—Saiful Islam—
“Iblis, manusia berenergi negatif…”
Allah sudah infokan bahwa iblis itu
dari jin (18:50). Sedangkan jin itu dari api (55:15) dan (15:27). Maka, iblis
pun dari api. Dan karena material penciptaannya dari api itulah membuat iblis
sombong. Iblis merasa lebih keren dari Adam yang Allah ciptakan dari tanah.
Iblis telah melakukan kesalahan fatal. Bukan karena merasa lebih keren itu.
Tapi karena pelanggarannya kepada perintah Allah, supaya hormat kepada Adam.
Iblis telah durhaka kepada-Nya ‘Azza wa Jalla.
QS. Al-A’raf[7]: 12
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا
تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman: "Apakah yang
menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Iblis
menjawab, "Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api. Sedangkan
dia (Adam), Engkau ciptakan dari tanah".
Saya ingin menganalisis sekilas
mengenai Iblis ditinjau dari segi bahasanya kemarin. Gampangnya, bahwa iblis
itu kesedihan yang sangat yang membuahkan kesengsaraan. Putus asa. Saya memahami
Iblis itu bukan sosok. Bukan makhluk imajiner. Tapi energi negatif. Adapun QS.7:27
yang menyatakan bahwa Iblis dan kelompoknya melihat manusia, sedangkan manusia
tidak bisa melihatnya, itu dari sisi materi Iblis yang dari gelombang. Energial.
Secara kasat mata, kita memang tidak bisa melihat material-material subatomik.
Kalau sekarang, Iblis itu tidak
lain dan tidak bukan adalah manusia itu sendiri. Ciri khas Iblis itu
membisik-bisikkan kata-kata yang menipu. Kata-kata yang membuat orang sedih,
susah, bahkan celaka. Coba, siapa yang memfitnah? Mengadu domba? Memprovokasi?
Menyebar hoax? Ghibah? Tidak lain dan tidak bukan ya manusia! Jadi sekali lagi,
Iblis itu ya manusia!! Atau energi negatif itu yang masuk ke dalam diri kita,
sehingga kita menjadi terinspirasi dan termotivasi untuk berbuat jahat.
Jadi, takut-takut dan sedih-sedih
yang tidak beralasan, itu adalah energi negatif. Kalau kita takut atau sedih,
sehingga sampai membuat kita putus asa dari rahmat dan pertolongan Allah,
sejatinya itu kita sedang kemasukan energi negatif. Maka, Allah menyuruh kita
agar tidak larut dalam ketakutan dan kesedihan seperti itu. Diceritakan misalnya
dalam QS.7:35 dan 49; 2:38; 62, 112, dan 277; 3:170; 5:69; 6:48; 10:62; 46:13; dan
lain-lain.
QS. Al-A’raf[7]: 35
يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا
يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي ۙ فَمَنِ اتَّقَىٰ
وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Hai anak-anak Adam. Jika datang
kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menceritakan kepadamu
ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Iblis yang terbuat dari api, itu
lebih baik dari Adam yang terbuat dari tanah, itu digambarkan oleh omongan
iblis. Bukan pernyataan Allah. Saya tidak menemukan satu ayat pun yang
mengatakan bahwa Iblis itu lebih baik dari Adam. Atau api lebih baik dari
tanah. Tidak ada. Kalau kalian menemukan, tolong beritahu saya, Kawan.
Begitu juga Malaikat lebih baik
dari Adam, tidak ada pernyataan ini. Urusan Allah memerintahkan Iblis dan Malaikat
hormat kepada Adam, itu sudah kehendak Allah. Bahkan menurut konteks
ayat-ayatnya, justru Adam-lah yang lebih keren dari Iblis dan Malaikat, karena
Allah langsung meniupkan ruh-Nya kepada Adam. Ingat, ruh-Nya langsung! Bukan ruh
ciptaan-Nya!! Allah tak pernah menciptakan ruh!!!
Nah, karena langsung ruh-Nya yang
ditiupkan kepada kita, maka kita menjadi ‘ketularan sifat-sifat Allah’. Allah
Maha Melihat. Kita akhirnya menjadi bisa melihat. Allah Maha Mendengar. Kita pun
lantas bisa mendengar. Allah Maha Berkehendak. Kita pun kemudian bisa
berkehendak. Allah Maha Berilmu. Kita lantas bisa berilmu. Allah Maha Pengasih
dan Penyayang. Kita akhirnya bisa mengasihi dan menyayangi. Dan seterusnya. Perhatikan
ayat-ayatnya berikut ini.
QS. Shad[38]: 71—83
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari
tanah".
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ
وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
72. Maka apabila telah Kusempurnakan
kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur
dengan bersujud kepadanya".
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ
كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
73. Lalu seluruh malaikat-malaikat
itu bersujud semuanya.
إِلَّا إِبْلِيسَ
اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
74. Kecuali Iblis. Dia
menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا
مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ
الْعَالِينَ
75. Allah berfirman: "Hai
iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk
orang-orang yang (lebih) tinggi?".
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ
خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
76. Iblis menjawab: "Aku lebih
baik daripadanya. Karena Engkau ciptakan aku dari api. Sedangkan dia, Engkau
ciptakan dari tanah".
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا
فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
77. Allah berfirman: "Maka
keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.
وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي
إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ
78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap
atasmu sampai hari pembalasan".
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي
إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
79. Iblis berkata: "Ya
Tuhanku. Berilah aku kesempatan sampai hari mereka dibangkitkan".
الَ فَإِنَّكَ مِنَ
الْمُنْظَرِينَ
80. Allah berfirman:
"Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi kesempatan.
إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ
الْمَعْلُومِ
81. “Sampai kepada hari yang telah
ditentukan waktunya (hari kiamat)".
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ
لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
82. Iblis menjawab: "Demi
kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya.
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ
83. Kecuali hamba-hamba-Mu yang
mukhlis di antara mereka.
Sampai di sini dulu. Semoga
bermanfaat. Bersambung. Insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar