—Saiful Islam*—
“Tak seorang pun bisa mengambil apa
pun pelajarannya, terutama Al Qur’an, kecuali yang menggunakan akal sehatnya…”
Kata sangat menarik yang menurut
saya masih terkait dengan tema QUR’AN INSPIRASI LITERASI adalah Ulul Albab.
Atau frase (idhoofah) Ulil Albab yang sekilas artinya pemilik akal
sehat. Ini juga menjawab prinsip yang katanya: membaca Qur’an itu boleh tanpa
paham.
Frase Ulul Albab yang saya suka,
ini memang ada dalam Qur’an. Salah satu dari tiga anak saya yang semuanya lahir
di Bulan Ramadan, saya beri nama Ramdhan Ulil Albab. Salah satu adik saya,
bernama Labib. Keponakan saya, juga ada yang bernama Ulul Albab. Keluarga kami,
ayah saya terutama, itu memang gampang ngefans pada orang-orang berilmu
yang cerdas. Pecinta ulama.
Alhamdulillah, saya punya guru-guru
dan kawan-kawan yang cerdas. Para pecinta ilmu dan ulama. Pecinta buku dan
kitab. Pecinta bahasa (terutama Indonesia, Arab, Inggris). Pecinta membaca dan
menulis. Pecinta diskusi yang akrab dan terbuka. Pecinta literasi.
Menurut Al-Mufradat fi Gharib
al-Qur’an, kata al-lubb itu artinya adalah akal murni tanpa campur
kotoran lagi. Ibarat kelapa, al-lubb itu minyaknya yang jernih setelah
melalui beberapa proses. Alias sarinya. Karena substansi manusia, itu ya akal
sehatnya itu. Al-lubb itu adalah paling intinya segala sesuatu.
Menurut satu pendapat, al-lubb
itu adalah akal yang paling suci dan bersih. Substansinya akal. Maka setiap lubb
itu pasti adalah akal. Dan tidak semua akal itu lubb. Karenanya Allah
mengaitkan hukum-hukum atau hikmah-hikmah yang tidak bisa dicapai kecuali oleh
akal yang jernih, itu dengan Ulul Albab. Sebagaimana disebut oleh QS.2:269 dan
ayat-ayat lain yang serupa.
QS. Al-Baqarah[2]: 269
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ
يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ
أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Allah menganugerahkan Al Hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang dianugerahi Al Hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. HANYA ORANG-ORANG YANG BERAKAL SAJA yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah).
Jika dikatakan, “Labba al-Fulaan
yalabb,” maka artinya Fulan itu menjadi punya akal sehat.
Kalau Lisan al-Arab
bercerita begini. Lubb-nya setiap sesuatu, itu adalah yang terbaik dan
yang terpilih dari sesuatu itu. The chosen one (al-lubaab).
Diibaratkan buah, lubb itu yang dimakan. Yakni ‘dagingnya’. Kulitnya
yang dikupas, itu dibuang. Bayangkan saja seperti buah durian.
Disebutkan juga bahwa lubb-nya
setiap sesuatu itu adalah jiwanya (nyawanya) dan hakikatnya. Terkadang bisa
atau racunnya ular, itu disebut lubb. Kenapa? Karenanya bisa ular itu
adalah paling pentingnya ular. Kalau ayam, ya tajinya (jalunya). Kalau manusia,
ya akalnya. Dan seterusnya. Jadi akal sehat, itu al-lubb. Bentuk
pluralnya (jamak) adalah albaab, alubb dan albub.
Labiib itu adalah
orang yang berakal sehat. Untuk laki-laki. Bentuk mashdar-nya adalah labaabah.
Kalau perempuan labiibah.
Jadi menurut bahasa Ulul Albab atau
Ulil Albab itu artinya adalah sang pemilik akal sehat. Yaitu orang yang selalu
mendayagunakan seluruh potensi kecerdasannya untuk memahami ayat-ayat qowliyah
(Al Qur’an) dan ayat-ayat kawniyah (realitas alam dan sosial). Sekaligus
mampu mengaplikasikannya langsung secara nyata ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kata albaab ini terulang
sebanyak 16 kali di dalam Al Qur’an. Yaitu QS.2:179, 197, 269; QS.3:7, 190;
QS.5:100; QS.12:111; QS.13:19; QS.14:52; QS.38:29, 43; QS.39:9, 18, 21;
QS.40:54; dan QS.65:10. Beberapa sudah diceritakan pada tulisan sebelumnya.
Marilah kita lihat beberapa lagi.
QS. Ali Imran[3]: 7
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ
عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ
وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ
يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو
الْأَلْبَابِ
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab
(Al Qur’an) kepada kamu. Di antaranya ada ayat-ayat yang Muhkamat. Itulah
pokok-pokok isi Al Qur'an. Dan yang lain (ayat-ayat) Mutasyabihat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah, dan untuk
mencari-cari takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan
Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." TIDAK
AKAN BISA MENGAMBIL PELAJARAN (DARINYA) KECUALI ORANG-ORANG YANG BERAKAL.
QS. Al-Maidah[5]: 100
قُلْ لَا يَسْتَوِي
الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah: "Tidak sama yang
buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka
BERTAKWALAH kepada Allah hai orang-orang BERAKAL, agar kamu mendapat
KEBERUNTUNGAN."
QS. Al-Ra’ad[13]: 19
أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا
أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَىٰ ۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
Adakah orang yang mengetahui
bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan
orang yang ‘buta’? HANYALAH ORANG-ORANG YANG BERAKAL SAJA YANG DAPAT MENGAMBIL
PELAJARAN.
Di antara sifat Ulul Albab, itu
memenuhi janji Allah, dan tidak melanggar perjanjian (QS.13:20). Dan memelihara
silaturahim, takut kepada Allah, takut kepada hisab yang buruk (QS.13:21).
Serta orang yang sabar karena mengharap ridha Allah, melaksanakan salat, menginfakkan
sebagian rezekinya dan membalas kejahatan (orang lain) dengan kebaikan
(QS.13:22).
QS. Ibrahim[14]: 52
هَٰذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ
وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ
أُولُو الْأَلْبَابِ
(Al Qur’an) ini adalah penjelasan yang
sempurna bagi manusia. Supaya mereka diberi peringatan dengannya. Dan supaya
mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dan AGAR ORANG-ORANG
YANG BERAKAL MENGAMBIL PELAJARAN.
QS. Al-Zumar[39]: 18
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
Yang mendengarkan perkataan lalu MENGIKUTI
apa yang PALING BAIK di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah DIBERI
ALLAH PETUNJUK dan mereka itulah orang-orang yang MEMPUNYAI AKAL.
Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam
bishshowaab…
*Penulis buku ‘Ayat-Ayat Kemenangan’,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar