Jumat, 21 Juni 2019

ARWAH ORANG JAWA—MADURA


—Saiful Islam—

“Sihir, nggak ada urusannya dengan Jin…”

Mengenai sihir. Agaknya kebanyakan kita ini terpengaruh oleh kamus Bahasa Indonesia. Sedangkan kamus ini sendiri terpengaruh oleh keyakinan umum masyarakat. Common sense. Sebuah keyakinan teologi yang sebenarnya tidak berdasar. Karena agama di Indonesia, Jawa—Madura khususnya, itu beragam maka bisa saja makna yang masuk ke dalam kamus itu hasil dari gado-gado. Alias campur aduk. Agama satu dengan agama yang lain. Perlu diwaspadai, sebab agama pendahulu kita di sini ini adalah animisme—dinamisme dan Hindu—Budha. Islam datang belakangan.

Di Mekah, sebelum Al Qur’an turun, itu masyarakatnya adalah penyembah berhala. Patung Latta dan Uzza yang terkenal. Bahkan di zaman Ibrahim, pemipin dan masyarakatnya juga sudah menyembah berhala. Perhatikan saja sejarah peradaban manusia tertua di dunia. Khususnya sejarah tuhannya. Mereka menyembah arwah (roh-roh), Menyembah dewa-dewi. Sampai orang-orang Yahudi, yakin Uzair itu anaknya tuhan. Orang Nasrani meyakini Isa anaknya tuhan. Orang-orang Majusi pun di timur adalah penyembah api.

Al Qur’an diturunkan Allah untuk mengoreksi semua keyakinan sesat tersebut. Maka waspadalah. Jangan-jangan keyakinan kita ini warisan dari agama nenek moyang di atas. Kisah “Mbae moleh,” kemarin itu misalnya. Sekilas info, animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh yang merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Sedangkan dinamisme adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal yang diyakini menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon besar, batu, dan semisalnya.

Sebagaimana kisah-kisah Yahudi dan Nasrani yang banyak masuk dalam tradisi Islam (seperti Israiliyyat), diduga banyak juga tradisi animisme—dinamisme yang masuk dalam Islam. Dilantunkan di masjid-masjid tanpa sadar. Misalnya syair Jawa di bawah ini:

Malam Jum’at, roh nunggu onok lawang…
(arwah keluarga menunggu di pintu rumah saat malam Jum’at)
Njalok kiriman sak ayat soko Qor’an…
(minta kiriman pahala bacaan ayat Al Qur’an)
Barang ora oleh sak ayat soko Qor’an…
(ketika tidak ada yang ngirim pahala bacaan Al Qur’an itu)
Bali menyang kobor brebes mili ketangisan…
(kembali ke kuburan dalam keadaan menangis)

OK lah. Kita masuk makna sihir. Diceritakan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sekaligus kata yang terkait, supaya kalian mudah memahaminya. Sehingga ketemu alur logika versi KBBI-nya.

Sihir/si·hir/ n 1 perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib (guna-guna, mantra, dan sebagainya): ia terdiam seperti kena --; 2 ilmu tentang penggunaan kekuatan gaib; ilmu gaib (teluh, tuju, dan sebagainya): ahli -- (orang -- ), orang yang berilmu sihir; juru teluh.

Mantra adalah perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib (misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya): upacara itu dimulai dengan pembacaan --; 2 susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.

Sedangkan jampi adalah kata-kata atau kalimat yang dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (untuk mengobati penyakit dan sebagainya).
Guna-guna disebutkan sebagai jampi-jampi (mantra dan sebagainya) untuk menarik hati orang.

Adapun ajaib berarti ganjil; aneh; jarang ada; tidak seperti biasa; mengherankan; sesuatu yang aneh; keheranan; yang tidak dapat diterangkan dengan akal.

Gaib/ga·ib/ v 1 tidak kelihatan; tersembunyi; tidak nyatapara ilmuwan mencoba meneliti hal-hal yang -- di alam semesta ini; 2 hilang; lenyapsekalian dewa-dewa itu pun -- lah; 3 tidak diketahui sebab-sebabnya (halnya dan sebagainya)banyak peristiwa -- yang belum diselidiki.

Di tulisan sebelumnya, sudah saya tunjukkan. Bahwa sihir itu tidak lain adalah kata-kata. Atau kalimat. Teks. Atau yang diucapkan. Lebih tepatnya sihir itu adalah kata-kata yang memperdayakan. Lawannya adalah al-muhyi (8:24). Yaitu kata-kata juga. Ya kalimat. Bedannya, al-muhyi adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang memberdayakan. Memotivasi dan menginspirasi pada ilmu, kebaikan dan perbaikan.

Sekarang kita masuk merujuk dari sumber-sumber Arab. Jika kita mengetik kata sin, ha’, dan ra’, sahara di kamus Al Ma’aniy misalnya, secara umum sihir berarti karisma, glamor, daya tarik, menggiurkan, sangat menarik, memesona, memikat, menggetarkan hati, memalingkan, merusak, dan menjauhkan.

Kita pun mendapati keterangan seperti ini:

كلّ أمر يخفى سببُه ، ويُتخيّل على غير حقيقته ، ويجري مجرى التمويه والخداع ، إخراج الباطل في صورة الحقّ ، استخدام القوى الخارقة بواسطة الأرواح
Terjemah bebasnya begini kira-kira: Sihir adalah apapun yang tersembunyi sebabnya, terbayang sesuatu yang bukan sebenarnya, posisinya adalah tipuan; menampakkan kedustaan yang seolah-olah kebenaran; menggunakan kekuatan luar biasa dengan perantara roh-roh.

Juga dijumpai keterangan seperti berikut ini:

لَمْ يَكُنْ ما جاءَ بِهِ إلا سِحْراً : كُلُّ أَمْرٍ أوْ عَمَلٍ يُزْعَمُ أنَّهُ خَارِقٌ للعَادَةِ وَالطَّبِيعَةِ وَلاَ يُعْرَفُ سَبَبُهُ وَيُقْصَدُ بِهِ التَّمْوِيهُ وَالخِدَاعُ
Terjemah bebasnya: yang dilakukannya tidak lain adalah sihir. Maksudnya adalah setiap sesuatu atau pekerjaan yang dianggap keluar dari kebiasaan atau hukum alam, tidak diketahui sebabnya, dengan tujuan menipu atau memperdayakan.

Di sana juga disebutkan bahwa yang menyihir itu adalah Al Qur’an dan Taurat, atau Al Qur’an dan Injil, atau Taurat dan Injil. Jadi Al Qur’an pun disebut sihir. Begini redaksi Arabnya:
الساحر : القرآن والتوراة أو القرآن والإنجيل أو التوراة والإنجيل

Kalau menurut Hadis, sebagian kata-kata adalah sihir. Dalam kata-kata itu ada sihirnya. Alias kata-kata bisa menjadi sihir. إنَّ مِنَ البَيَانِ لَسِحْراً misalnya Hadis riwayat Bukhari 4749 dan 5325; Abu Daud 4356 dan 4354; dan lain-lain.

Dengan demikian, sihir itu tidak ada yang mistis. Tidak ada yang klenik. Tidak ada urusannya dengan roh-roh. Arwah. Nggak ada urusan dengan Jin. Kalau pun sihir itu dianggap magic, alias sulapan dengan tujuan menghibur atau menipu, sekarang sudah banyak yang membongkar triknya. Sulapan yang terkesan magic, itu sudah diketahui sebab-sebabnya. Trik-triknya. Silakan tonton di YouTube banyak. Jelas bagi kita sekarang, bahwa tidak ada yang keluar dari sebab akibat. Sunnatullah. Apa pun di dunia nyata ini selalu ada sebabnya. Aksi-reaksi itu sudah hukum alam. Hukum Al Qur’an. Karenanya menjadi ibrah. Pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat.

QS. Fathir[35]: 43
اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ۚ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ ۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnatullah. Dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnatullah itu.

Sampai di sini dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...