PERINGATAN MAULID 6 (1440H/2018)
Meski
suku Aus dan Khazraj sudah bersekutu dengan beberapa suku Yahudi yang tinggal
di sekitar mereka di Yatsrib, hubungan mereka seringkali tegang dan dihantui
permusuhan. Sebab kaum Yahudi yang monoteistik memandang rendah bangsa Arab
yang politeistik. Yahudi juga yakin bahwa mereka adalah kaum pilihan Tuhan.
Meski
begitu, kaum Yahudi harus tampak memberi penghormatan karena bangsa Arab lebih
kuat di sana saat itu. Kalau sudah putus asa karena berseteru, kaum Yahudi
berkata, “Kini, waktu diutusnya nabi telah tiba. Dengan kehadirannya, kami akan
membantai kalian seperti kaum ‘Ad dan Iram yang terbantai.”
Karenanya,
ketika bangsa Arab Yatsrib mendengar bahwa seorang lelaki di Mekah mendeklarasikan
dirinya sebagai nabi, mereka membuka telinga lebar-lebar. Ketika diberi tahu
ajaran yang dibawanya, mereka semakin tertarik. Kaum Yahudi itu telah mengenal
beberapa dasar agama ortodoks.
Bahkan
pada masa tenang yang bersahabat, kaum Yahudi kerap berbicara kepada bangsa
Arab itu tentang keesaan Tuhan dan tujuan akhir hidup manusia. Meski ide
tentang kebangkitan setelah mati sulit diterima oleh para penganut politeisme
Yatsrib itu.
Pada
umumnya, kedatangan nabi itu ditanggapi berbeda oleh kaum Yahudi dan bangsa
Arab. Bangsa Yahudi bisa menerima ajarannya, tapi menolak orangnya. Sedangkan
bangsa Arab dapat menerima orangnya, namun tidak ajarannya. Yahudi merasa,
tidak mungkin Tuhan mengutus seorang nabi tidak berasal dari kaum pilihan,
yakni dari kaum Yahudi.
Suku
Khazraj menyadari kuatnya ikatan kekerabatan mereka dengan Nabi Muhammad.
Ketika masih bocah, Muhammad pernah mengunjungi Yatsrib bersama ibunya. Itu pun
lebih dari sekali dalam perjalanannya menuju Suriah. Sedangkan salah seorang
pemimpin suku Aus, bernama Abu Qays, menikahi seorang wanita Mekah. Wanita itu
adalah bibi Waraqah dan Khadijah.
Suku
Aus dan Khazraj kerap saling bentrok menumpahkan darah. Melibatkan banyak
kabilah dari kedua suku tersebut. Bahkan, kaum Yahudi pun ikut berpihak. Pernah
terjadi pertempuran keempat yang lebih besar dari yang sebelumnya. Para
pemimpin Aus mengirimkan delegasi ke Mekah untuk meminta bantuan pihak Quraisy
untuk melawan Khazraj.
Saat
delegasi itu menunggu jawaban Qurasiy, Nabi Muhammad bertanya kepada mereka, “Apakah
kalian mau sesuatu yang lebih baik dari yang kalian minta?”
“Apa
itu?” mereka penasaran. Nabi pun memberi tahu mereka tentang misi dan agama
yang diperintahkan untuk disampaikan. Kemudian beliau membacakan kepada mereka
beberapa ayat Alquran. Setelah selesai beliau membacanya, seorang pemuda
bernama Iyas, putra Mu’az, berseru, “Demi Tuhan. Ini lebih baik dari apa yang
kalian minta!”
Tiba-tiba
ketua delegasi menggambil segenggam tanah dan melemparkannya ke wajah Iyas.
Sambil berkata, “Ini untukmu! Demi hidupku. Kami datang bukan untuk itu!” Iyas
hanya diam. Nabi pun lantas meninggalkan mereka.
Quraisy
menolak permintaan mereka. Dan para delegasi itu pun segera kembali ke Yatsrib…
~
Salam ~
IG : saifulislam_45
FB : Berpikir Bersikap Beraksi
: Ahmad Saiful Islam
Twitter
: @tipkemenangan
:
@MotivasiAyat
Blog : tipkemenangan.blogspot.com
Untuk
pertanyaan, diskusi, dan lain-lain, silakan di kolom comment. Terimakasih…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar