Minggu, 23 Juni 2019

SEBAB AKIBAT SIHIR


—Saiful Islam—

“Deddy Corbuzier misalnya. Memang tujuannya adalah “mengelabui” penonton. Makanya, Jum’at kemarin dia masuk Islam. Hehehe…”

Kira-kira lima atau enam tahun yang lalu, kawan karib saya datang dari Madura. Santri taat. Ia menginap di rumah kami, di Surabaya. Pukul enam pagi, saya ajak ke pasar. Kebetulan di pasar ini ada pesulap yang berjualan alat atau trik sulapnya. Pesulap ini meremas-remas kain juga putung rokok, dan tiba-tiba hilang. Anehnya, dia bisa menghadirkan lagi kain dan potong rokok itu dari mulutnya. Wow! Surprised!! Selain itu, pesulap itu hanya menggoyangkan uang yang ada di tangannya. Tiba-tiba dua ribu rupiah, menjadi lima ribu. Menjadi sepuluh ribu. Menjadi dua puluh ribu. Lima puluh ribu. Dan seterusnya sampai bertumpuk-tumpuk. Amazing!!!

Kawan saya itu penasaran sekali. Dia amat yakin bahwa itu ulah Jin. Atau bantuan setan. “Itu ada triknya, Kawan,” kata saya padanya. Dia tidak percaya. Malah semakin penasaran. Dan memutuskan untuk membeli. Sebagaimana janjinya, dengan membeli, pesulap ini akan memberi tahu triknya. Atau memberi alatnya. Secara privat. Langsung di tempat itu. Dan benar, setelah tahu alatnya, triknya, sebab-akibatnya, kawan saya ini kecewa ketika kembali ke rumah kami. Alat itu seperti tutup pulpen yang dibentuk seperti jari jempol tangan orang dewasa. Kain dan putung rokok tadi dia masukkan ke dalamnya.

……………………....

Makna sihir versi KBBI tidak bisa digunakan untuk memahami sihir yang terkait dengan teologi Islam. Tidak bisa juga hanya berdasar “katanya dan katanya” di masyarakat Jawa—Madura misalnya. Beda konteksnya. Kita harus memahami sihir itu dari ayat-ayat Al Qur’an. Baik teks maupun konteksnya. Serta dari sumber-sumber Arab yang valid. Salah satunya kamus Arab. Seperti Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an dan Lisan al-‘Arab.

Mari kita perhatikan lagi makna sihir versi Arabnya.

كلّ أمر يخفى سببُه ، ويُتخيّل على غير حقيقته ، ويجري مجرى التمويه والخداع ، إخراج الباطل في صورة الحقّ ، استخدام القوى الخارقة بواسطة الأرواح
Sihir adalah apapun yang tersembunyi sebabnya, terbayang sesuatu yang bukan sebenarnya, posisinya adalah tipuan; menampakkan kedustaan yang seolah-olah kebenaran; menggunakan kekuatan luar biasa dengan perantara roh-roh.

Perhatikan sekali lagi kalimat, “terbayang sesuatu yang bukan sebenarnya”. Jadi hanya terbayang. Terbayang apa? Terbayang sesuatu yang luar biasa. Magic. Yang membuat kita berdecak kagum, “Kok bisa ya?”. Padahal kalau kita ketahui trik-triknya, tiba-tiba saja berubah dalam benak kita, “Ealah. Ngono ta tibak e,” kata orang Surabaya. “Perak ngak rea,” kata kawan Madura. “Tibiane mong gedigu,” ucap orang Oseng Banyuwangi.

Perhatikan juga kalimat, “posisinya adalah tipuan”. Jelas sekali, tipuan. Ya, tipuan. Jadi sihir itu memang tipuan. Sekali lagi, sudah jelas tipuan. La kok di masyarakat justru sihir itu dianggap sampai diyakini sesuatu yang luar biasa. Yang hebat. Yang benar-benar terjadi. Malah dibumbu-bumbui, “perantara Jin, punya asisten Jin, kerja sama dengan Jin, perbuatan Jin,” dan semisalnya.

Cermati juga kalimat, “menampakkan kedustaan yang seolah-olah kebenaran”. Jadi kebenaran yang dihebat-hebatkan masyarakat itu hanya seolah-olah. Cuma terbayang. Diyakini tanpa verifikasi. Aslinya apa? Kedustaan. Ya, kedustaan. “Apos,” orang Oseng Banyuwangi bilang. “Mbojok,” kata Arek Suroboyo. “Lecek,” jika diucapkan oleh kacong-cebing Madura.

Barulah kalimat ini yang menjadi masalah, “menggunakan kekuatan luar biasa dengan perantara roh-roh”. Roh-roh di sini tentu bukan sosok-sosok makhluk halus. Kata arwah itu bentuk plural dari ruuh. Al Qur’an tidak pernah menyebut arwah itu untuk makhluk halus. Tapi untuk ruh yang masuk pada makhluk hidup seperti manusia, Al Qur’an disebut ruh (42:52), dan ruh al-quds (16:102) untuk Malaikat Jibril.

Tidak ada dalam Al Qur’an frase ruh Jin, ruh setan, atau ruh Iblis! Tidak ada!! “Menggunakan kekuatan luar biasa dengan perantara roh-roh,” adalah keyakinan khas masyarakat primitif animisme—dinamisme yang sangat ditentang oleh Al Qu’ran. Tidak ada kekuatan dari roh-roh. Kekuatan itu hanya dari Allah. Bisa lewat Malaikat.

Sekarang definisi berikutnya.

لَمْ يَكُنْ ما جاءَ بِهِ إلا سِحْراً : كُلُّ أَمْرٍ أوْ عَمَلٍ يُزْعَمُ أنَّهُ خَارِقٌ للعَادَةِ وَالطَّبِيعَةِ وَلاَ يُعْرَفُ سَبَبُهُ وَيُقْصَدُ بِهِ التَّمْوِيهُ وَالخِدَاعُ
Yang dilakukannya tidak lain adalah sihir. Maksudnya adalah setiap sesuatu atau pekerjaan yang dianggap keluar dari kebiasaan atau hukum alam, tidak diketahui sebabnya, dengan tujuan menipu atau memperdayakan.

Tidak ada yang keluar dari hukum alam. Sunnatullah. Allah sudah mengatur mekanisme alam semesta ini dengan sunnatullah. Dengan sistem. Sehingga berjalan teratur sekaligus indah. Tidak liar. Setiap sesuatu selalu ada sebab akibatnya. Karenanya, Allah memerintahkan kita untuk mengambil ibrah (pelajaran) darinya. “Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnatullah. Dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnatullah itu,” (35:43).

“Tidak diketahui sebabnya, dengan tujuan menipu atau memperdayakan,” ini adalah supalan. Tukang sulap memang berusaha keras aksinya itu tidak diketahui sebabnya. Disembunyikan triknya. Menyembunyikan sebab, adalah tujuan utamanya. Supaya aksinya terkesan amazing. Ajaib. Luar biasa. Semua pesulap atau magician, seperti Deddy Corbuzier misalnya, memang tujuannya adalah “mengelabui” penonton. Makanya, Jum’at kemarin dia masuk Islam. Hehehe.

Deddy ini orang cerdas. Sebelum masuk Islam itu, sering saya menonton videonya di YouTube. Dia adalah magician yang hebat. Keluarganya multi religi. Seandainya dia memang bisa bersekutu dengan Jin, pastilah dia tidak akan mau kerja capek-capek jadi presenter, fitness trainer, actor, atau YouTuber. Tidak akan nge-gym untuk membentuk otot-ototnya. Tidak akan mau masuk Islam. Kenapa? Dia bisa kaya raya, bisa terkenal, bisa sakti, cukup dengan perantara Jin-Jinnya. Right?!

Di situ dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...