Selasa, 09 Juni 2020

MEMBACA VERSI IBNU ABBAS


—Saiful Islam*—

“Jika disebut taqorro’a, maka itu artinya adalah mengerti dan faham akan sesuatu (tafaqqoha)…”

Lisan al-Arab meceritakan dengan sangat menarik kata al-qiroo’ah itu. Bahwa nama Al Qur’an, itu diambil dari kata dasar qoro’a ini.

Menurut Abu Ishaq al-Nahwiy, firman Allah yang turun kepada Nabi SAW itu disebut kitaab, qur’aan dan furqoon. Makna al-qur’aan adalah mengumpulkan. Karena di dalamnya terkumpul atau mengandung beberapa Surat. Ia juga mengutip tafsir Ibnu Abbas terkait QS.75:17-18, “Ketika Kami menjelaskannya kepadamu melalui bacaan, maka amalkanlah.” Tentu saja, untuk bisa mengamalkan atau mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, itu harus dan wajib dipahami dulu.

Tanpa melalui proses pemahaman, pasti pembaca Qur’an, itu tidak akan bisa mengamalkan isi kandungan Al Qur’an itu sendiri!

Menurut Ibnu al-Atsir, berkali-kali disebutkan di dalam Hadis kata-kata al-qiroo’ah, al-iqtiroo’, al-qoori’ dan al-qur’aan. Asalnya semua redaksi itu berarti mengumpulkan. Dinamai Al Qur’an, itu karena mengumpulkan kisah-kisah, perintah, larangan, janji, ancaman, ayat-ayat dan beberapa Surat yang saling melengkapi.

Di dalam Hadis Ibnu Abbas bahwa Nabi tidak membaca ayat Qur’an pada salat Dhuhur dan Asar. Kemudian di akhir beliau bersabda, “Wa maa kaana Robbuka nasiyyan: Tuhanmu tidak lupa.” Maknanya adalah Nabi tidak mengeraskan bacaannya pada kedua salat tersebut. Atau tidak memperdengarkan bacaannya itu.

Kalimat, “Tuhanmu tidak lupa,” seakan-akan itu adalah jawaban Nabi setelah melihat sekelompok orang yang membacanya keras. Yang menganggap, kalau dibaca keras akan dicatat Malaikat. Kalau tidak dibaca keras, maka tidak dicatat Malaikat. Padahal dua-duanya Allah tidak lupa untuk membalas pahalanya.

Jika disebut taqorro’a, maka itu artinya adalah mengerti dan faham akan sesuatu (tafaqqoha). Kata taqorro’a juga berarti beribadah (tanassaka).

Qoro’a (membaca) itu kata kerja (fi’l). Pelakunya (subjeknya atau faa’il-nya) disebut qoori’ (pembaca). Itu bentuk tunggalnya (singular atau mufrod). Adapun bentuk pluralnya (jama’) disebut qurro’ (para pembaca).

Adapun Kamus Al-Munawwir menceritakan arti qoro’a dengan berbagai derivasinya antara lain: menelaah, mempelajari, meneliti, menyelidiki dengan seksama, yang beribadah, yang bagus bacaannya, yang lebih fasih bacaannya dan penelitian (al-istiqroo’).

Sedangkan Kamus Hans Wehr: A Dictionary of Modern Written Arabic ditemukan arti antara lain sebagai berikut: Seni membaca (art of reading/reciting), mengajar (to teach), meneliti (to investigate), menguji (to examine), melacak/menelusuri (to explore) dan mencari (to search).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring pun mengartikan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Marilah sekali lagi kita perhatikan dengan seksama, kaitan antara membaca ayat-ayat Allah (Al Qur’an) dengan kepahaman, pengertian, ilmu pengetahuan, dan akal pikiran. Juga buahnya yang berupa pengamalan dari kepahaman itu. Baik berupa penyikapan, ucapan, sampai tindakan nyata. Supaya tidak terlalu makan tempat, saya cantumkan terjemahnya saja.

QS. Al-Thalaq[65]: 11

Seorang Rasul yang MEMBACAKAN kepadamu ayat-ayat Allah yang MENERANGKAN (bermacam-macam hal) supaya dia MENGELUARKAN orang-orang yang beriman dan beramal saleh DARI KEGELAPAN KEPADA CAHAYA.

QS. Al-Ahqaf[46]: 29

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (UNTUK) MEMBERI PERINGATAN (DENGAN QUR’AN ITU).

QS. Fushilat[41]: 3 & 44

Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya. Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang MENGETAHUI.

Jikalau Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Qur’an) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Qur’an itu adalah PETUNJUK dan PENAWAR bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada SUMBATAN, sedang Al Qur’an itu suatu KEGELAPAN bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".

QS. Saba’[34]: 43

Dan apabila DIBACAKAN kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata: "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin MENGHALANGI kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu.” Dan mereka berkata: "(Al Qur’an) ini tidak lain hanyalah KEBOHONGAN yang diada-adakan saja". Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini tidak lain hanyalah SIHIR yang nyata.”

QS. Al-Ahzab[33]: 34

Dan INGATLAH (PELAJARAN) APA YANG DIBACAKAN DI RUMAHMU DARI AYAT-AYAT ALLAH DAN HIKMAH. Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui.

QS. Al-Naml[27]: 92

Dan supaya aku MEMBACAKAN AL QUR’AN (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat PETUNJUK maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya. Dan barangsiapa yang SESAT (tidak mau Qur’an), maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang PEMBERI PERINGATAN (dengan Qur’an itu).”

QS. Thaha[20]: 114

Dan JANGANLAH kamu TERGESA-GESA MEMBACA AL QUR'AN sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, TAMBAHKANLAH kepadaku ILMU PENGETAHUAN."

QS. Maryam[19]: 58

Apabila DIBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan BERSUJUD dan MENANGIS.

QS. Al-Isra’[17]: 107

Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi PENGETAHUAN sebelumnya apabila AL QUR’AN DIBACAKAN KEPADA MEREKA, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.

QS. Yunus[10]: 94

Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang APA YANG KAMI TURUNKAN KEPADAMU (AL QUR’AN), maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu JANGANLAH SEKALI-KALI kamu temasuk orang-orang yang RAGU-RAGU.

QS. Al-Anfal[8]: 2

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Dan apabila DIBACAKAN AYAT-AYATNYA BERTAMBAHLAH IMAN MEREKA (KARENANYA), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

QS. Al-A’raf[7]: 204

Dan apabila DIBACAKAN AL QUR’AN, maka SIMAKLAH DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. Dan PERHATIKANLAH DENGAN TENANG agar kamu mendapat rahmat.

QS. Al-An’am[6]: 25 & 151

Dan di antara mereka ada orang yang MENDENGARKAN BACAAN QUR’ANMU. Padahal Kami telah MELETAKKAN TUTUPAN DI ATAS HATI MEREKA (SEHINGGA MEREKA TIDAK) MEMAHAMINYA DAN (KAMI LETAKKAN) SUMBATAN DI TELINGANYA. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al Qur’an ini tidak lain HANYALAH DONGENG orang-orang dahulu."

Katakanlah: "Marilah KUBACAKAN apa yang DIHARAMKAN atas kamu oleh Tuhanmu. Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak. Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka. Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu SUPAYA KAMU MEMAHAMI(NYA).

QS. Ali Imran[3]: 101

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang BERPEGANG TEGUH KEPADA ALLAH (AL QUR’AN), maka sesungguhnya IA TELAH DIBERI PETUNJUK KEPADA JALAN YANG LURUS.

QS. Al-Baqarah[2]: 44

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu MEMBACA AL-KITAB. Maka tidaklah kamu BERPIKIR?!

Walloohu a’lam bishowaab....

*Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan, Beraksi ala Pemenang, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...