukmin terus meningkat. Pernah, beberapa pemimpin Quraisy berkumpul di Hijr. Mereka saling menyulut kemarahan kepada Nabi. Tepatnya ketika Nabi memasuki tempat suci tersebut. Beliau menuju sisi timur Ka’bah, mencium Hajar Aswad dan bertawaf tujuh putaran.
Di kala Nabi melintasi Hijr, dengan lantang para kafir itu mengejek dan menghina beliau. Ekspresi wajah Nabi berubah, mendengar ucapan itu. Begitu juga pada putaran kedua, mereka mengejeknya lagi. Tapi pada saat ejekan ketiga, pada putara ketiga, Nabi berhenti dan berkata, “Hai Quraisy. Maukah kalian mendengarkanku? Sungguh, demi Allah yang menguasai diriku, akau akan datangkan kepada kalian pembunuhan besar-besaran!”
Ucapan Nabi itu menggetarkan mereka. Mereka diam seribu bahasa. The power of words-nya Nabi itu sangat powerful. Membuat mereka saling menyalahkan diri mereka sendiri.
Termasuk musuh terbesar Islam, adalah seorang tokoh Makhzum yang bernama Amr. Keluarga dan teman-temannya menyebutnya sebagai Abu al Hakam. Dan kemudian diganti oleh kaum mukmin dengan julukan Abu Jahl yang berarti bapak kebodohan. Ia adalah cucu Mughirah dan keponakan Walid, pemimpin kabilah yang saat itu telah tua.
Abu Jahl merasa ia akan menggantikan posisi pamannya. Ia memantapkan posisinya di Mekah dengan harta dan keramahannya. Semuanya settingan dan dengan pamrih. Ia menakuti orang lain dengan berlaku kasar dan mudah balas dendam. Ia pun orang yang paling semangat menghalangi orang mendekati Mekah selama musim haji.
Abu Jahl pun orang yang paling gencar menyebarkan tuduhan bahwa Nabi adalah tukang sihir yang berbahaya. Ia juga aktif menyiksa kaum mukmin yang lemah dari kabilahnya sendiri. Dan ia menyarankan kabilah-kabilah lainnya untuk melakukan penyiksaan yang serupa.
Di satu kesempatan, Abu Jahl melintas saat Nabi sedang duduk sendirian di luar masjid di dekat gerbang Shafa. Sambil berdiri di depan Nabi, laki-laki Makhzum itu berkali-kali melontarkan berbagai ejekan. Nabi hanya menatapnya tanpa berkata sepatah kata pun. Setelah puas, ia masuk bergabung dengan orang-orang Quraisy yang berkumpul di Hijr. Dengan sedih, Nabi berdiri dan pulang ke rumahnya.
Tak lama Nabi beranjak, Hamzah muncul dari arah yang berlawanan sehabis pulang berburu, dengan panah menggantung di pundaknya. Sudah menjadi kebiasaannya, setelah berburu, sebelum menemui keluarganya, ia melakukan penghormatan pada Rumah Suci.
Seorang wanita melihat Hamzah. Wanita itu pun lantas menemui Hamzah di dekat gerbang Shafa tersebut. Tampaknya wanita itu marah kepada Abu Jahl, setelah melihatnya tadi mencaci maki Nabi. “Abu Umarah,” katanya kepada Hamzah. “Seandainya engkau menyaksikan bagaimana Muhammad, putra saudaramu, diperlakukan oleh Abu al Hakam, putra Hisyam! Ia mengejek Muhammad dengan kata-kata kotor, lantas pergi meninggalkannya..”
Hamzah adalah sosok yang ramah dan hatinya mudah tersentuh. Ia paling pemberani di kalangan Quraisy. Jika diganggu, ia akan sangat tegas dan paling ditakuti. Kehormatannya kini diguncang oleh rasa marah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sampai membuat sesak dadanya. Ia pun lantas bersegera menemui Abu Jahl saat itu juga.
Hamzah mendorong Abu Jahl dan memukulkan panahnya ke kepala Abu Jahl dengan sekuat-kuatnya. “Kini aku memeluk agamanya dan mendakwahkan apa yang ia dakwahkan! Apakah kau akan menghinanya lagi? Jika engkau mau, mari kita bertarung satu lawan satu!” Abu Jahl pun memilih tidak melayani tantangan Hamzah tersebut, meski teman-temannya berdiri untuk membelanya…

~ Salam ~

IG        : saifulislam_45
FB       : Berpikir Bersikap Beraksi
 : Ahmad Saiful Islam
Twitter : @tipkemenangan
 : @MotivasiAyat
Blog    : tipkemenangan.blogspot.com

Untuk pertanyaan, diskusi, dan lain-lain, silakan di kolom comment. Terimakasih…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...