—Saiful Islam—
Sebenarnya yang dipermasalahkan
tidak begitu substansial. Yaitu kata falawlaa yang saya terjemahkan
dengan ‘mengapa tidak’. Menurut kawan, terjemahan itu tidak pas. ‘Mengapa
tidak’, itu Bahasa Arab-nya adalah afalaa. Bukan falawlaa.
Menurutnya, yang benar kata falawlaa pada QS.9:122 itu berarti
‘marilah’.
Baiklah. Mari kita lihat satu per
satu. Menurut Kamus Almaany kata afalaa itu artinya antara lain adalah ‘apakah
maka tidak’, ‘apakah tidak’, ‘maka apakah tidak’, ‘maka mengapa tidak’, ‘maka
tidakkah’, dan ‘mengapa tidak’.
Ayat-ayat Qur’an yang menggunakan
kata afalaa, misalnya pada QS.2:44,76; QS.3:65; QS.4:82; QS.5:74; QS.6:32,
50, 80; QS.7:65, 169; QS.10:3, 16, 31; QS.11:24, 30, 51; QS.12:109; QS.16:17;
QS.20:89; QS.21:10, 30, 44, 67; QS.23:23, 32, 80, 85, 87; QS.20:60, 71, 72;
QS.32:4, 26, 27; QS.36:35, 68, 73; QS.37:138, 155; QS.45:23; dan QS.47:24.
QS. Yasin[36]: 35
لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ
وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ
Supaya mereka dapat makan dari
buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka MENGAPA mereka
TIDAK bersyukur?
Sedangkan falawlaa itu
artinya antara lain ‘maka jika tidak’, ‘maka kalau tidak’, ‘maka mengapa
tidak’, dan ‘mengapa tidak’.
Ayat-Ayat Qur’an yang menggunakan
kata falawlaa, misalnya pada QS.2:64; QS.6:43; QS.9:122; QS.10:98; QS.11:116:
dan QS.37:143.
QS. Al-Tawbah[9]: 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ
لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا
فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya bagi Mukminin itu
pergi semuanya (perang). MENGAPA TIDAK pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
QS. Al-An’am[6]: 43
فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ
بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَٰكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ
الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Maka MENGAPA mereka TIDAK memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada
mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun menampakkan
kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
Jadi begini. Kata falawlaa
kalau diterjemahkan dengan ‘marilah’, itu tidak tepat. Sebab, ‘marilah’ dalam
Bahasa Arab itu ada sendiri. Yaitu ta’aal, da’naa (seperti da’naa
nadzhab—marilah kita pergi), halumma binaa, dan hayaa.
Saya setuju kalau ‘marilah’ (ajakan
atau anjuran atau perintah) itu adalah maksud dari falawlaa atau afalaa.
Tetapi itu bukan terjemah.
Kata falawlaa dalam
QS.9:122, itu memang maksudnya adalah ajakan atau anjuran atau suruhan.
Maksudnya adalah ‘marilah’. Kalimat falawlaa nafara min kull firqotin
minhum…, itu maksudnya memang hendaklah ada. Atau anjuran atau perintah supaya
ada sebagian Mukmin yang mempelajari Qur’an. Untuk memberi peringatan sebagian
Mukmin yang kembali pulang setelah pergi perang. Mafhum mukhalafah-nya,
adalah jangan semua Mukmin pergi perang.
Begitu juga kata afalaa
yasykuruun dalam QS.36:35, itu maksudnya adalah ‘marilah’. Yakni ajakan
atau anjuran atau perintah untuk bersyukur. Mafhum mukhalafah-nya adalah
jangan kufur nikmat.
Tetapi baik afalaa maupun falawlaa
kalau langsung diterjemahkan dengan ‘marilah’ itu tidak tepat. Saya belum
menemukan dalam kamus-kamus Arab yang mengartikan afalaa maupun falawlaa
dengan ‘marilah’. Kalau ada yang menemukan, tolong ditunjukan di kamus apa.
Kata afalaa dan falawlaa yang
terjemah Indonesianya berarti MENGAPA TIDAK itu adalah gaya bahasa Qur’an yang
seakan-akan pertanyaan. Tetapi sejatinya adalah ajakan, anjuran atau bahkan
perintah untuk melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu.
Terkait Qur’an itu memang
dimudahkan Allah sehingga mudah dipelajari manusia. Hal ini diulang sampai 4
kali dalam Qur’an. Yaitu QS.54:17, 22, 32, dan 40. Dan tidak ada satu ayat pun
dalam Qur’an yang mengatakan bahwa Qur’an itu dipersulit atau sulit untuk
dipelajari. Tidak ada juga satu ayat pun yang mengancam siapa yang salah
memahami Qur’an maka tempatnya neraka.
Walloohu a’lam bishowaab....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar