—Saiful Islam*—
“Mengutamakan orang lain, meskipun
aslinya dirinya sendiri butuh…”
Pernah ketika sama sekali belum mengenal
Bahasa Arab, saya ditanya oleh seorang tokoh. “Katanya kamu bisa menulis huruf
Arab. Menulis apa?”
“Bismillaahirrohmaanirrohiim!”
jawab saya waktu itu. Artinya pun mayoritas umat Islam sudah hafal: dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Itu kalimat luar
biasa. Kali ini kita akan mencoba memahaminya. Dan berharap kepada Allah
dimampukan mengamalkannya.
Kata al-rohmaan, dalam
Qur’an terulang sebanyak 57 kali. Kata al-rohiim sebanyak 95 kali. Kata rohiiman
sebanyak 20 kali. Kata rahmat-Ku (rohmatiy) 2 kali. Kata rahmat-Nya
sebanyak 25 kali. Rahmat Kami 5 kali. Kata rohmatan terulang sebanyak 79
kali. Dan seterusnya. Termasuk kata yang banyak diulang, tampaknya menunjukkan
betapa pentingnya kata tersebut.
Kata al-rohim, itu awalnya
berarti rahimnya perempuan. Kata ini kemudian dipinjam untuk arti dekat. Karena
semua manusia itu keluar dari rahim.
Sedangkan al-rohmah, masih
menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, itu berarti kasih atau
keramahan yang memberi kebaikan pada orang lain yang dikasihi.
Kata al-rohmah, kadang
berarti kasih atau kerahaman itu sendiri. Dan kadang berarti kebaikan yang
berasal dari kasih itu.
Ada riwayat bahwa al-rohmah
dari Allah itu memberi kenikmatan dan kemuliaan. Sedangkan al-rohmah
antara sesama manusia itu kerahaman dan belas kasih (welas asih).
Sedangkan Lisan al-Arab,
melukiskan begini. Al-rohmah itu berarti keramahan dan belas kasih. Al-marhamah
artinya juga sama seperti itu. Al-rohmah juga bisa berarti ampunan.
Firman Allah pada QS.7:203 dalam
mensifati Qur’an sebagai rahmat, itu berarti Qur’an mengandung kasih. Nabi
adalah kasih bagi Mukminin (QS.9:61), itu karena beliau menjadi sebab mereka
menjadi beriman.
Allah itu memang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Maha Baik. Maha Penerima taubat dan penyesalan semua hamba-Nya.
Serta Maha Pengampun. Misalnya diceritakan oleh QS.2 ayat 142, 160 dan ayat 199.
Allah telah menetapkan kasih sayang itu pada diri-Nya (QS.6:12 dan 54). Lantas
‘menular’ ke seluruh makhluk-Nya, termasuk manusia (QS.3:159).
QS. Ali Imran[3]: 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ
اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka DISEBABKAN RAHMAT DARI
ALLAH-LAH kamu berlaku LEMAH LEMBUT (RAMAH) terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Pengutusan Nabi Muhammad pun, itu
tidak ada lain kecuali untuk kasih bagi semesta alam. Disebut oleh QS.21:107.
Apalagi untuk Kaum Mukminin (QS.9:61).
QS. Al-Anbiya’[21]: 107
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tiadalah Kami mengutus engkau
(Muhammad), melainkan UNTUK (MENJADI) RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM.
Bahkan Qur’an sendiri diturunkan
itu berfungsi sebagai kasih. Misalnya tercantum dalam QS.7:52, 203; QS.6:167;
QS.16:89; QS.10:57; QS.12:111; QS.16:64; QS.17:82; QS.29:51; QS.31:3; dan QS.27:77.
QS. Al-A’raf[7]: 203
وَإِذَا لَمْ تَأْتِهِمْ
بِآيَةٍ قَالُوا لَوْلَا اجْتَبَيْتَهَا ۚ قُلْ إِنَّمَا أَتَّبِعُ مَا يُوحَىٰ
إِلَيَّ مِنْ رَبِّي ۚ هَٰذَا بَصَائِرُ مِنْ
رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Apabila kamu tidak membawa suatu
ayat Al Qur’an kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat
ayat sendiri?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang
diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata
dari Tuhanmu, petunjuk dan RAHMAT bagi orang-orang yang BERIMAN."
QS. Al-Nahl[16]: 89
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ
لِلْمُسْلِمِينَ
Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al
Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta RAHMAT dan kabar
gembira bagi orang-orang yang BERSERAH DIRI.
Siapa pun Mukminnya, jika berpegang
teguh pada Qur’an—memahami dan mengamalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke
dalam rahmat-Nya. Sebaliknya yang mengingkari, itu disebut sebagai berputus asa
dari rahmat-Nya.
QS. Al-Nisa’[4]: 175
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا
بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ
وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
Adapun orang-orang yang beriman
kepada Allah dan berpegang teguh kepada Al Qur’an pasti Allah akan memasukkan
mereka ke dalam RAHMAT YANG BESAR dari-Nya dan limpahan karunia-Nya. Serta
MENUNJUKI mereka kepada JALAN YANG LURUS (untuk sampai) kepada-Nya.
QS. Al-Ankabut[29]: 23
وَالَّذِينَ كَفَرُوا
بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَٰئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَٰئِكَ
لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Orang-orang yang mengingkari
ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya, mereka PUTUS ASA DARI RAHMAT-KU. Dan
mereka itu mendapat azab yang pedih.
Seandainya bukan karena karunia dan
rahmat-Nya (Al Qur’an), pasti umat ini akan mengikuti setan (QS.4:83, 113).
Siapa pun yang berpaling dari Qur’an, memang akan disesatkan setan, menyangka
dapat hidayah padahal bukan (QS.43:36-37).
Bentuk kasih yang paling jelas, itu
adalah mengutamakan orang lain meskipun dirinya sendiri aslinya butuh.
Digambarkan oleh ayat berikut.
QS. Al-Hasyr[59]: 9 – 10
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا
الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا
يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ
أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yang datang itu (Muhajirin).
Mereka (Anshor) tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin). Mereka MENGUTAMAKAN (orang-orang
Muhajirin), SEKALIPUN MEREKA SENDIRI MEMBUTUHKAN. Dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang BERUNTUNG.
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami. Beri ampunlah
Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu. JANGANLAH ENGKAU
MEMBIARKAN KEDENGKIAN DALAM HATI KAMI terhadap orang-orang yang beriman. Ya
Rabb Kami. Sesungguhnya Engkau Maha BAIK lagi Maha PENYAYANG."
Maka, orang yang berkelimpahan
kasih itu, akan selalu memberi, berbagi, dan berkontribusi dalam hidup dan
kehidupan ini. Yang kuat ilmunya, akan berbagi dengan ilmunya. Yang kuat
hartanya, akan memberi dengan hartanya. Yang kuat tenaganya, akan berkontribusi
dengan tenaganya. Itulah orang-orang yang menang!
QS. Al-Tawbah[9]: 88
لَٰكِنِ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, mereka BERJUANG dengan HARTA dan NYAWA mereka. Mereka itulah
orang-orang yang memperoleh KEBAIKAN, dan mereka itulah orang-orang yang MENANG.
Semoga bermanfaat. Walloohu
a’lam bishshowaab…
*Penulis buku ‘Ayat-Ayat Kemenangan’,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar