Selasa, 11 Juni 2019

MELETEK TEKO BUMI


—Saiful Islam—

“Adam itu tidak jatuh dari langit. Adam, itu ya ‘tokol’ dari bumi ini…”

Membahas jin, tak bisa lepas dari bahasan tentang iblis. Karena jin dari api. Begitu juga iblis, dari api. Bahasan jin ini, pasti terkait dengan tentang kualitas diri seseorang. Yang digambarkan dengan al-ins. Allah pun sering menyandingkan al-jinn dengan al-ins itu. Lalu, juga ada kaitannya dengan setan. Karena Allah menyebut frase setan-setan al-ins dan al-jinn.

Dan kalau kita melihat ‘dialog’ antara Allah dengan iblis kemarin, disitu juga kita temukan hubungan. Yakni antara iblis yang terbuat dari api, dan Adam yang terbuat dari tanah. Iblis merasa gengsi untuk bersujud (hormat) kepada Adam. Meskipun perintah sujud itu langsung dari Allah. Karena menurut Iblis, dia terbuat dari api. Sedangkan Adam, materialnya adalah tanah. Iblis merasa api lebih keren daripada tanah. Luar biasa, gengsinya iblis sampai membuatnya berani melanggar Allah.

Kemarin sekilas sudah saya ceritakan. Api lebih keren dari tanah, itu opini Iblis. Sangat subjektif. Allah tidak pernah menyatakan api lebih baik dari tanah. Bahkan kalau melihat konteksnya, Adam lebih keren dari Iblis, itu bukan karena materialnya itu. Tapi karena tiupan ruh, yang ruh tersebut langsung dari Allah. “Dan aku tiupkan kepadanya (Adam) dari ruh-Ku,” kata Allah (QS.15:29). Karenanya, Adam menjadi ‘ketularan sifat-sifat Allah’.

Rasanya menarik, kalau kita mengelaborasi lebih detil material Adam yang terbuat dari tanah itu. Yang menjadi alasan Iblis untuk tidak mau hormat kepada Adam. Al Qur’an menyebut memang kita ini dari tanah. Min Thiiin (misalnya QS.6:2; 7:12; 32:7; 38:71). Dari saripati tanah, min sulaalatin min thiin (32:12). Dari tanah liat, min thiin laazib (37:11). Dari tanah debu, min turob (3:59; 30:20; 35:11; 40:67). Dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam, min sholshoolin min hamain masnuun (15:26,28,33). Dari tanah/bumi (QS.20:55; 71:17). Dan dari tanah kering seperti tembikar (55:14).

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme. Lantas membentuk tubuh unik (solum) yang menutupi batuan. Pedogenesis, adalah istilah untuk proses pembentukan tanah ini. Proses tersebut membentuk lapisan-lapisan tanah yang dikenal dengan horizon tanah. Setiap lapisan menggambarkan asal dan proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah itu.

Tubuh tanah itu terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik (tanah mineral) terbentuk dari batuan. Sehingga mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Warna tanah organik itu hitam. Tanah ini pembentuk utama lahan gambut yang bakal menjadi batu bara. Keasaman tanah ini tinggi, sebab mengandung beberapa asam organik hasil pembusukan (dekomposisi) berbagai bahan organik. Tanah ini juga miskin mineral.

Adapun tanah non-organik, itu didominasi oleh mineral. Dan mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah seperti ini ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah. Yaitu pasir, lanau (debu), dan lempung.

Warna tanah yang disebut misalnya QS.15.26 adalah hitam. Warna tanah memang bervariasi. Ada yang hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, sampai putih. Tanah yang berwarna hitam atau gelap, memang sering menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi. Karena pelapukan vegetasi atau proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap ini, bisa juga karena kandungan mangan, belerang, dan nitrogen.

Berdasar proses terbentuknya, ada tanah humus. Ada tanah pasir, tanah aluvial (dari pengendapan lumpur sungai), tanah podzolit (di daerah pegunungan), tanah vulkanik (terbentuk akibat letusan gunung berapi), tanah laterit (tanah yang kehilangan kesuburan), tanah mediteran (dari proses pelapukan batuan kapur), tanah organosol (dari pelapukan tumbuhan rawa), tanah andosol (berwarna hitam yang mengandung mineral dan bahan organik yang tinggi), dan tanah entisol (seperti tanah vulkanik).

Unsur hara dalam tanah antara lain nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Selain itu ada besi, mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan klor. Menurut penelitian, zat-zat dalam tanah dan tubuh manusia memang sama: zat besi, kalsium, oksigen, natrium, kalium, magnesium, hidrogen, klorin, yodium, mangan, timah, fosfor, karbon, seng, sulfur, dan nitrogen.

Jadi, manusia itu tumbuh atau bahasa Jawanya, ‘tokol’ ya dari bumi ini. Sama seperti binatang-binatang yang lain dan tumbuhan, itu ya ‘meletek teko bumi iki’. Tumbuh dari bumi ini. Bumi ini memang seperti bibit benih yang menumbuhkan hewan dan tumbuhan. Termasuk menumbuhkan manusia. Maka, Adam itu tidak jatuh dari langit. Adam ‘tokol’ dari bumi ini. Sejak awal, surganya (jannah—kebun) Adam itu, ya di bumi ini. Ayat-ayat berikut menunjukkan kepada kita.

QS. Nuh[71]: 17—20
وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا
17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari bumi dengan sebaik-baiknya.

ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا
18. Kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam bumi dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا
19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan.

لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا
20. Supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.

QS. Thaha[20]: 55
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.

Begitu dulu. Semoga ada manfaatnya. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...