Senin, 24 Juni 2019

SIHIR ERA MILLENIAL


—Saiful Islam—

“Punya mulut ini, seperti kita sedang memelihara singa…”

Taurat, Injil, dan Al Qur’an ini disebut sihir. Bukan Allah yang menyebut. Biasanya, penyebutan itu dilakukan oleh musuh-musuh para Nabi. Kaum Nabi Musa menyebut beliau sebagai ahli sihir. Kaum Nabi Isa, juga begitu. Menyebut beliau sebagai penyihir. Para kafir Quraisy, pun demikian. Melabeli Nabi sebagai orang yang punya sihir. Memang kata sihir dalam kamus-kamus Arab, maupun ayat-ayat Al Qur’an selalu berkonteks negatif.

Bahkan semua Rasul yang 25 itu, disebut penyihir oleh kaumnya masing-masing yang kafir. Firman Allah yang berupa kitab-kitab tersebut mereka yakini sebagai menipu belaka. Dusta. Memperdaya. Sesuai makna asal kata sihir itu. Mereka tahu dan merasakan bahwa kalimat-kalimat Allah yang diucapkan para Nabi itu berdampak. Pengaruh yang mengagumkan.

QS. Al-Dzariyat[51]: 52
كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Demikianlah tidak seorang Rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka (kaumnya) mengatakan: "Dia adalah seorang penyihir atau seorang gila."

QS. Al-Ahqaf[46]: 7
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran itu saat datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata.”

QS. Al-An’am[6]: 7
وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."

Fir’aun, lawan Nabi Musa, itu melabeli Nabi Musa sebagai penyihir. Ya, karena ayat-ayat Allah yang beliau sampaikan.

QS. Al-Zukhruf[43]: 49
وَقَالُوا يَا أَيُّهَ السَّاحِرُ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ إِنَّنَا لَمُهْتَدُونَ
Dan mereka berkata: "Hai ahli sihir. Berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.

QS. Al-Dzariya[51]: 39
فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Maka Dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila."

Yang dimaksud dengan ayat atau ayat-ayat di bawah ini, ya firman Allah. Bukan mukjizat yang dianggap magic (tanpa sebab akibat) sebagaimana yang sering diterjemahkan. Jelas sekali, ayat. Jika konteksnya adalah Nabi Musa, maka ayat yang dimaksud adalah Taurat atau bagian dari Taurat. Apalagi ada kalimat kaumnya itu jelas berkata, “Kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu…”

QS. Al-Qomar[54]: 2
وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ
Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu ayat, mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus.”

QS. Al-Qashash[28]: 36
فَلَمَّا جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ
Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) ayat-ayat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat. Dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu".

Mereka menyebut Suhuf Ibrahim sebagai sihir. Nabi Ibrahim dicap sebagai tukang sihir atau penyihir.

QS. Al-Zukhruf[43]: 30
وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ
Dan tatkala kebenaran (Suhuf Ibrahim) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.”

Nabi Isa disebut penyihir. Karena beliau mengajarkan firman Allah Injil, yang juga mereka sebut sihir.

QS. Al-Maidah[5]: 110
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَىٰ وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۖ وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; Dan (ingatlah) di waktu aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil,. Dan (ingatlah pula) di saat kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di kala kamu mengeluarkan orang mati dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".

Al Qur’an mereka sebut sebagai sihir. Karenanya Nabi Muhammad lantas mereka sebut sebagai penyihir.

QS. Shad[38]: 4
وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.”

QS. Saba’[34]: 43
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا رَجُلٌ يُرِيدُ أَنْ يَصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُكُمْ وَقَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا إِفْكٌ مُفْتَرًى ۚ وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata: "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu." Mereka juga berkata: "(Al Qur’an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja.”Serta orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

QS. Al-Qashash[28]: 48
فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا لَوْلَا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَىٰ ۚ أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran (Al Qur’an) dari sisi Kami, me- reka berkata: "Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?" Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu telah berkata: "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang saling membantu.” Dan mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu.”

Jadi sihir itu adalah tuduhan orang-orang yang ingkar kepada firman-firman Allah yang disampaikan oleh para Rasul yang tulus itu. Dijawab oleh Allah bahwa merekalah sejatinya penyihir itu. Tipu-tipu mereka, hoax-hoax, dusta, bohong, adu domba, ghibah, fitnah, hinaan, cacian, makian, bullying, ujaran kebencian, pengingkaran tanpa ilmu, kata-kata kotor, dan kalimat-kalimat negatif merekalah yang sejatinya sihir itu.

Sebaliknya. Firman-firman Allah adalah al-haq. Al Qur’an adalah kebenaran. Ia bisa menyembuhkan. Kalimat-kalimatnya penuh dengan motivasi dan inspirasi pada kebaikan. Samudra ibrah. Yang memberi pengharapan. Yang mencerahkan. Yang membangkitkan semangat dan gairah kebaikan, perbaikan dan prestasi. Yang mencahayai. Yang menghidupkan akal-akal, jiwa-jiwa, dan hati yang sakit. Bahkan yang sudah mati.

SAMBUTLAH seruan Allah dan Rasul-Nya, ketika mengajakmu pada sesuatu yang MENGHIDUPKANMU… (8:24)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...