Kaum
kafir semakin marah karena jumlah orang mukmin terus meningkat. Pernah,
beberapa pemimpin Quraisy berkumpul di Hijr. Mereka saling menyulut kemarahan
kepada Nabi. Tepatnya ketika Nabi memasuki tempat suci tersebut. Beliau menuju
sisi timur Ka’bah, mencium Hajar Aswad dan bertawaf tujuh putaran.
Di
kala Nabi melintasi Hijr, dengan lantang para kafir itu mengejek dan menghina
beliau. Ekspresi wajah Nabi berubah, mendengar ucapan itu. Begitu juga pada putaran
kedua, mereka mengejeknya lagi. Tapi pada saat ejekan ketiga, pada putara
ketiga, Nabi berhenti dan berkata, “Hai Quraisy. Maukah kalian mendengarkanku?
Sungguh, demi Allah yang menguasai diriku, akau akan datangkan kepada kalian
pembunuhan besar-besaran!”
Ucapan
Nabi itu menggetarkan mereka. Mereka diam seribu bahasa. The power of words-nya
Nabi itu sangat powerful. Membuat mereka saling menyalahkan diri mereka
sendiri.
Termasuk
musuh terbesar Islam, adalah seorang tokoh Makhzum yang bernama Amr. Keluarga
dan teman-temannya menyebutnya sebagai Abu al Hakam. Dan kemudian diganti oleh
kaum mukmin dengan julukan Abu Jahl yang berarti bapak kebodohan. Ia adalah
cucu Mughirah dan keponakan Walid, pemimpin kabilah yang saat itu telah tua.
Abu
Jahl merasa ia akan menggantikan posisi pamannya. Ia memantapkan posisinya di
Mekah dengan harta dan keramahannya. Semuanya settingan dan dengan pamrih. Ia
menakuti orang lain dengan berlaku kasar dan mudah balas dendam. Ia pun orang
yang paling semangat menghalangi orang mendekati Mekah selama musim haji.
Abu
Jahl pun orang yang paling gencar menyebarkan tuduhan bahwa Nabi adalah tukang
sihir yang berbahaya. Ia juga aktif menyiksa kaum mukmin yang lemah dari
kabilahnya sendiri. Dan ia menyarankan kabilah-kabilah lainnya untuk melakukan
penyiksaan yang serupa.
Di
satu kesempatan, Abu Jahl melintas saat Nabi sedang duduk sendirian di luar
masjid di dekat gerbang Shafa. Sambil berdiri di depan Nabi, laki-laki Makhzum
itu berkali-kali melontarkan berbagai ejekan. Nabi hanya menatapnya tanpa
berkata sepatah kata pun. Setelah puas, ia masuk bergabung dengan orang-orang
Quraisy yang berkumpul di Hijr. Dengan sedih, Nabi berdiri dan pulang ke
rumahnya.
Tak
lama Nabi beranjak, Hamzah muncul dari arah yang berlawanan sehabis pulang berburu,
dengan panah menggantung di pundaknya. Sudah menjadi kebiasaannya, setelah
berburu, sebelum menemui keluarganya, ia melakukan penghormatan pada Rumah
Suci.
Seorang
wanita melihat Hamzah. Wanita itu pun lantas menemui Hamzah di dekat gerbang
Shafa tersebut. Tampaknya wanita itu marah kepada Abu Jahl, setelah melihatnya
tadi mencaci maki Nabi. “Abu Umarah,” katanya kepada Hamzah. “Seandainya engkau
menyaksikan bagaimana Muhammad, putra saudaramu, diperlakukan oleh Abu al
Hakam, putra Hisyam! Ia mengejek Muhammad dengan kata-kata kotor, lantas pergi
meninggalkannya..”
Hamzah
adalah sosok yang ramah dan hatinya mudah tersentuh. Ia paling pemberani di
kalangan Quraisy. Jika diganggu, ia akan sangat tegas dan paling ditakuti.
Kehormatannya kini diguncang oleh rasa marah yang belum pernah ia rasakan
sebelumnya. Sampai membuat sesak dadanya. Ia pun lantas bersegera menemui Abu
Jahl saat itu juga.
Hamzah
mendorong Abu Jahl dan memukulkan panahnya ke kepala Abu Jahl dengan
sekuat-kuatnya. “Kini aku memeluk agamanya dan mendakwahkan apa yang ia
dakwahkan! Apakah kau akan menghinanya lagi? Jika engkau mau, mari kita
bertarung satu lawan satu!” Abu Jahl pun memilih tidak melayani tantangan
Hamzah tersebut, meski teman-temannya berdiri untuk membelanya…
~
Salam ~
IG : saifulislam_45
FB : Berpikir Bersikap Beraksi
: Ahmad Saiful Islam
Twitter
: @tipkemenangan
:
@MotivasiAyat
Blog : tipkemenangan.blogspot.com
Untuk
pertanyaan, diskusi, dan lain-lain, silakan di kolom comment. Terimakasih…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar