—Saiful Islam—
“Adam itu tidak jatuh dari langit.
Adam, itu ya ‘tokol’ dari bumi ini…”
Membahas jin, tak bisa lepas dari
bahasan tentang iblis. Karena jin dari api. Begitu juga iblis, dari api.
Bahasan jin ini, pasti terkait dengan tentang kualitas diri seseorang. Yang digambarkan
dengan al-ins. Allah pun sering menyandingkan al-jinn dengan al-ins
itu. Lalu, juga ada kaitannya dengan setan. Karena Allah menyebut frase setan-setan
al-ins dan al-jinn.
Dan kalau kita melihat ‘dialog’
antara Allah dengan iblis kemarin, disitu juga kita temukan hubungan. Yakni antara
iblis yang terbuat dari api, dan Adam yang terbuat dari tanah. Iblis merasa
gengsi untuk bersujud (hormat) kepada Adam. Meskipun perintah sujud itu
langsung dari Allah. Karena menurut Iblis, dia terbuat dari api. Sedangkan Adam,
materialnya adalah tanah. Iblis merasa api lebih keren daripada tanah. Luar
biasa, gengsinya iblis sampai membuatnya berani melanggar Allah.
Kemarin sekilas sudah saya
ceritakan. Api lebih keren dari tanah, itu opini Iblis. Sangat subjektif. Allah
tidak pernah menyatakan api lebih baik dari tanah. Bahkan kalau melihat
konteksnya, Adam lebih keren dari Iblis, itu bukan karena materialnya itu. Tapi
karena tiupan ruh, yang ruh tersebut langsung dari Allah. “Dan aku tiupkan
kepadanya (Adam) dari ruh-Ku,” kata Allah (QS.15:29). Karenanya, Adam
menjadi ‘ketularan sifat-sifat Allah’.
Rasanya menarik, kalau kita
mengelaborasi lebih detil material Adam yang terbuat dari tanah itu. Yang
menjadi alasan Iblis untuk tidak mau hormat kepada Adam. Al Qur’an menyebut
memang kita ini dari tanah. Min Thiiin (misalnya QS.6:2; 7:12; 32:7;
38:71). Dari saripati tanah, min sulaalatin min thiin (32:12). Dari
tanah liat, min thiin laazib (37:11). Dari tanah debu, min turob
(3:59; 30:20; 35:11; 40:67). Dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam, min sholshoolin min hamain masnuun (15:26,28,33). Dari tanah/bumi
(QS.20:55; 71:17). Dan dari tanah kering seperti tembikar (55:14).
Tanah adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan
dengan bantuan organisme. Lantas membentuk tubuh unik (solum) yang menutupi
batuan. Pedogenesis, adalah istilah untuk proses pembentukan tanah ini. Proses
tersebut membentuk lapisan-lapisan tanah yang dikenal dengan horizon tanah. Setiap
lapisan menggambarkan asal dan proses fisika, kimia, dan biologi yang telah
dilalui tubuh tanah itu.
Tubuh tanah itu terbentuk dari
campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik (tanah mineral) terbentuk
dari batuan. Sehingga mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk
dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Warna tanah organik itu hitam. Tanah
ini pembentuk utama lahan gambut yang bakal menjadi batu bara. Keasaman tanah
ini tinggi, sebab mengandung beberapa asam organik hasil pembusukan
(dekomposisi) berbagai bahan organik. Tanah ini juga miskin mineral.
Adapun tanah non-organik, itu
didominasi oleh mineral. Dan mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur
tanah seperti ini ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah. Yaitu
pasir, lanau (debu), dan lempung.
Warna tanah yang disebut misalnya QS.15.26
adalah hitam. Warna tanah memang bervariasi. Ada yang hitam kelam, coklat,
merah bata, jingga, kuning, sampai putih. Tanah yang berwarna hitam atau gelap,
memang sering menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi. Karena pelapukan
vegetasi atau proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap ini, bisa juga
karena kandungan mangan, belerang, dan nitrogen.
Berdasar proses terbentuknya, ada
tanah humus. Ada tanah pasir, tanah aluvial (dari pengendapan lumpur sungai),
tanah podzolit (di daerah pegunungan), tanah vulkanik (terbentuk akibat letusan
gunung berapi), tanah laterit (tanah yang kehilangan kesuburan), tanah
mediteran (dari proses pelapukan batuan kapur), tanah organosol (dari pelapukan
tumbuhan rawa), tanah andosol (berwarna hitam yang mengandung mineral dan bahan
organik yang tinggi), dan tanah entisol (seperti tanah vulkanik).
Unsur hara dalam tanah antara lain
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Selain itu ada besi,
mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan klor. Menurut penelitian, zat-zat
dalam tanah dan tubuh manusia memang sama: zat besi, kalsium, oksigen, natrium,
kalium, magnesium, hidrogen, klorin, yodium, mangan, timah, fosfor, karbon,
seng, sulfur, dan nitrogen.
Jadi, manusia itu tumbuh atau
bahasa Jawanya, ‘tokol’ ya dari bumi ini. Sama seperti binatang-binatang
yang lain dan tumbuhan, itu ya ‘meletek teko bumi iki’. Tumbuh dari bumi
ini. Bumi ini memang seperti bibit benih yang menumbuhkan hewan dan tumbuhan. Termasuk
menumbuhkan manusia. Maka, Adam itu tidak jatuh dari langit. Adam ‘tokol’
dari bumi ini. Sejak awal, surganya (jannah—kebun) Adam itu, ya di bumi
ini. Ayat-ayat berikut menunjukkan kepada kita.
QS. Nuh[71]: 17—20
وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ
مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا
17. Dan Allah menumbuhkan kamu
dari bumi dengan sebaik-baiknya.
ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا
وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا
18. Kemudian Dia mengambalikan kamu
ke dalam bumi dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan
sebenar-benarnya.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ
بِسَاطًا
19. Dan Allah menjadikan bumi
untukmu sebagai hamparan.
لِتَسْلُكُوا مِنْهَا
سُبُلًا فِجَاجًا
20. Supaya kamu menjalani jalan-jalan
yang luas di bumi itu.
QS. Thaha[20]: 55
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ
وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Dari bumi itulah Kami menjadikan
kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu
dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.
Begitu dulu. Semoga ada manfaatnya.
Bersambung, insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar