Minggu, 11 November 2018

WAHYU-WAHYU AWAL


Setelah Khadijah, yang mula-mula masuk Islam adalah Ali, Zayd, dan Abu Bakar bin Bani Taym. Saat itu, Ali berusia 10 tahun. Zayd tidak memiliki pengaruh di Mekah. Sedangkan Abu Bakar adalah sosok yang disukai dan dihormati karena berpengetahuan luas, berkelakuan baik, dan menyenangkan. Banyak orang datang kepada Abu Bakar untuk mendapat solusi dari berbagai persoalan.
Abu Bakar mulai memberitahukan dan mengajak orang-orang yang dapat dipercaya untuk mengikuti Nabi. Beberapa orang menanggapinya. Dua di antara para pemeluk Islam pertama adalah Abd Amr dari Bani Zuhrah. Karena terlalu paganistik, Nabi mengganti Abd Amr menjadi Abd Ar Rahman. Selain itu, ada Abu Ubaydah putra Al Jarrah dari Bani Harits.
Ada pula Khalid, putra seorang pengusaha di Syam, Said bin Al Ash. Suatu hari ia mengalami mimpi buruk. Yaitu, hampir saja dia masuk jurang yang berkobar api karena akan didorong oleh ayahnya. Tapi ia selamat, karena ditolong oleh Nabi. Setelah konsultasi kepada Abu Bakar, ia diminta untuk bertemu Nabi. Lantas Nabi menyuruhnya masuk Islam. Ia pun menurut.
Abu Bakar juga pernah mengantarkan Utsman bin Affan dan Thalhah kepada Nabi. Akhirnya keduanya menyatakan keimanannya.
Sahabat berikutnya yang masuk Islam adalah Abdullah bin Masud, seorang pemuda kelompok sekutu dari Bani Zuhrah. Tak lama setelah menyatakan keimanannya, Ibnu Masud belajar Alquran kepada Nabi dan menghafal tujuh puluh surah. Sebab itu, ia menjadi salah seorang pembaca Alquran terbaik.
Suatu  malam, ketika Nabi sedang berbaring berselimut jubahnya, perintah Allah yang lebih tegas dan lebih penting datang kepada beliau. Ayat itu mengingatkan manusia pada hari pengadilan.
“Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berlah peringatan! Agungkanlah Tuhanmu! Bersihkanlah pakaianmu! Dan tinggalkanlah perbuatan dosa! … Apabila ditiup sangkakala, maka itu adalah waktu datangnya hari yang sulit, lagi tidak mudah bagi orang-orang kafir (QS. 74: 1-10).”
Tak lama setelah itu, juga pada suatu malam, beliau terbangun oleh perintah berikutnya. Beliau dan para pengikutnya diminta untuk meningkatkan intensitas ibadah.
“Hari orang yang berselimut! Bangunlah untuk sembahyang pada malam hari kecuali sedikit darinya. Yaitu, seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Bacalah Alquran itu dengan tartil. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berbobot (QS. 73: 1-5).”
Dalam surat yang sama juga diperintahkan: “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. Dia-lah Tuhan masyrik dan maghrib. Tiada Tuhan melainkan Dia. Maka jadikanlah Dia sebagai pelindung (QS. 73: 8-9).”
Para pemeluk Islam pertama memandang perintah yang ditujukan kepada Nabi juga berlaku bagi diri mereka. Karena itu, mereka juga bangun malam hari. Untuk shalat wajib, mereka kini berhati-hati. Tidak hanya berwudhu tetapi juga meamastikan kesucian pakaian mereka dari semua najis. Mereka juga menghafal ayat-ayat Alquran untuk dibaca saat shalat.
Wahyu kini mulai turun lebih sering. Nabi pun segera menyampaikannya kepada mereka yang bersamanya. Lalu disampaikan dari mulut ke mulut, diingat dan dibacakan.
Ketika telah bebas dari kehadiran kaum kafir yang kejam, kaum beriman saling mengucapkan salam seperti yang diucapkan Jibril kepada Nabi. Ini juga salamnya para penduduk surga, Assalamu’alaikum (keselamatan atasmu)!. Jawabannya adalah wa ‘alaikum salam (dan keselamatan atasmu juga)!
Ayat-ayat yang diturunkan mengenai ketaatan dan rasa syukur juga berperan penting dalam cara pandang dan kehidupan mereka. Alquran menekankan perlunya pengungkapan rasa syukur dengan minimal mengucapkan alhamdulillahi rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam). Sedangkan mengenai ketaatan dan dedikasi, ucapannya adalah bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).
Para sahabat itu meneladani Nabi, membaca basmalah saat memulai membaca Alquran, saat memulai setiap ibadah yang lain, dan bahkan saat memulai setiap aktivitas…

~ Salam ~

IG        : saifulislam_45
FB       : Berpikir Bersikap Beraksi
 : Ahmad Saiful Islam
Twitter : @tipkemenangan
 : @MotivasiAyat
Blog    : tipkemenangan.blogspot.com

Untuk pertanyaan, diskusi, dan lain-lain, silakan di kolom comment. Terimakasih…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...