Rabu, 26 Juni 2019

KATA-KATA MISTERIUS


—Saiful Islam—

“Kata hayyah dan tsu’baan, dua-duanya sering diterjemahkan sama: ular…”

Kita akan bandingkan dua buah kata yang sering diterjemahkan dengan ular. Pertama, kata hayyah diterjemahkan ular. Kedua, kata tsu’baan yang juga diterjemahkan ular untuk tongkat Nabi Musa. Hayyatun tas’aa, yang diartikan seekor ular yang merayap cepat, itu seperti diceritakan di ayat berikut.

QS. Thaha[20]: 17 – 21
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَىٰ
17. “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?”

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَىٰ
18. Musa menjawab, "Ini adalah tongkatku. Aku bertelekan padanya. Dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku. Dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.”

قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَىٰ
19. Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!"

فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ
20. Lalu Musa melemparkan tongkat itu. Maka tiba-tiba ia (menjadi) seekor ular yang merayap dengan cepat.

قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ ۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَىٰ
21. Allah berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.”

Berikutnya adalah “tsu’baan mubiin”, yang juga diterjemahkan sebagai ular yang nyata atau ular yang sebenarnya, itu terdapat dalam ayat di bawah ini.

QS. Al-A’raf[7]: 104 – 107
وَقَالَ مُوسَىٰ يَا فِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
104. Dan Musa berkata, "Hai Fir'aun. Sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.

حَقِيقٌ عَلَىٰ أَنْ لَا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
105. “Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, Maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersamaku.”

قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
106. Fir'aun menjawab, "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar.”

فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
107. Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya. Lalu seketika itu juga tongkat itu (menjadi) ular yang sebenarnya.

QS. Al-Syu’ara[26]: 30 - 32
قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُبِينٍ
30. Musa berkata, “Dan apakah (kamu akan melakukan itu) meski kutunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?"

قَالَ فَأْتِ بِهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
31. Fir'aun menjawab, "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar.”

فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
32. Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata.

Kita coba lihat arti kedua kata tersebut di kamus yang umum dipakai: Mahmud Yunus dan Al-Munawwir. Kata hayyah yang jamaknya hayyaat, Mahmud Yunus mengartikannya ular. Dari kata dasar hayiya yahya yang berarti hidup (hayaah). Begitu juga Al-Munawwir mengartikan hayyah dengan al-af’aa. Yakni ular.

Selanjutnya kita akan cari makna kedua kata tersebut dalam Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an dan Lisan al-‘Arab. Benarkah kedua kata itu berarti sama? Atau adakah perbedaannya?

Note: masih ada beberapa kata lagi yang penting kita selidiki lebih jauh terkait dengan kisah Nabi Musa ini. Seperti kata talqof (menelan), alquu (lemparkan), bukti atau keterangan (bayyinah), dan lain-lain.

Sekian dulu. Semoga manfaa. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...