—Saiful Islam*—
“Kami menurunkannya berupa AL
QUR’AN dengan berbahasa Arab, AGAR KALIAN MEMAHAMINYA…” QS.12:2
Jadi kalau ditarik kesimpulan,
membaca Qur’an itu memang semestinya dengan upaya memahaminya. Tidak benar membolehkan
membaca tanpa ada upaya memahami. Bahkan perintah untuk memahami itu, bukan
hanya ayat-ayat Qur’an saja. Tetapi juga ayat-ayat realitas alam dan sosial.
Kalau saat ini masih belum mampu
memahami Qur’an, atau baru belajar tajwidnya, jangan lantas menghindar, “Tidak
apa-apa Qur’an tidak dipahami.” Tetap wajib ada upaya memahami. Mungkin esok,
lusa, seminggu lagi, sebulan, setahun lagi dan seterusnya. Anggap saja belajar
mengucapkan huruf hijaiyah itu baru menginjak anak tangga pertama dalam proses
memahami Qur’an.
Kalau belum mampu satu Surat, bisa
memahami satu ayat dulu. Bahkan mengartikan satu kata dulu. Ini jelas lebih
baik daripada hatam, tetapi tanpa paham sama sekali. Memang sebaiknya proses
memahami itu perlahan-lahan. Yang penting ada peningkatan. Terus bergerak
memahami. Membaca Qur’an, mesti naik kelas.
Berikut saya rangkumkan
ayat-ayatnya.
QS. Al-Muzammil[73]: 4
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Atau lebih dari seperdua itu. Dan PAHAMILAH
AL QUR’AN ITU DENGAN PERLAHAN-LAHAN.
QS. Yunus[10]: 16
قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ
مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ ۖ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ
قَبْلِهِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Katakanlah: "Jikalau Allah
menghendaki, niscaya aku tidak MEMBACAKANNYA kepadamu dan Allah tidak (pula)
memberitahukannya kepadamu". Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu
beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak MEMAHAMI?
QS. Al-An’am[6]: 151
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا
حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ
إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُونَ
Katakanlah: "Marilah KUBACAKAN
apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu. Yaitu: janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapak. Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka. Dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu SUPAYA KAMU MEMAHAMI(NYA).
QS. Al-Mu’minun[23]: 68
أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا
الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الْأَوَّلِينَ
Maka apakah mereka tidak MEMAHAMI
PERKATAAN (KAMI), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah
datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
QS. Al-Anfal[8]: 2
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Dan
apabila DIBACAKAN AYAT-AYAT-NYA BERTAMBAHLAH IMAN MEREKA (SETELAH MEMAHAMI),
dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
QS. Ali Imran[3]: 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا
وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ
آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya
kepada tali allah (Al Qur’an). Dan janganlah bercerai berai. Ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan. Maka Allah
mempersatukan hatimu. Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah MENERANGKAN AYAT-AYAT-NYA
kepadamu, agar kamu mendapat PETUNJUK (DENGAN MEMAHAMINYA).
QS. Al-Hasyr[59]: 2
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ ۚ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا ۖ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ
حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا ۖ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ ۚ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ
وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
Dia-lah yang mengeluarkan
orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat
pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar. Mereka
pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari
(siksa) Allah. Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang
tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka.
(Sehingga) mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri
dan tangan orang-orang Mukmin. MAKA PAHAMILAH, hai orang-orang yang MEMPUNYAI
WAWASAN.
QS. Al-An’am[6]: 65 & 98
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ
أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ
أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ
لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Katakanlah: " Dia-lah yang
berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah
kakimu. Atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.
Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih
berganti AGAR MEREKA MEMAHAMINYA.”
QS. Al-Rum[30]: 8
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي
أَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
Dan mengapa mereka tidak MEMAHAMI
tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang
ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar
akan pertemuan dengan Tuhannya.
QS. Yunus[10]: 101
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "PAHAMILAH apa
yang ada di LANGIT dan di BUMI. Tidaklah bermanfaat tanda-tanda tersebut dan
rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Semoga bermanfaat. Walloohu
a’lam bishshowaab…
*Penulis buku ‘Ayat-Ayat Kemenangan’,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar