Jumat, 14 Agustus 2020

QUR’AN INSPIRASI SASTRA


—Saiful Islam*—

“Meski begitu, Qur’an bukan karya Sastra layaknya novel dan syair…”

Kalau sedang tidak menulis sebuah tema tertentu, saya menikmati karya Sastra. Biasanya, novel. Meskipun karya fiksi, karya Sastra semacam novel, itu bisa jadi sangat bergizi bagi psikis kita dengan penyajian yang renyah dan indah. Indonesia pernah punya tokoh inspiratif yang punya karya Tafsir (Tafsir al-Azhar) dan karya Sastra. Yang sudah saya hatamkan berjudul Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Namanya kerap dipanggil dengan sebutan Hamka.

Terkait tema QUR’AN INSPIRASI LITERASI, penting untuk disampaikan ini. Setiap ucapan atau tulisan, secara garis besar itu bisa dikategorikan dua macam. Yaitu karya fiksi dan karya non fiksi. Gampangnya fiksi itu cerita rekaan atau khayalan. Sedangkan non fiksi, sebaliknya. Yaitu sifatnya berdasar fakta dan kenyataan.

Meskipun, bisa saja cerita fiksi, inspirasinya dari fakta dan kenyataan. Makanya muncul istilah ketiga: faksi. Yakni cerita fiksi yang terinpirasi oleh kenyataan dan fakta sehari-hari. Memang hampir semua karya fiksi, itu adalah cerita. Sebuah narasi yang hampir seluruhnya ditulis dengan kalimat deskripsi. Jadi lebih ke menunjukkan dan menggambarkan.

Contoh-contoh karya fiksi antara lain yang dekat dengan kita misalnya lagu, dongeng, cerita pendek (cerpen), novel, syair, puisi, dan film. Semua karya-karya itu, harus kita anggap sebagai fiksi. Meskipun faksi, sekali pun, tetapi itu adalah fiktif. Dan kalau kita amati semua karya-karya Sastra itu adalah cerita. Yang digambarkan secara deskriptif. Kalimatnya lebih ke narasi dan deskripsi. Bukan argumentasi.

Nah, tulisan yang lalu, sudah saya tunjukkan bahwa Qur’an pun menggunakan kalimat-kalimat penggambaran itu. Kalimat deskripsi. Tetapi ingat, jangan sampai Qur’an disebut sebagai buku fiksi. Jangan terjebak, menyamakan deskripsi Qur’an yang non fiksi (ilmiah) itu dengan deskripsi karya Sastra yang fiksi.

Memang tidak ada salahnya kita belajar Sastra Arab. Bahkan bagus sekali. Tetapi jangan terjebak mau mengoreksi Qur’an dengan teori Sastra. Jangan terjebak mengatakan bahwa Qur’an adalah buku Sastra. Pernah terjadi, Qur’an disebut fiksi. Alamak! Padahal tujuan permisalan atau penggambaran Qur’an, itu supaya makna yang sangat dalam bisa dipahami dengan mudah. Berikut lagi beberapa contoh ayat-ayat Qur’an.

QS. Al-Baqarah[2]: 187 & 223
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ
187. Istrimu itu adalah PAKAIAN bagimu, dan kamu pun adalah pakaian baginya.

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ
223. Istrimu adalah (seperti) SAWAH LADANGMU. Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.

QS. Ibrahim[14]: 24 – 25
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
24. Tdakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, itu SEPERTI POHON YANG BAIK. Akarnya kokoh dan cabangnya (menjulang) ke langit.

ؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
25. Pohon itu MEMBERIKAN BUAHNYA pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

QS. Al-Rahman[55]: 24
وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
Dan kepunyaan-Nya lah kapal-kapal yang tinggi layarnya di lautan laksana GUNUNG-GUNUNG.

QS. Shaff[61]: 4
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka suatu BANGUNAN YANG TERSUSUN KOKOH.

QS. Al-Haqqah[69]: 7
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus. Maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka TUNGGUL POHON KURMA YANG LAPUK.

QS. Naba’[78]: 10
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
Dan Kami jadikan malam bagimu SEBAGAI PAKAIAN.

QS. Al-Fil[105]: 5
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Lalu Dia menjadikan mereka seperti DAUN-DAUN YANG DIMAKAN (ULAT).

QS. Al-Qolam[68]: 20
فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ
Maka jadilah kebun itu hitam seperti MALAM YANG GELAP GULITA.

QS. Al-Muddatstsir[74]: 50
كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُسْتَنْفِرَةٌ
Seakan-akan mereka itu KELEDAI LIAR YANG LARI TERKEJUT.

Dari ayat-ayat di atas, kita bisa saksikan sendiri. Allah pun menggunakan ungkapan-ungkapan deskriptif itu. Sebagaimana banyak karya Sastra, juga menggunakan kalimat-kalimat deskripsi. Tak berlebihan rasanya kita sebut, Qur’an inspirasi Sastra. Sungguh dengan cara penggambaran seperti itu, Allah justru hendak mempermudah pemahaman orang awam. Bukan mempersulit.

Dan meski begitu, Qur’an bukan buku Sastra. Bukan karya Sastra layaknya novel. Bukan. Ia bukanlah dongeng dan perkataan dukun sebagaimana tuduhan para rival Nabi. Juga bukan buku kumpulan syair.

QS. Al Haqqah[69]: 40 – 42
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
40. Sesungguhnya Al Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia.

وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ
41. Dan Al Qur’an itu BUKANLAH PERKATAAN SEORANG PENYAIR. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.

وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu MENGAMBIL PELAJARAN darinya.

Tidak pernah ada dalam Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Qur’an adalah syair. Bahkan Allah menyebut bahwa Nabi pun, itu tidak pantas bersyair (QS.36:69).

QS. Yasin[36]: 69
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ
Dan KAMI TIDAK MENGAJARKAN SYAIR KEPADANYA (Muhammad). Dan BERSYAIR ITU TIDAKLAH LAYAK BAGINYA. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam bishshowaab…

*Penulis buku ‘Ayat-Ayat Kemenangan’, dll.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...