Selasa, 09 Juni 2020

MAKNA TILAWAH QUR’AN


—Saiful Islam—

“Membaca, itu tadabbur al-ma’naa: memikir-mikirkan dan mempertimbangkan maknanya…”

Kata ‘membaca’ dalam QS.35:29, itu menggunakan redaksi yatluuna. Kata dasarnya adalah talaa.

QS. Fathir[35]: 29
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Sesungguhnya orang-orang yang MEMBACA KITAB ALLAH (AL QUR’AN), mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.

Menurut al-Raghib al-Ashfahany dalam al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an. Kata talaa itu berarti mengikuti secara berangsur-angsur di dalam sebuah kelompok atau komunitas tertentu. Sehingga selain kelompok itu, tidak termasuk. Mengikuti itu, bisa secara fisik, hukum, dan bacaan (al-qiroo’ah) atau memikirkan makna (tadabbur al-ma’naa).

Membaca ayat-ayat Allah (QS.3:113). Kata al-tilaawah (membaca) di sini, berarti khusus mengikuti kitab-kitab Allah. Bisa berupa membaca (qiroo’ah), atau berupa tulisan (irtisaam) kandungannya: perintah, larangan, motivasi, dan ancaman. Intinya, yang dianggap terkait dengan baca tulis seperti itu, khusus disebut qiroo’ah. Setiap tilaawah adalah qiroo’ah. Tetapi tidak semua qiroo’ah adalah tilaawah.

Al-Tilaawah dan al-taliyyah adalah yang tinggal dari yang dibaca. Yakni yang diikuti.

Ketika di dalam Qur’an kata membaca itu disebut dengan talaa, maka si pembaca wajib mengikutinya.

Sedangkan menurut Ibnu Manzhur dalam Lisan al-Arab, begini. Jika dikatakan, “Aku membaca Qur’an secara tilaawah,” maka yang dimaksud adalah aku membacanya (qoro’tuh). Yakni dengan redaksi qoro’a (membaca). Tidak hanya untuk Qur’an. Kata talaa itu berlaku umum untuk semua kalimat, menurut sebagian orang Arab.

Jadi kesimpulan sementaranya begini. Membaca dengan kata talaa, itu maksudnya adalah membaca dengan kata qoro’a. Sebagaimana disebut oleh Lisan al-Arab. Sedangkan kata qoro’a, itu sendiri bermakna MEMIKIR-MIKIRKAN ATAU MEMPERTIMBANGKAN MAKNANYA, sebagaimana disebut oleh Al-Mufradat di atas. Apalagi, talaa itu umum yang juga meliputi qoro’a.

Ayat-ayat di dalam Qur’an yang menggunakan kata dasar talaa, ini antara lain sebagai berikut:

QS. Ali Imran[3]: 58
ذَٰلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ
Demikianlah (kisah 'Isa), Kami MEMBACAKANNYA kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) AL QUR’AN YANG PENUH HIKMAH.

QS. Yunus[10]: 15 & 16
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ ۙ قَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَٰذَا أَوْ بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۖ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Dan apabila DIBACAKAN kepada mereka AYAT-AYAT KAMI yang jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Qur’an yang lain dari ini atau gantilah.” Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat).”

قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ ۖ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Katakanlah: "Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak MEMBACAKANNYA kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu". Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka Apakah kamu tidak MENGGUNAKAN AKAL?

QS.Al-Anfal[8]: 31
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا ۙ إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Dan apabila DIBACAKAN kepada mereka AYAT-AYAT KAMI, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Qur’an) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala.”

QS. Maryam[19]: 73
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا
Dan apabila DIBACAKAN kepada mereka AYAT-AYAT KAMI yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)?"

QS.Al-Hajj[22]: 72
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنْكَرَ ۖ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۗ قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَٰلِكُمُ ۗ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan apabila DIBACAKAN di hadapan mereka AYAT-AYAT KAMI yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

QS.Al-Ankabut[29]: 51
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu AL-KITAB (AL QUR’AN) sedang ia DIBACAKAN kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur’an) itu terdapat RAHMAT yang besar dan PELAJARAN bagi orang-orang yang beriman.

QS. Al-Anfal[8]: 2
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Dan apabila DIBACAKAN AYAT-AYAT-NYA BERTAMBAHLAH IMAN MEREKA (KARENANYA), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

QS.Al-Shaffat[37]: 3
فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا
Dan demi (rombongan) yang MEMBACAKAN PELAJARAN.

QS. Al-Baqarah[2]: 121
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan AL-KITAB kepadanya, mereka MEMBACANYA dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

Walloohu a’lam bishowaab....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...