Sabtu, 25 Mei 2019

JIN MAKHLUK HALUSKAH?


—Saiful Islam—

“Berarti yang terakhir ini, jin juga bisa berarti bangsa binatang…”

Sekarang. Marilah kita fokus kosa kata jin. Kita akan tinjau kata ini baik arti bahasanya. Melalui kamus-kamus Arab. Paling tidak saya akan carikan di Lisan al-Arab karya Ibnu Manzhur (orang Tunisia yang wafat tahun 1312 M/ sekitar abad 8 H), Mufradat Alfazh al-Qur’an, dan al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an yang dua-duanya karya al-Raghib al-Ashfahaniy (orang Iran yang wafat tahun 502 H/1108 M atau abad ke-6 H). Atau bisa juga di almaany.com, kamus online yang menghimpun dari kamus-kamus Arab.

Yang kedua, saya akan carikan kata jin itu dalam konteks kalimat-kalimat Al Qur’an. Jadi tidak hanya makna per kata, tapi juga makna ketika kata itu masuk dalam sebuah konteks kalimat. Sebab, sebuah kata ketika masuk dalam konteks kalimat, bisa memiliki arti lain.

Sebagai ingatan, marilah kita ulangi lagi pertanyaan mendasar ini: “Benarkah jin itu adalah makhluk halus?” Atau “Apakah benar jin itu hanya berarti makhluk halus?”

Secara bahasa, jin arti awalnya adalah segala sesuatu yang tertutup oleh indra. Bayi yang masih dalam kandungan, itu disebut ‘janin’. Karena ia masih tertutup, alias berada dalam perut ibunya. Perisai, itu disebut ‘junnah’ atau ‘al-mijannah’. Sebab ia berfungsi menutup tubuh supaya terlindungi dari sabetan pedang, panah, peluru, dan semisalnya. Orang gila, itu disebut ‘majnun’. Karena akal sehatnya sedang tertutup.

al-Jannah’ yang sering kita artikan surga itu, asal katanya sama dengan jin, yaitu ‘janna’. Berarti setiap kebun yang tertutupi pohon-pohonnya yang lebat. Kuburan itu juga bisa disebut ‘al-janin’ atau ‘al-janan’, karena menutup orang dengan tanah. Begitu juga kain kafan itu disebut ‘al-janan’.

Sedangkan ‘al-jin’, inilah fokus kosa kata yang kita bahas, disebutkan dalam al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an itu bahwa artinya adalah bangsa roh yang tertutup oleh indra. Maka termasuk juga malaikat dan setan. Setiap malaikat adalah jin, dan setiap jin bukanlah malaikat. “Setiap malaikat adalah jin,” kata Abu Shalih.

Disebutkan pula di situ bahwa jin itu bagian dari bangsa roh. Dan bangsa roh itu ada tiga: roh yang baik, yakni malaikat; roh yang jahat, yakni setan; dan tengah-tengah (antara roh baik dan roh jahat), yakni jin. Alasannya, adalah QS. Jin ayat 1 sampai ayat 14, yang disitu ada kata ‘diwahyukan kepadaku’. Nanti kita akan tinjau ayat-ayatnya.

Diartikan pula bahwa jin itu adalah makhluk tak kasat mata yang diberi beban syariat layaknya manusia. Asal penciptaannya adalah dari api. Jin itu lawan katanya adalah manusia (khilaf al-ins). Ada pula yang menyebut, bahwa jin itu ada tiga macam: ular, kala jengking, dan binatang kecil-kecil (serangga). Berarti yang terakhir ini, jin juga bisa berarti bangsa binatang.

Kamus ‘al-Munawwir’, dari asal kata ‘janna’ dengan berbagai derivasinya mengartikan antara lain: merahasiakan, menyembunyikan, menutup dengan tabir, gelapnya malam, burung layang-layang, kafan, hati, ruh (jiwa), bagian dalam, kepandiran (kebodohan), amuk, jenis ular, dan peri (jin perempuan).

Memang ruh itu terkadang disebut ‘janaan’, karena ruh juga tertutup oleh badan. ‘Jinn al-naas’, adalah sebagian besar orang. Atau sekelompok besar orang. Karena orang yang masuk pada suatu kelompok, maka kelompok itu akan menutupinya. Disebut pula bahwa ‘al-jinn’ itu anaknya ‘al-jaan’. Ibnu Sidah mengartikan bahwa jin itu bagian dari alam (makhluk atau selain Allah), yang mereka tidak bisa dilihat. Satu kaum Arab juga menyebut malaikat itu, jin (‘ajinnah’).

Dan masih beberapa lagi pendapat arti seputar kata ‘janna’ itu dalam Kamus Lisan al-‘Arab, terutama. Kurang lebih maknanya tidak jauh seperti yang sudah saya tuliskan di atas.

Jadi, apakah jin itu makhluk halus? Sejatinya dalam kamus-kamus Arab tersebut, saya tidak menemukan frase ‘makhluk halus’ itu. Saya tidak dapati misalnya kata ‘makhluq al-daqiq’, atau ‘makhluq al-murhaf’, atau ‘al-makhluq al-lathif’. Tidak ada. Adanya di KBBI, yang mengartikan makhluk halus adalah makhluk yang dianggap hidup di alam gaib yang berada di alam fisik (misalnya setan, jin). Sedangkan jin diartikan makhluk halus yang diciptakan dari api.

Maka, yang mengartikan jin itu makhluk halus adalah KBBI. Tentu KBBI tidak bisa dijadikan prinsip untuk menentukan keberadaan hal yang metafisik. Maka, nanti kita akan coba lihat semua kata jin itu dalam ayat-ayat Al Qur’an dalam konteks-konteks kalimatnya. Karena sekali lagi, saya bilang untuk urusan metafisik seperti keberadaan jin itu, tidak bisa tidak referensi utama kita hanyalah Al Qur’an.

Jadi secara bahasa, yang paling mendekati makna jin sebagai makhluk halus itu, kiranya apa yang disebut al-Asfahaniy di atas. Yaitu, bangsa roh atau ruh yang tertutup oleh indra. Padahal manusia juga punya ruh. Maka jangan gegabah dulu mengartikan jin HANYA makhluk halus…

Salam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...